Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.95.1
Konten dari Pengguna
Modernisasi Pertanian: Inovasi untuk Ketahanan dan Keberlanjutan
24 Januari 2025 16:52 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Kuntoro Boga Andri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sektor pertanian tetap menjadi salah satu penopang utama ekonomi Indonesia, dengan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai 13% pada tahun 2024, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS). Guru Besar IPB, Prof. Bungaran Saragih, menyebut bahwa dengan penerapan paradigma agribisnis yang mencakup seluruh rantai nilai, kontribusi sektor ini dapat meningkat hingga 45%. Rantai nilai ini melibatkan semua proses dari produksi hingga pemasaran, yang menciptakan nilai tambah yang signifikan. Ekspor produk pertanian juga menunjukkan pertumbuhan menjanjikan, dengan nilai lebih dari Rp620 triliun pada tahun 2024. Komoditas seperti kelapa sawit, kopi, dan kooditas perkebunan lainnya tetap menjadi unggulan yang diminati pasar internasional.
ADVERTISEMENT
Pemerintah Indonesia terus memperkuat ketahanan pangan melalui berbagai kebijakan strategis. Salah satu langkah utama adalah rencana perluasan lahan pertanian sebesar tiga juta hektar dalam lima tahun ke depan, yang akan memanfaatkan lahan rawa di Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah, dan Papua. Selain itu, pada tahun 2025, pemerintah berencana meningkatkan mandat biodiesel dari B35 ke B40. Kebijakan ini diperkirakan akan menyerap tambahan 1,5 hingga 1,7 juta metrik ton minyak kelapa sawit, memberikan dampak positif pada stabilitas harga global. Pemerintah juga mengalokasikan anggaran sebesar Rp139,4 triliun untuk ketahanan pangan di tahun 2025, yang mencakup subsidi pupuk, pembangunan infrastruktur pertanian, dan pengembangan teknologi modern.
Namun, tantangan seperti perubahan iklim dan degradasi lahan tetap menjadi ancaman serius bagi sektor pertanian. Kekeringan yang melanda sawah di Pulau Jawa, misalnya, menurunkan produktivitas panen secara signifikan. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah berinvestasi dalam teknologi irigasi hemat air dan varietas tanaman tahan perubahan iklim. Selain itu, upaya peningkatan produksi susu nasional melalui program impor sapi perah dari Australia bertujuan untuk menambah populasi sapi hingga satu juta ekor dalam lima tahun. Program ini tidak hanya mendukung kebutuhan susu nasional tetapi juga berkontribusi dalam mengatasi malnutrisi di kalangan anak-anak. Dengan kebijakan komprehensif dan kolaborasi lintas sektor, sektor pertanian Indonesia diharapkan menjadi lebih adaptif, produktif, dan berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
Keberhasilan Ekonomi dan Teknologi
Indonesia berada di titik krusial dalam menghadapi tantangan global seperti perubahan iklim, pertumbuhan populasi, dan dinamika ekonomi yang semakin kompleks. Ketahanan pangan dan energi menjadi prioritas utama, tetapi tekanan ini juga membuka peluang besar bagi modernisasi sektor agraris. Transformasi ini tidak hanya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan domestik, tetapi juga meningkatkan daya saing Indonesia di tingkat global. Modernisasi pertanian menjadi langkah strategis untuk menciptakan sektor agraris yang tangguh, inovatif, dan berkelanjutan.
Kedepan, pemanfaatan inovasi teknologi canggih seperti kecerdasan buatan (AI), Internet of Things (IoT), dan precision agriculture membawa angin perubahan dalam pengelolaan pertanian. Teknologi ini memungkinkan petani mengelola lahan dengan presisi, meningkatkan hasil panen, serta mengurangi pemborosan sumber daya. Pendekatan bioekonomi juga memberikan nilai tambah dengan mengintegrasikan hasil pertanian ke dalam sektor energi dan lingkungan, menciptakan sinergi antara ketahanan pangan dan keberlanjutan.
ADVERTISEMENT
Namun, modernisasi tidak hanya berbicara tentang teknologi. Pemberdayaan manusia menjadi inti dari keberlanjutan. Pemerintah melalui Strategi Induk Pembangunan Pertanian 2015–2045 telah merancang program pelatihan, pendampingan, dan peningkatan kapasitas petani untuk membentuk generasi petani muda yang adaptif dan inovatif. Sinergi antara pemerintah, sektor swasta, dan akademisi menjadi fondasi transformasi ini. Dengan pendekatan menyeluruh, Indonesia berpeluang meningkatkan produktivitas pertanian, mengurangi ketergantungan impor, dan mengambil peran penting dalam pengembangan energi hijau global.
Pelajaran dari Petani Jepang
Inovasi teknologi pertanian di Jepang menjadi sumber inspirasi yang signifikan bagi upaya modernisasi sektor agraris Indonesia. Jepang telah sukses mengadopsi teknologi seperti smart farming, yang memanfaatkan kecerdasan buatan untuk memantau kondisi tanaman secara langsung, serta robot pertanian yang mampu menanam dan memanen dengan tingkat presisi tinggi. Selain itu, teknologi seperti polimer transparan untuk meningkatkan efisiensi air dan energi surya memberikan solusi praktis yang relevan dalam menghadapi tantangan perubahan iklim di Indonesia. Di daerah perkotaan, pendekatan pertanian tanpa lahan, seperti hidroponik dan akuaponik, membuka peluang besar untuk memaksimalkan produktivitas di tengah keterbatasan ruang.
ADVERTISEMENT
Sektor bioenergi di Indonesia juga mengalami perkembangan yang pesat, mencatat peningkatan kapasitas produksi hingga 25% dibandingkan tahun sebelumnya. Program konversi limbah sawit dan tebu menjadi bioetanol dan biogas, yang telah diimplementasikan di Sumatera Barat dan Kalimantan Selatan, menjadi bukti konkret pemanfaatan energi terbarukan. Jepang, sebagai pelopor dalam penggunaan biomassa untuk energi ramah lingkungan, memberikan contoh yang dapat diadaptasi Indonesia untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Inisiatif serupa di tingkat lokal, seperti pemanfaatan limbah biomassa di Jawa Tengah yang menghasilkan penghematan hingga Rp2 triliun pada tahun 2023, menunjukkan potensi besar jika teknologi ini diterapkan lebih luas.
Penerapan teknologi dan prinsip keberlanjutan dalam pertanian menjadi kunci untuk masa depan agraris Indonesia. Jepang, melalui standar tinggi dalam pertanian organik, telah menjadi model pengembangan pertanian organik yang relevan bagi Indonesia, terutama di wilayah seperti Grobogan. Dukungan pemerintah berupa Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan asuransi pertanian semakin memperkuat sistem rantai nilai dari proses produksi hingga distribusi. Dengan kolaborasi lintas sektor dan adopsi teknologi seperti smart farming, polimer transparan, serta pendekatan pertanian tanpa lahan, Indonesia dapat menciptakan sektor agraris yang produktif, efisien, dan berkelanjutan.
Masa Depan Pertanian Indonesia
ADVERTISEMENT
Dengan kekayaan sumber daya alam, kemajuan teknologi, dan kebijakan yang progresif, Indonesia memiliki fondasi kuat untuk mewujudkan aspirasi tersebut. Namun, upaya ini membutuhkan sinergi lintas sektor. Kolaborasi yang erat antara pemerintah, akademisi, pelaku usaha, dan petani adalah elemen penting dalam menciptakan transformasi pertanian yang inovatif, inklusif, dan kompetitif secara global.
Modernisasi pertanian yang berlandaskan prinsip inklusivitas dan keberlanjutan menjadi strategi utama untuk mendukung visi ini. Tidak hanya berorientasi pada pemenuhan kebutuhan domestik, transformasi sektor agraris diarahkan untuk meningkatkan daya saing di pasar internasional. Teknologi seperti precision farming, Internet of Things (IoT), dan kecerdasan buatan (AI) memungkinkan pengelolaan pertanian yang lebih efisien dan produktif. Di samping itu, pengembangan produk bernilai tambah, seperti pangan organik dan bioenergi, dapat memperkuat perekonomian nasional sekaligus menciptakan peluang ekspor yang lebih besar.
ADVERTISEMENT
Dalam menghadapi tantangan global, seperti perubahan iklim dan ketidakstabilan ekonomi dunia, pendekatan berbasis bioekonomi menjadi solusi yang strategis. Melalui pengelolaan sumber daya alam yang bijaksana, pemanfaatan limbah biomassa untuk energi terbarukan, dan penerapan pertanian organik, Indonesia tidak hanya memastikan ketahanan pangan dan energi tetapi juga mendukung keberlanjutan lingkungan. Dengan visi "Indonesia to Feed the World" yang ditopang oleh inovasi teknologi dan kolaborasi lintas sektor, Indonesia berpotensi menjadi lumbung pangan dunia dan model global untuk pembangunan pertanian berkelanjutan.