Konten dari Pengguna

Guyub Rukun Kehidupan Nelayan di Pantai Baru

Kun Rizki P
Diplomat - Sesdilu SA75ET. Penulis insidental untuk isu kasual dan formal
20 November 2023 7:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kun Rizki P tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Barisan pohon cemara udang di Pantai Baru, DIY (foto: koleksi pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Barisan pohon cemara udang di Pantai Baru, DIY (foto: koleksi pribadi)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ketika mendengar kata pantai di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), terbersit kenangan saya ketika kecil bermain di Pantai Parangtritis, Pantai Krakal, dan Pantai Baron. Ya, Yogyakarta memang terkenal dengan pantai-pantai yang mahsyur dikunjungi wisatawan. Di sepanjang 113 kilometer garis Pantai Selatan Yogyakarta, tersimpan banyak sekali hidden gems wisata pantai yang dapat dikunjungi.
ADVERTISEMENT
Namun ternyata pantai di DIY tidak melulu soal wisata. Pantai Yogyakarta juga menyimpan potensi perikanan yang luar biasa. Hal itu saya ketahui saat berada di Pantai Baru, Kabupaten Bantul, sebagai bagian dari kunjungan lapangan (kunlap) Diklat Sesdilu Kemenlu pada 15 November 2023 lalu.
Pantai Baru relatif "baru" karena diresmikan pada tahun 2010. Pantai ini terkenal dengan rerimbunan cemara udang dan hamparan pasir hitamnya. Di tepi pantai, banyak warung makan yang menyajikan hidangan dari hasil laut yang dijamin fresh karena ditangkap oleh nelayan di hari yang sama.
Nelayan di kawasan Pantai Baru memang masih tradisional karena menggunakan perahu kecil dengan mesin tempel dan peralatan yang sederhana. Namun hal tersebut tidak menyurutkan semangat nelayan Pantai Baru untuk maju. Saya merasakan sendiri tingginya solidaritas dan kekompakan mereka di tengah berbagai keterbatasan yang ada.
ADVERTISEMENT

Gotong Royong Nelayan Pantai Baru

Saya terkesima dengan guyub dan gotong royong yang dilakukan oleh nelayan di Pantai Baru. Suyanto, Ketua DPC Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Bantul, bercerita bahwa masyarakat di Pantai Baru memiliki komunitas yang kuat dan terorganisir. Pembagian tugas antar anggota jelas. Proses advokasi oleh komunitas dan kolaborasi dengan Pemerintah Daerah juga berjalan baik.
Suyanto, Ketua HSNI Bantul, menjelaskan kehidupan nelayan di Pantai Baru (foto: koleksi pribadi)
Para nelayan tradisional di Pantai Baru memiliki perhatian terhadap faktor keamanan yang tinggi. Hal ini terlihat dari telah adanya kesadaran mengenai keselamatan melaut dengan penggunaan pelampung bagi nelayan dan sistem gotong royong untuk saling membantu antar nelayan ketika akan pergi dan pulang melaut.
Ombak di Pantai Selatan Yogyakarta memang terkenal besar dan ganas. Ibarat pesawat, risiko terbesar dihadapi nelayan dengan melawan ombak ketika “take-off” dari pinggir pantai menuju ke tengah laut dan juga “landing” dari tengah laut menuju ke bibir pantai.
ADVERTISEMENT
Untuk mengatasi risiko ini, komunitas nelayan di Pantai Baru telah memiliki jejaring komunikasi yang mengabarkan ketika kapal akan melaut atau bersandar. Saat kapal akan melaut, kapal tersebut secara bergotong royong akan didorong ke laut . Hal sebaliknya terjadi saat kapal akan bersandar yang juga secara gotong royong ditarik ke darat.
Komunitas ini juga berfungsi untuk saling mengingatkan agar nelayan mempersiapkan pelampung untuk mengurangi kecelakaan yang fatal saat melaut. Tim SAR dengan kapalnya juga siap sedia untuk menolong seandainya terjadi kecelakaan.
Perahu tim SAR di Pantai Baru dukungan dari Pemda DIY (foto: koleksi pribadi)
Selain itu, terdapat iuran komunitas yang dananya digunakan untuk pembangunan kawasan Pantai Baru. Iuran tersebut juga digunakan untuk upah pendorong kapal dan peningkatan kesejahteraan anggota komunitas. Iuran diperoleh dari menyisihkan hasil penjualan ikan dan dikelola secara swadaya.
ADVERTISEMENT
Pemerintah DIY sangat mendukung perkembangan perikanan tangkap di DIY. Hal tersebut terbukti dengan penyusunan aturan dan pemberian fasilitas yang mendukung pengembangan potensi nelayan. Salah satu aturan yang telah diterbitkan yaitu Peraturan Daerah (PERDA) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 6 Tahun 2022 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan, Pembudidaya Ikan, dan Petambak Garam.

Belajar dari Nelayan Pantai Baru

Saya belajar banyak dari para nelayan di Pantai Baru. Keakraban dan prinsip komunal kuat terasa di sini. Saya melihat sendiri bagaimana masyarakat Pantai Baru saling mengenal baik dan akrab satu sama lain. Tidak terlihat ada kesenjangan dan perbedaan antara pemilik kapal, nelayan, penjual warung makan, hingga pendorong kapal.
Kepedulian antara satu sama lain juga terlihat dari cara mereka dalam saling menjaga. Organisasi sederhana berupa pembagian peran antar individu guna mencapai tujuan bersama, menangkap ikan di laut.
ADVERTISEMENT
Kepedulian itu juga tercermin dengan dukungan mereka terhadap manusia di belahan bumi lain, di Palestina. Bendera Palestina berkibar di kapal-kapal nelayan sebagai bentuk solidaritas kemanusiaan.
Bendera Palestina dikibarkan sebagai bentuk solidaritas nelayan Pantai Baru (foto: koleksi pribadi)
Perasaan ini semakin jarang saya temui di Ibu Kota dengan hiruk pikuknya dan rasa individualistis warganya tinggi. Prinsip gotong royong dan suasana guyub perlu dihadirkan kembali di kota besar seperti Jakarta.
Terima kasih banyak nelayan Pantai Baru. Saya belajar banyak dari kalian. (KRP)