Konten dari Pengguna

Banyuasin, Sumsel Perkuat Posisi Sebagai Lumbung Pangan Nasional

Kuntoro Boga Andri
Kuntoro Boga Andri, Saat ini Kepala Pusat Standardisasi Instrumen Perkebunan, sejak Juli 2024. Menjabat, sebagai Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan sejak Maret 2018. Kuntoro sebelumnya merupakan Peneliti Utama di Badan Litbang, Kementan
9 Januari 2025 15:04 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kuntoro Boga Andri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Lokasi kegiatan OPLAH dan Brigade Pangan di Lahan Rawa Banyuasin, Sumsel
zoom-in-whitePerbesar
Lokasi kegiatan OPLAH dan Brigade Pangan di Lahan Rawa Banyuasin, Sumsel
ADVERTISEMENT
Provinsi Sumatera Selatan kembali menunjukkan perannya sebagai salah satu kontributor utama produksi padi di Indonesia. Berdasarkan rilis terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2024 produksi padi di provinsi ini diperkirakan mencapai 2.842.560 ton gabah kering giling (GKG), meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 2.832.770 ton. Selain itu, produksi beras pada tahun yang sama juga diperkirakan mencapai 1,623 juta ton, naik 0,35% dibandingkan tahun 2023.
ADVERTISEMENT
Beberapa kabupaten di Sumatera Selatan menjadi penyumbang utama produksi padi, antara lain Banyuasin dengan 958.342 ton, Ogan Komering Ulu Timur dengan 689.773 ton, dan Ogan Komering Ilir sebagai daerah penghasil padi terbesar ketiga di provinsi ini. Peningkatan produksi padi di Sumatera Selatan pada tahun 2024 didukung oleh berbagai program pemerintah, seperti Optimalisasi Lahan Rawa (Opla), distribusi pupuk subsidi, serta bantuan bibit, pupuk, dan alat mesin pertanian.
Secara khusus, Kabupaten Banyuasin mencatat peningkatan luas panen padi pada tahun 2024, yakni sekitar 521,25 ribu hektare, naik 3,30 persen dibandingkan tahun 2023 yang sebesar 504,14 ribu hektare. Produksi padi di kabupaten ini juga meningkat menjadi 958.324,00 ton GKG pada tahun 2024, dibandingkan 920.413,00 ton pada tahun 2023. Produksi beras untuk konsumsi pangan penduduk di Banyuasin pada tahun 2024 diperkirakan mencapai 1.632,35 ribu ton, naik 0,35 persen dari tahun sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Prestasi Kabupaten Banyuasin tidak hanya menjadikannya sebagai penghasil padi terbesar di Sumatera Selatan, tetapi juga menempatkannya di peringkat keempat secara nasional. Pada tahun 2022, kabupaten ini memproduksi 897.427,60 ton padi, meningkat menjadi 920.413,00 ton pada tahun 2023, dan kembali naik menjadi 958.324,00 ton pada tahun 2024. Capaian ini menunjukkan konsistensi Banyuasin dalam mendukung ketahanan pangan nasional.
Pertumbuhan padi yang optimal di lahan rawa yang baru ditanami oleh Petani di Banyuasin
Optimalisasi Program Strategis untuk Ketahanan Pangan
Dalam upaya mendukung ketahanan pangan nasional, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Pusat Standardisasi Instrumen Perkebunan terus memperkuat pelaksanaan program unggulan, seperti Brigade Pangan dan Optimalisasi Lahan (OPLAH). Program-program ini dirancang untuk memaksimalkan potensi pertanian dan memperkuat sinergi antara pemerintah dengan masyarakat tani.
Pada kegiatan lapangan di Kabupaten Banyuasin, Kepala Pusat Standardisasi Instrumen Perkebunan, BSIP, Kementan, Kuntoro Boga, menyoroti pentingnya kesiapan Brigade Pangan di lapangan. Ia mengunjungi sejumlah lokasi strategis, seperti Kecamatan Suak Tapeh dan Desa Kenten Jaya di Kecamatan Talang Kelapa, pada 7 Januari 2025. Dalam kunjungan tersebut, Kuntoro menjelaskan bahwa perhatian khusus perlu diberikan pada pemanfaatan sumber daya lokal serta kolaborasi aktif antara pemerintah, masyarakat, dan petani.
ADVERTISEMENT
Optimalisasi Lahan Rawa dan Brigade Pangan bertujuan untuk meningkatkan produktivitas lahan pertanian, memperbaiki efisiensi penggunaan alat dan mesin pertanian (alsintan), serta memperkokoh sinergi pembangunan pertanian di tingkat lokal. Dengan pendekatan ini, diharapkan tidak hanya produktivitas yang meningkat, tetapi juga keberlanjutan sektor pertanian dapat terjaga.
"Brigade Pangan adalah garda depan ketahanan pangan nasional yang membutuhkan dukungan penuh dari semua pihak. Dengan kesiapan dan sinergi yang terjalin baik, Banyuasin memiliki potensi besar untuk memperkuat Sumatera Selatan sebagai lumbung pangan sekaligus mendukung pencapaian target produksi padi nasional," ujar Kuntoro.
Melalui program ini, Kementerian Pertanian berharap mampu menciptakan sistem pertanian yang lebih tangguh, sekaligus memperkuat posisi Indonesia dalam mewujudkan ketahanan pangan berkelanjutan. Kuntoro menegaskan bahwa langkah ini tidak hanya menyasar pada produktivitas, tetapi juga pada pemberdayaan masyarakat tani sebagai elemen utama dalam mencapai keberhasilan.
Semangat anggota Brigade pangan di salah satu lokasi Kabupaten Banyuasin
Banyuasin sebagai Model Pengelolaan Ketahanan Pangan
ADVERTISEMENT
Kecamatan Suak Tapeh telah menjadi salah satu lokasi strategis yang mencerminkan keberhasilan implementasi program Brigade Pangan. Pada tahun 2024, luas panen di wilayah ini mencapai 521,25 ribu hektare, menunjukkan peningkatan produktivitas padi yang signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Program Brigade Pangan tidak hanya mendukung operasional pertanian, tetapi juga memberikan edukasi kepada petani mengenai pemanfaatan teknologi dan pengelolaan hasil panen secara optimal.
Di Desa Kenten Jaya, yang menjadi lokasi unggulan program Optimalisasi Lahan (OPLAH) tahun 2024, keberhasilan strategi pengelolaan lahan pertanian kembali terbukti. Melalui penerapan teknologi modern yang melibatkan partisipasi aktif masyarakat tani, produktivitas padi di desa ini terus meningkat. Dalam dialog dengan para petani, Dr. Kuntoro menegaskan pentingnya menjaga kesinambungan program pemerintah untuk mendukung kesejahteraan petani.
ADVERTISEMENT
“Program OPLAH di lapangan terbukti telah memberikan dampak nyata bagi petani. Sinergi antara program pemerintah, Brigade Pangan, dan masyarakat harus terus dijaga agar program ini dapat berjalan secara berkelanjutan,” ujar Dr. Kuntoro.
Sebagai salah satu daerah penghasil padi terbesar di Sumatera Selatan, Kabupaten Banyuasin diharapkan mampu menjadi model nasional dalam pengelolaan ketahanan pangan. Keberhasilan Brigade Pangan dan OPLAH telah memberikan fondasi kuat bagi pengembangan sektor pertanian yang berkelanjutan di Indonesia.
Kegiatan lapang Kapus BSIP Perkebunan ke Banyuasin ini tidak hanya menunjukkan komitmen pemerintah dalam mendukung petani, tetapi juga mempertegas pentingnya kolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat. Sinergi yang terjalin dengan baik ini diharapkan mampu memperkuat posisi Indonesia dalam mencapai swasembada pangan secara nasional.
ADVERTISEMENT