Konten dari Pengguna

Menjadi Pemimpin yang Lebih Baik dengan Berkomunikasi secara Lebih Asertif

Kundiharto
CEO JVM # Chairman of HIPMI BPC Banyumas # Vice Chairman of KADIN Kab Banyumas # School Committee
2 Oktober 2023 8:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kundiharto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Leadership - Foto oleh Miguel Á. Padriñán - Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Leadership - Foto oleh Miguel Á. Padriñán - Pexels
ADVERTISEMENT
Ketika seseorang berbicara mengenai kepemimpinan, banyak aspek yang muncul di benak kita, salah satunya adalah kemampuan berkomunikasi. Dalam dunia kepemimpinan, komunikasi asertif sering kali menjadi kunci sukses dalam memimpin tim atau organisasi. Namun, apa sih yang dimaksud dengan komunikasi asertif dan bagaimana cara membedakannya dengan gaya komunikasi lainnya?
ADVERTISEMENT

Definisi Komunikasi Asertif dan Mengapa Hal Tersebut Penting Bagi Pemimpin:

Komunikasi asertif adalah gaya komunikasi di mana seseorang dapat menyampaikan pendapat, kebutuhan, dan perasaannya dengan jelas, tegas, dan langsung, tanpa merendahkan atau menyinggung orang lain. Dengan kata lain, ini adalah cara berkomunikasi yang seimbang, di mana seseorang tidak terlalu pasif dan tidak juga terlalu agresif.
Bagi pemimpin, kemampuan untuk berkomunikasi secara asertif adalah esensial. Mengapa? Karena pemimpin yang asertif mampu memimpin dengan lebih efektif. Mereka dapat menyampaikan visi, misi, dan tujuan dengan jelas kepada timnya, sekaligus memahami dan mendengarkan kebutuhan serta pendapat dari anggota timnya. Selain itu, dengan komunikasi asertif, pemimpin dapat menentukan batasan yang jelas, mengambil keputusan yang tepat, dan membangun hubungan kerja yang sehat berdasarkan saling menghormati.
ADVERTISEMENT
Komunikasi di pekerjaan - Image Source - Pexels

Perbedaan Antara Komunikasi Asertif, Pasif, dan Agresif:

Untuk memahami lebih dalam mengenai komunikasi asertif, penting bagi kita untuk mengetahui perbedaannya dengan gaya komunikasi lainnya, yakni pasif dan agresif.
ADVERTISEMENT
Dengan memahami perbedaan antara ketiga gaya komunikasi tersebut, pemimpin dapat lebih efektif dalam berinteraksi dengan timnya dan mencapai tujuan organisasi dengan lebih efisien.
Menjadi pemimpin yang efektif membutuhkan berbagai kemampuan, dan salah satu kemampuan kunci yang harus dimiliki adalah kemampuan untuk berkomunikasi secara asertif. Dengan memahami dan menerapkan komunikasi asertif, pemimpin dapat memimpin timnya dengan lebih baik dan menciptakan lingkungan kerja yang positif dan produktif.
Komunikasi Pemimpin - Foto oleh August de Richelieu: Pexels

Pentingnya Komunikasi Asertif dalam Kepemimpinan

Dalam peta besar dunia korporasi dan organisasi, kepemimpinan menjadi salah satu pilar yang memegang peranan penting dalam menentukan keberhasilan sebuah tim atau perusahaan. Pemimpin yang baik bukan hanya mereka yang memiliki visi atau mampu mengambil keputusan strategis, tetapi juga mereka yang mampu berkomunikasi dengan timnya dengan cara yang paling efektif. Di sinilah peranan komunikasi asertif menjadi sangat vital.
ADVERTISEMENT

Membangun Kepercayaan dan Kredibilitas di Antara Anggota Tim

Salah satu elemen terpenting dalam sebuah tim adalah kepercayaan. Tanpa adanya kepercayaan, akan sulit bagi tim untuk bergerak maju dan mencapai tujuan bersama. Ketika pemimpin mampu berkomunikasi dengan asertif, ia secara tidak langsung menanam benih kepercayaan di antara anggota timnya. Komunikasi asertif menunjukkan bahwa pemimpin tersebut yakin dengan apa yang ia sampaikan, tetapi juga terbuka dengan pendapat dan masukan dari anggota timnya. Hal ini menciptakan atmosfer yang transparan dan adil, di mana setiap anggota tim merasa dihargai dan diberdayakan. Seiring berjalannya waktu, ini akan membangun kredibilitas pemimpin di mata timnya.

Menghindari Salah Paham dan Konflik Internal

Salah paham dalam komunikasi seringkali menjadi sumber konflik internal di banyak tim atau organisasi. Pesan yang tidak disampaikan dengan jelas atau interpretasi yang salah dari pesan tersebut bisa menyebabkan ketidakpastian dan ketegangan. Dengan komunikasi asertif, pemimpin menyampaikan informasi dengan jelas, tegas, dan langsung. Ini membantu memastikan bahwa pesan yang ingin disampaikan diterima dengan benar dan tidak ada ruang bagi salah paham. Ketika setiap anggota tim memiliki pemahaman yang sama mengenai tugas, tujuan, dan harapan, risiko konflik internal dapat diminimalisir.
ADVERTISEMENT

Menentukan Batasan dengan Jelas

Setiap organisasi memiliki aturan, norma, dan batasan yang harus dihormati oleh semua anggota. Sebagai pemimpin, salah satu tugasnya adalah menetapkan dan mengomunikasikan batasan tersebut kepada timnya. Komunikasi asertif memungkinkan pemimpin untuk menetapkan batasan dengan jelas tanpa terkesan mendominasi atau menekan. Dengan cara ini, anggota tim dapat memahami apa yang diharapkan dari mereka dan di mana batasannya, sehingga mereka dapat bekerja dengan lebih efisien dan produktif.
Komunikasi asertif bukanlah sekadar teknik berbicara, melainkan keterampilan vital yang harus dimiliki oleh setiap pemimpin yang ingin berhasil. Dengan memahami dan menerapkan prinsip-prinsip komunikasi asertif, pemimpin tidak hanya memperkuat hubungan internal tim, tetapi juga memastikan pencapaian tujuan organisasi dengan lebih efektif dan harmonis.
Komunikasi di tempat kerja - Foto oleh fauxels: Pexels

Teknik-teknik Berkomunikasi dengan Asertif

Dalam dunia komunikasi, cara kita menyampaikan pesan seringkali sama pentingnya dengan apa yang ingin kita sampaikan. Untuk mencapai hasil yang efektif dan meminimalisir kesalahpahaman, penting bagi kita untuk mengetahui dan menerapkan teknik-teknik berkomunikasi dengan asertif. Berikut adalah beberapa teknik yang bisa Anda terapkan untuk meningkatkan kualitas komunikasi Anda:
ADVERTISEMENT

Menggunakan "Saya" daripada "Kamu" saat menyampaikan pendapat atau kebutuhan:

Dalam konteks komunikasi, kata-kata yang kita pilih memainkan peranan penting dalam menentukan bagaimana pesan kita diterima oleh orang lain. Salah satu prinsip dasar komunikasi asertif adalah penggunaan pernyataan yang berbasis pada "saya" daripada "kamu". Mari kita telusuri lebih dalam mengapa hal ini penting dan bagaimana cara penerapannya.
Latar Belakang:
Ketika kita menggunakan kata "kamu" dalam menyampaikan pendapat atau kebutuhan, terutama dalam situasi yang sarat emosi atau konflik, hal ini dapat dengan mudah diterjemahkan sebagai tuduhan atau penyalahan. Sebagai contoh, ketika seseorang berkata, "Kamu selalu lupa menyelesaikan tugas," pesan yang diterima oleh penerima mungkin adalah mereka dituduh atau disalahkan.
Sebaliknya, dengan menggunakan pernyataan berbasis "saya", kita menyampaikan perasaan, pendapat, atau kebutuhan kita tanpa menempatkan kesalahan pada orang lain. Hal ini mengurangi potensi pertahanan dan memungkinkan ruang untuk dialog yang lebih konstruktif.
ADVERTISEMENT
Manfaat Menggunakan Pernyataan Berbasis "Saya":
Contoh Penerapan:
ADVERTISEMENT
Pilihan kata memang memiliki dampak signifikan dalam komunikasi kita. Dengan mengadopsi pendekatan yang berfokus pada "saya" daripada "kamu", kita tidak hanya menghindari potensi konflik tetapi juga membangun jembatan komunikasi yang lebih sehat dan konstruktif. Ini adalah langkah kecil dalam berbicara yang dapat memiliki dampak besar dalam kualitas hubungan dan interaksi kita sehari-hari.
Mendengarkan - Foto dari Pexels

Mendengarkan dengan Empati dan Responsif:

Dalam labirin kompleks komunikasi manusia, mendengarkan dengan empati dan responsif adalah salah satu keterampilan paling berharga yang dapat dimiliki seseorang. Empati bukan hanya tentang mendengarkan dengan telinga kita, tetapi juga dengan hati kita, sedangkan responsif mengacu pada kemampuan kita untuk merespon dengan tepat dan peka terhadap apa yang kita dengar. Mari kita jelajahi konsep ini lebih dalam.
ADVERTISEMENT

Mengapa Mendengarkan dengan Empati Penting?

Dalam komunikasi sehari-hari, seringkali kita mendengarkan dengan tujuan untuk merespons atau memberikan solusi, bukan untuk benar-benar memahami. Kita mungkin memotong percakapan, menyelesaikan kalimat orang lain, atau bahkan memikirkan apa yang ingin kita katakan selanjutnya. Empati memerlukan kita untuk mengesampingkan semua itu dan benar-benar fokus pada pembicara, berusaha memahami perasaan dan pandangan mereka.

Karakteristik Mendengarkan dengan Empati:

ADVERTISEMENT

Manfaat Mendengarkan dengan Empati dan Responsif:

Mendengarkan dengan empati dan responsif adalah seni dan keterampilan yang memerlukan latihan. Namun, dengan komitmen untuk mengembangkannya, kita dapat menjadikannya bagian integral dari cara kita berinteraksi dengan dunia. Dalam prosesnya, kita tidak hanya memperdalam hubungan kita dengan orang lain tetapi juga memperkaya pengalaman hidup kita sendiri.
Mengajukan pertanyaan - Foto dari Pexels

Mengajukan Pertanyaan Terbuka untuk Memperoleh Feedback

Komunikasi yang efektif tidak hanya melibatkan kemampuan berbicara dengan baik tetapi juga kemampuan mendengarkan dengan penuh perhatian. Salah satu cara untuk mendengarkan secara aktif dan memperdalam percakapan adalah dengan mengajukan pertanyaan terbuka. Dengan cara ini, Anda tidak hanya mendapatkan informasi yang lebih lengkap, tetapi juga mendorong interaksi yang lebih mendalam.
ADVERTISEMENT

Mengapa Pertanyaan Terbuka Penting?

Pertanyaan terbuka adalah alat yang ampuh dalam komunikasi karena:

Cara Mengajukan Pertanyaan Terbuka

ADVERTISEMENT

Contoh Pertanyaan Terbuka

Manfaat Mengajukan Pertanyaan Terbuka

Dalam dunia yang serba cepat ini, mengambil waktu untuk benar-benar mendengar dan memahami orang lain adalah sesuatu yang semakin langka. Dengan mengajukan pertanyaan terbuka, Anda mengambil langkah penting untuk meningkatkan kualitas komunikasi Anda dan memperkuat hubungan dengan orang lain. Dalam prosesnya, Anda mungkin menemukan bahwa Anda belajar sesuatu yang baru dan berharga setiap kali Anda bertanya.
Body Language - Foto oleh Karolina Grabowska - Pexels

Menjaga Kontak Mata dan Bahasa Tubuh yang Positif

Dalam dunia komunikasi, kata-kata mungkin membawa pesan, tetapi bahasa tubuh adalah penyampai cerita yang tak terkatakan. Bagaimana kita berdiri, gerakan tangan kita, ekspresi wajah kita, dan terutama kontak mata kita, semuanya memberikan pesan-pesan yang dapat menegaskan atau kontradiksi dengan apa yang kita katakan. Mari kita jelajahi pentingnya kontak mata dan bahasa tubuh positif dalam komunikasi asertif.
ADVERTISEMENT

Kontak Mata: Jendela Menuju Jiwa

Ketika Anda mempertahankan kontak mata dengan seseorang saat berbicara, Anda memberikan beberapa pesan yang kuat:

Bahasa Tubuh yang Positif: Mengirimkan Pesan yang Tepat

Bahasa tubuh mencakup semua gerakan dan sikap yang Anda buat, baik sadar maupun tidak. Berikut adalah beberapa elemen penting dari bahasa tubuh yang positif:
ADVERTISEMENT

Manfaat Menjaga Kontak Mata dan Bahasa Tubuh yang Positif

Ketika kita berkomunikasi, kita harus sadar bahwa kita tidak hanya berbicara dengan kata-kata kita, tetapi juga dengan seluruh tubuh kita. Menghargai kekuatan kontak mata dan bahasa tubuh dalam komunikasi asertif adalah langkah penting menuju menjadi komunikator yang lebih efektif dan pemimpin yang lebih kuat. Dengan sedikit kesadaran dan latihan, kita semua dapat meningkatkan cara kita berkomunikasi melalui bahasa tubuh kita.
Feedback - Foto oleh Markus Winkler - Pexels

Pentingnya Feedback dalam Komunikasi Asertif

Komunikasi asertif tidak hanya tentang bagaimana kita menyampaikan informasi, tetapi juga bagaimana kita menerima dan merespons feedback dari orang lain. Feedback adalah salah satu aspek kunci dalam proses komunikasi, dan memahami pentingnya feedback dalam komunikasi asertif bisa sangat berpengaruh dalam meningkatkan kualitas interaksi kita dengan orang lain.
ADVERTISEMENT

Menggunakan Teknik Pemberian Feedback yang Konstruktif

Menerima Kritik dengan Sikap Terbuka dan Tanpa Bersikap Defensif:

ADVERTISEMENT
Feedback adalah jembatan yang menghubungkan kesenjangan pemahaman dan meningkatkan kualitas komunikasi kita. Dengan memahami pentingnya feedback dalam komunikasi asertif, kita bisa meningkatkan hubungan kita, memperkuat tim kita, dan tumbuh sebagai individu. Feedback yang diberikan dengan empati dan diterima dengan pikiran terbuka dapat menjadi kunci sukses dalam banyak situasi, baik di tempat kerja maupun dalam kehidupan sehari-hari.
Challenge - Foto oleh Pixabay - Pexels

Menghadapi Tantangan dalam Berkomunikasi Secara Asertif

Komunikasi asertif memang memberikan banyak manfaat, tetapi tentunya bukan tanpa tantangannya. Menghadapi rintangan dan belajar bagaimana mengatasinya adalah bagian penting dari proses menjadi komunikator yang lebih baik. Mari kita bahas dua tantangan utama dalam berkomunikasi secara asertif dan bagaimana mengatasinya.

Mengidentifikasi dan Mengatasi Hambatan Komunikasi Asertif

ADVERTISEMENT

Cara Mengatasi Emosi Pribadi Saat Berkomunikasi, Seperti Rasa Takut atau Kecemasan

ADVERTISEMENT
Menghadapi tantangan dalam berkomunikasi secara asertif memang tak terhindarkan, namun dengan kesadaran, persiapan, dan latihan, kita dapat mengembangkan keterampilan komunikasi yang lebih efektif. Ingatlah bahwa menjadi komunikator yang asertif adalah perjalanan, bukan destinasi, dan setiap langkah yang Anda ambil menuju komunikasi yang lebih asertif adalah langkah ke arah membangun hubungan yang lebih sehat dan produktif.
Foto oleh George Dolgikh: Pexels

Latihan dan Pengembangan Kemampuan Komunikasi Asertif

ADVERTISEMENT
Dalam dunia yang semakin kompleks dan saling terhubung, kemampuan untuk berkomunikasi dengan jelas, percaya diri, dan dengan hormat adalah keterampilan yang sangat berharga. Untuk mengasah keterampilan komunikasi asertif, berbagai metode latihan dapat diaplikasikan. Selain itu, pelatihan dan seminar formal juga memberikan manfaat yang tak ternilai.

Metode-metode Latihan untuk Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Asertif

ADVERTISEMENT

Manfaat dari Pelatihan dan Seminar tentang Komunikasi Asertif:

Kemampuan untuk berkomunikasi dengan asertif bukanlah bakat bawaan, melainkan keterampilan yang dapat dipelajari dan dikembangkan. Melalui latihan yang konsisten, penerimaan feedback, dan pendidikan formal melalui seminar atau pelatihan, kita dapat meningkatkan kualitas komunikasi kita, memperkuat hubungan interpersonal, dan meningkatkan efektivitas kita baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional.
ADVERTISEMENT

Kesimpulan

Kemampuan berkomunikasi dengan asertif adalah salah satu aspek kunci dalam kepemimpinan yang efektif. Sebagai pemimpin, cara kita berinteraksi, menyampaikan ide, mendengarkan, dan merespons kritik dapat memiliki dampak signifikan pada dinamika tim, produktivitas, dan kepercayaan yang terbangun dalam suatu organisasi.
Namun, menjadi komunikator yang asertif bukanlah sesuatu yang terjadi dalam semalam. Seperti keterampilan lainnya, memerlukannya latihan dan refleksi yang konsisten. Dengan terus-menerus merefleksikan cara kita berkomunikasi dan berupaya meningkatkannya, kita tidak hanya memperbaiki hubungan interpersonal kita tetapi juga meningkatkan efektivitas kita sebagai pemimpin.
Kepada pembaca yang budiman, saya mengajak Anda untuk tidak hanya memahami teknik-teknik yang telah dibahas, tetapi juga menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari Anda dan lingkungan kerja. Setiap percakapan, setiap pertemuan, dan setiap interaksi adalah kesempatan untuk berlatih dan memperbaiki keterampilan komunikasi Anda. Dengan demikian, Anda tidak hanya meningkatkan diri Anda tetapi juga memberikan kontribusi positif kepada orang-orang di sekitar Anda.
ADVERTISEMENT
Mari kita ambil langkah tersebut bersama-sama, menuju dunia di mana komunikasi yang asertif, hormat, dan efektif menjadi norma, bukan pengecualian.
Sumber Referensi :
ADVERTISEMENT