Konten dari Pengguna

Andil Pembangunan Pertanian pada Turunnya Angka Kemiskinan

Kuntoro Boga
Pemerhati Ekonomi dan Kebijakan Pertanian
20 Januari 2019 22:48 WIB
clock
Diperbarui 15 Maret 2019 3:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kuntoro Boga tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Menteri Pertanian Amran Sulaiman saat bersama peternak. (Foto: Pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Pertanian Amran Sulaiman saat bersama peternak. (Foto: Pribadi)
ADVERTISEMENT
"Terima kasih sekali Bapak Menteri, Bapak Presiden, sudah dikasih bantuan. Terima kasih sekali. Enggak susah-susah amat sekarang. Bisa ngasih cucu ongkos sekolah. Enggak punya uang bisa jual telur. Terima kasih sekali."
ADVERTISEMENT
Berkali-kali lisan Cicih melirihkan ungkapan dan rasa terima kasih atas bantuan 50 ekor ayam kampung petelur unggul yang diterimanya sekira 6 bulan lalu.
Situs Kantor Berita Nasional Antara (Rabu, 16/1/2019) memuat, program bantuan ayam kampung dalam bentuk Day Old Chick (DOC) dari Kementerian Pertanian (Kementan) di Tasikmalaya, Jawa Barat, telah meningkatkan perekonomian masyarakat setempat. Cicih, buruh tani di Desa Kiarajangkung, Kec. Sukahening satu di antaranya.
Ayam bantuan yang dipelihara Cicih, mulai bertelur. Selain dimakan sendiri, telur-telur itu pun menghasilkan rupiah karena bisa dijual. "Yang kecil untuk makan cucu 3 orang sekolah SD. Yang besar kalau sudah banyak saya jual. Seminggu bisa dapat 30 telur, dijual ke Bumdes Rp 1.500 per butir,” ujar Cicih.
ADVERTISEMENT
Sebelum memelihara ayam kampung petelur unggul bantuan Kementan, pendapatan Cicih dan suaminya sebagai buruh tani tak menentu. Bergantung ada tidaknya orang yang meminta bantuan. Saat tidak ada lahan yang digarap, maka tak ada pendapatan.
Beginilah gambaran bagaimana salah satu program unggulan Kementan "Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera" (BEKERJA) membantu perekonomian Rumah Tangga Miskin (RTM) di pedesaan. Sejak diluncurkan, program BEKERJA memang bertujuan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat pedesaan.
Pada pelaksanaan tahun 2018 program BEKERJA menyasar 200 ribu Rumah Tangga Petani Miskin (RTM) yang tersebar di 10 provinsi. Waktu berlalu, tahun telah berganti. Adakah program ini menunjukkan hasil?
Data profil kemiskinan yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Selasa (15/1/2019) telah membantu menjawab pertanyaan di atas. Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada September 2018 mencapai 25,67 juta orang, yang merupakan 9,66 persen dari total penduduk Indonesia. Di mana 60 persen di antaranya berada di pedesaan (15,54 juta jiwa), dan 40 persen berada di perkotaan (10,13 juta jiwa). Ini berarti sejak September 2017, jumlah penduduk dengan kategori miskin sudah berkurang sebanyak 908,4 ribu jiwa.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman saat bersama peternak. (Foto: Pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Pertanian Amran Sulaiman saat bersama peternak. (Foto: Pribadi)
Penurunan Jumlah Penduduk Miskin Pedesaan Lebih Tinggi dari Perkotaan
ADVERTISEMENT
Sepanjang September 2017-September 2018, BPS mencatat penduduk miskin di pedesaan berkurang 770 ribu orang. Angka ini lebih tinggi dari penurunan jumlah penduduk miskin di perkotaan yang hanya berkurang 140 ribu orang.
Rata-rata upah buruh tani per hari pada September 2018 yang naik sebesar 2,07 persen dibanding Maret 2018, menjadi salah satu dari beberapa faktor yang memengaruhi tingkat kemiskinan selama periode Maret 2018-September 2018. Ditambah lagi secara riil upah buruh tani naik 1,6 persen.
Selain itu Nilai Tukar Petani (NTP) yang merupakan salah satu indikator kesejahteraan petani juga naik 1,21 persen dari Maret 2018. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) dan Nilai Tukar Petani (NTP) mencerminkan daya beli atau kesejahteraan petani terus membaik.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, selama periode Maret 2018-September 2018 inflasi umum terbilang cukup rendah, yaitu berada sebesar 0,94 persen. Kemudian, secara nasional harga eceran beberapa komoditas pokok tercatat mengalami penurunan. Beras turun 3,28 persen, daging sapi turun 0,74 persen, minyak goreng turun 0,92 persen, dan gula pasir turun 1,48 persen.
Hal ini membuat daya beli riil masyarakat secara umum meningkat, karena kenaikan pendapatan nominal tidak banyak tergerus oleh inflasi (kenaikan harga-harga). Sementara angka inflasi yang rendah menunjukkan keberhasilan Pemerintah menjaga kecukupan pasokan kebutuhan masyarakat, utamanya bahan pangan sebagai penyumbang inflasi dominan.
Jurang Kemiskinan Terus Mengecil
Bagaimana dengan data ratio gini?
Pada periode September 2018, BPS mencatat rasio gini sebesar 0,384. Jumlah tersebut menurun dari capaian Maret 2018 yang sebesar 0,007 dan lebih kecil dari September 2017 yang sebesar 0,391. Berdasarkan daerah tempat tinggal, rasio gini di daerah perkotaan pada September 2018 tercatat sebesar 0,391. Turun dibanding Maret 2018 yang sebesar 0,401 dan September 2017 yang sebesar 0,404.
ADVERTISEMENT
Sedangkan di daerah pedesaan pada September 2018 tercatat sebesar 0,319, angka ini turun dibanding Maret 2018 yang sebesar 0,324 dan September 2017 yang sebesar 0,320.
Apa arti dari angka-angka di atas?
Rasio gini adalah gambaran atas ketimpangan pengeluaran penduduk. Bila nilainya 0 (nol) sempurna, artinya setiap penduduk memiliki tingkat pengeluaran yang sama. Dan bila nilainya 1, maka berarti pengeluaran penduduk sangat timpang satu sama lain. Dengan demikian turunnya nilai rasio gini dapat menjadi indikator jurang pemisah antara si kaya dan si miskin yang semakin mengecil.
ADVERTISEMENT
Dengan kata lain, rilis data BPS mengenai profil kemiskinan di tanah air secara sederhana dapat dibaca bahwa: jumlah penduduk miskin menurun dan kesejahteraan penduduk membaik. Pada saat yang sama juga terjadi penurunan ketimpangan pendapatan masyarakat baik di perkotaan dan pedesaan yang ditandai oleh menurunnya indek gini rasio.
Kebanyakan jumlah penduduk miskin berada di pedesaan. Dan mayoritas profesi masyarakat pedesaan adalah petani dan peternak. Maka sejumlah program yang dirancang Kementerian Pertanian secara perlahan namun nyata dan pasti, telah memberi andil pada perbaikan pengentasan kemiskinan dan kondisi perekonomian Indonesia.
Program BEKERJA yang kisah manfaatnya membuka tulisan ini, barulah satu dari program-program itu. Pemerintah melalui Kementan menyinergikannya dengan program unggulan lain. Seperti upaya khusus (Upsus) peningkatan produksi padi-jagung-kedelai (Pajale), hortikultura, serta program Sapi Indukan Wajib Bunting (Siwab).
ADVERTISEMENT
Juga program pembenahan rantai pasok dan distribusi pangan, untuk membuat harga jual produk yang diterima petani terus membaik. Dengan juga memperhatikan kenyamanan konsumen membeli pangan pada tingkat harga yang terjangkau.
Kerja belum selesai, kemiskinan harus terus dientaskan. Dengan dilakukan bersama, seberat apapun tugas yang diamanatkan negara dalam menjalankan roda pemerintahan dalam hal ini pembangunan pertanian, akan menjadi lebih mudah dituntaskan. Pemerintah butuh dukungan semua pemangku kepentingan.
Dan, ucapan terima kasih serta penghargaan tinggi selayaknyalah disampaikan pada para peternak-petani di negeri ini. Yang dengan tulus telah bekerja keras penuh ikhlas, memanfaatkan secara optimal tiap program yang diluncurkan pemerintah hingga peluh mengucur deras.
Untuk mencapai sebuah cita-cita bersama. Menjadi bangsa dengan kemapanan, berkedaulatan pangan, sejahtera, terbebas dari jerat kemiskinan. (*)
ADVERTISEMENT