Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
10 Ramadhan 1446 HSenin, 10 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Bisnis dan Budidaya Kurma di Indonesia
10 Maret 2025 13:27 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari Kuntoro Boga Andri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Saat bulan suci Ramadhan, buah kurma memiliki peran penting dalam tradisi kuliner umat muslim di seluruh dunia. Kurma menjadi hidangan khas untuk berbuka puasa, meneladani sunnah Nabi Muhammad yang membatalkan puasanya dengan kurma dan air putih. Masyarakat di Indonesia juga melanjutkan praktik ini hingga sekarang, menjadikan kurma sebagai salah satu kekhasan hidangan Ramadhan. Bisnis dan konsumsi kurma meningkat drastis pada bulan puasa, meskipun sesungguhnya buah ini tersedia sepanjang tahun. Para pedagang melaporkan penjualan kurma dapat meningkat hingga sekitar 50% pada awal bulan Ramadhan dibandingkan hari biasa. Di luar bulan puasa, kurma tetap dikonsumsi meski tidak seintensif saat Ramadhan, umumnya sebagai camilan sehat atau pemanis alami. Kurma juga lekat dengan tradisi oleh-oleh dari Tanah Suci. Para jamaah haji maupun umrah dari Indonesia hampir selalu membawa pulang kurma sebagai buah tangan sepulangnya dari ibadah tersebut.
ADVERTISEMENT
Pohon kurma (Phoenix dactylifera) asal-usualnya dari kawasan Timur Tengah yang beriklim kering (arid). Tradisi kuliner kurma diperkirakan masuk ke Nusantara sejak ratusan tahun lalu seiring jalur perdagangan Asia–Afrika dan penyebaran Islam. Salah satu sumber menyebut bahwa pedagang dari Mesir lah yang pertama kali membawa kurma ke Indonesia. Pada masa lalu, kurma biasanya hanya dibawa sebagai komoditas dagang atau oleh-oleh jemaah haji, dan biji kurma sering dibuang karena dianggap tidak dapat tumbuh subur di iklim tropis Indonesia.
Meskipun tanaman kurma dapat tumbuh di wilayah tropis (dikenal sebagai "kurma tropika"), pohon ini jarang berbuah di Indonesia. Sejarah mencatat pohon kurma pertama di Indonesia yang berhasil berbuah baru terjadi pada tahun 2004 di halaman Pondok Pesantren Darussalam, Surabaya. Keberhasilan tersebut memicu minat untuk membudidayakan kurma secara lokal. Pada 2011, misalnya, varietas kurma tropis asal Thailand mulai diperkenalkan oleh pelopor petani kurma Indonesia, diikuti proyek budidaya kurma nasional pada 2012. Bahkan bibit kurma unggul sempat diimpor dari laboratorium di Inggris pada 2013 untuk pengembangan perkebunan kurma Nusantara. Meskipun demikian, sampai saat ini budidaya kurma di Indonesia masih dalam skala sangat terbatas dan belum menjadi sumber produksi massal, sehingga kebutuhan kurma nasional tetap dipenuhi oleh pasokan impor.
Potensi Ekonomi yang Menjanjikan
ADVERTISEMENT
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa impor kurma Indonesia mengalami peningkatan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2015, volume impor kurma tercatat sekitar 21 juta kilogram, dan jumlah ini melonjak menjadi 61,35 juta kilogram pada 2022. Pemasok utama kurma impor Indonesia antara lain Mesir, Uni Emirat Arab (UEA), dan Arab Saudi. Bahkan, menurut data Food and Agriculture Organization (FAO) 2022, Indonesia termasuk salah satu importir kurma terbesar di dunia, menempati peringkat ke-7 dengan volume impor mencapai 61.353 ton. Nilai impor kurma pun meningkat signifikan menjelang bulan Ramadhan; misalnya, pada Januari 2025 (menjelang Ramadhan), impor kurma Indonesia mencapai 16,43 ribu ton dengan nilai US$20,68 juta (setara Rp343,23 miliar).
Budidaya kurma di Indonesia menunjukkan potensi besar, didukung oleh iklim tropis yang memungkinkan pertumbuhan tanaman ini. Meskipun kurma identik dengan daerah gurun beriklim kering, beberapa wilayah di Indonesia memiliki kondisi mikroklimat yang mirip dengan habitat aslinya. Misalnya, Provinsi Riau memiliki iklim panas yang dianggap menyerupai negara asal kurma. Pohon kurma telah ditanam di Pekanbaru sejak 2006 dan tumbuh dengan baik. Selain itu, tanah berpasir vulkanik di Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, juga mendukung pertumbuhan kurma secara optimal.Kisah sukses petani kurma di Indonesia memberikan inspirasi bagi pengembangan komoditas ini. Misalnya, Paryoto di Sleman, Yogyakarta, berhasil membudidayakan kurma di lahan sempit dan mampu menghasilkan panen yang signifikan. Keberhasilan serupa juga dicapai oleh petani di Pasuruan, Jawa Timur, yang pohon-pohon kurmanya terus berbuah setiap bulannya, menambah daya tarik wisata dan meningkatkan perekonomian lokal.
ADVERTISEMENT
Balai Pengujian Standar Instrumen Tanaman Palma (BSIP Tanaman Palma), sebelumnya dikenal sebagai Balai Penelitian Tanaman Palma (Balit Palma), memiliki peran penting dalam pengembangan budidaya tanaman palma, termasuk kurma, di Indonesia. Sebagai institusi yang memiliki mandat penelitian tanaman kelapa, kelapa sawit, sagu, aren, pinang, lontar, dan gewang, BSIP Tanaman Palma berfokus pada perakitan dan perekayasaan varietas baru, perbanyakan dan penyediaan benih sumber, pengembangan teknologi budidaya, dan pendampingan peningkatan produktivitas tanaman palma. Pengembangan teknologi budidaya kurma di Indonesia saat ini mencakup pemilihan bibit unggul, teknik penanaman yang tepat, serta perawatan intensif. Bibit unggul dapat diperoleh melalui kultur jaringan yang menjamin kualitas dan jenis kelamin tanaman. Teknik penanaman harus memperhatikan kondisi tanah yang gembur dan berpasir, serta jarak tanam yang memadai untuk pertumbuhan optimal. Perawatan meliputi pemupukan rutin, pengairan sesuai kebutuhan, dan perlindungan terhadap hama serta penyakit. Penyerbukan manual juga menjadi kunci keberhasilan dalam menghasilkan buah kurma yang berkualitas.
ADVERTISEMENT
Untuk kegiatan pemuliaan dan budidaya, sampai tahun 2025 ini BSIP Tanaman Palma telah mengoleksi 7 varietas unggul kurma introduksi yakni, Ajwa, Barhee, Medjol, Fard, Khalas, Ghanami, dan Rashis. Evaluasi juga telah dilakukan pada karakter vegetatif tanaman. Pada kurma varietas Ajwa dan Sukari, diperoleh hasil kedua varietas tersebut memiliki daya kecambah mencapai 97- 98 persen. Rekomendasi pemupukan juga terus dilakukan untuk pertumbuhan vegetatif dan generatif (pembungaan dan pembuahan) pada lahan kering beriklim basah di Indonesia. BSIP Palma juga terus melakukan pendampingan dan konsultasi pegembangan kurma di beberapa daerah di Indonesia. Sementara kegiatan Pascapanen, dilakukan diversifikasi produk dari buah dan biji kurma fase kimri menjadi minuman fungsional melalui proses enkapsulasi. Hal ini didasari oleh kandungan komponen bioaktif pada buah dan biji kurma khususnya fase kimri. Pada fase kimri atau saat buah masih berwarna hijau, buah kurma kaya akan senyawa fenolik seperti asam kafeat, asam galat, katekin, asam protokatekuat, asam ferulat, dan asam daktilifrat. Selain itu kaya akan flavonoid termasuk quersetin, mirisetin, luteolin, proantosianidin. Sedangkan pada biji kurma mengandung polifenol seperti katekin, asam fenolik seperti asam p-kumarin, dan vanillin.
ADVERTISEMENT
Manfaat Kesehatan yang Tidak Diragukan
Bisnis kurma bukan sekadar bisnis buah, namun juga terlibat makna tradisi dan budaya bagi masyarakat, terutama kaum muslim. Buah kurma memiliki makna yang sangat mendalam bagi umat Islam. Sejak ribuan tahun lalu, kurma telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan umat Muslim, baik dalam praktik keagamaan maupun kehidupan sehari-hari. Nabi Muhammad SAW menganjurkan berbuka puasa dengan kurma karena kandungan gulanya yang cepat mengembalikan energi setelah seharian berpuasa. Tradisi tahnik juga menegaskan pentingnya kurma dalam Islam, di mana bayi yang baru lahir diberikan kunyahan kurma yang diletakkan di langit-langit mulutnya. Praktik ini diyakini dapat membantu mencegah hipoglikemia neonatal dan memperkuat sistem kekebalan tubuh bayi.
ADVERTISEMENT
Kurma telah lama dikenal sebagai buah yang kaya akan manfaat kesehatan. Kandungan nutrisinya yang melimpah, seperti karbohidrat, protein, vitamin B kompleks, serta mineral seperti zat besi, kalsium, dan magnesium, menjadikannya sumber energi alami yang sangat baik. Selain itu, kandungan serat yang tinggi dalam kurma membantu melancarkan pencernaan dan menjaga kesehatan usus. Kandungan zat besi yang tinggi dalam kurma berperan penting dalam pembentukan sel darah merah, sehingga dapat mencegah anemia. Hal ini sangat penting bagi ibu hamil dan nifas yang membutuhkan asupan nutrisi tinggi untuk pemulihan pasca-melahirkan. Selain itu, kurma juga mengandung tanin yang dapat merangsang kontraksi rahim, mempercepat pembukaan serviks, dan mengurangi perdarahan setelah melahirkan.
Tidak hanya dalam Islam, kurma juga memiliki tempat istimewa dalam berbagai budaya di Timur Tengah, Afrika Utara, dan Asia Selatan. Di banyak masyarakat, kurma sering disajikan dalam acara pernikahan, perayaan, dan sebagai bentuk keramahan kepada tamu. Bahkan, beberapa daerah kini mulai mengembangkan kebun kurma sebagai bagian dari wisata religi, seperti yang dilakukan di Desa Babussalam, Rokan Hulu, yang menjadikan kebun kurma sebagai daya tarik wisata sekaligus sumber peningkatan ekonomi lokal.
ADVERTISEMENT