Battle of Bramall Lane: Ketika Sepak Bola Tak Lagi 90 Menit

Reza Kurnia Rahmatullah
Penulis lepas di forum bebas. Pernah mengenyam pendidikan di Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
8 Juli 2021 21:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Reza Kurnia Rahmatullah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
(pixabay/Marco Massimo)
zoom-in-whitePerbesar
(pixabay/Marco Massimo)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mari kita mengingat ke tahun 2013 dimana sedang trend terjadinya dualisme di sepak bola Indonesia. Dua kompetisi, klub dikloning, hingga PSSI pun punya kembara. Kala kondisi sepak bola sedang kacau-kacaunya itu Indonesia masih harus mengirim wakilnya ke kompetisi antar klub Piala AFC. Klub yang dipilih PSSI adalah Semen Padang sebagai kampiun IPL musim sebelumnya dan Persibo asal Bojonegoro yang mampu merajai Piala Indonesia.
ADVERTISEMENT
Peristiwa menarik mengenai Persibo adalah salah satu pertandingannya saat melawat ke Hong Kong lawan Sunray Cave. Disinilah pertandingan diakhiri secara prematur sebelum 90 menit sebab tak memenuhi Laws of The Game pasal ketiga. Wasit Chaya Mahapab asal Thailand terpaksa mengakhiri pertandingan sebab Persibo hanya menyisakan 6 pemain di lapangan akibat cedera. Persibo diputuskan kalah, menjadi lumbung gol, dan beberapa pemainnya dihukum larangan tanding hingga dua tahun oleh PSSI sebab indikasi pengaturan skor.
Meski berapa di level yang jauh berbeda, kejadian serupa pernah terjadi di satu pertandingan Divisi Championship Liga Inggris. Sampai sekarang pertandingan yang lebih beken dengan nama Battle of Bramall Lane itu menjadi yang pertama dan satu-satunya pertandingan dalam sejarah panjang sepak bola Inggris dimana pertandingan dihentikan sebab kurangnya pemain di lapangan. IFAB mensyaratkan minimal satu tim bermuatan 7 pemain di lapangan.
ADVERTISEMENT
Battle of Bramall Lane ini terjadi pada musim liga 2001-2002 antara Sheffield United yang menjamu West Bromwich Albion. Tak ada hal mendesak bagi kedua tim untuk bermain kesetanan. United tak sedang dikejar degradasi, lawannya bukan Sheffield Wednesday pun dengan West Brom sudah punya seteru sendiri dengan Wolves di Black County Derby. Namun selanjutnya yang terjadi adalah laga penuh friksi bagai Red Star yang sedang saling tikam dengan Partizan.
Belum sepuluh menit wasit memulai laga, kiper United Simon Tracey sudah diusir sebab menangkap bola diluar kotak penalti. Warnock memasukkan de Vogt sekaligus mengeluarkan striker Peter Ndlovu. West Brom akhirnya mampu unggul satu gol sebelum babak pertama usai. Kekacauan baru diawali pada menit 65 setelah West Brom memperlebar keunggulan, Georges Santos yang sejatinya baru masuk semenit sebelumya melakukan tekel brutal dengan dua tungkai sekaligus pada Andy Johnson.
ADVERTISEMENT
Seketika kericuhan meletup tak hanya di atas lapangan, tapi antar pemain di bangku cadangan. Akibatnya wasit sekaligus mengusir Patrick Suffo setelah menanduk McInnnes sampai berdarah, pencetak gol kedua West Brom. Suffo uniknya juga baru masuk bersamaan dengan Santos sebagai bagian usaha Warnock mengejar ketertinggalan. Pemain tinggal delapan dan tiket pergantian telah habis, namun permainan kasar tak ada tanda-tanda berakhir.
Setelah itu sebenarnya Keith Curle dan Michael Brown dari Sheffield United sudah tertangkap mata wasit melakukan kekasaran lagi. Curle menabok muka McInnes dan Brown juga mengasari pemain yang sama. Tapi wasit seperti sengaja tak mengacungkan kartu merahnya, mungkin dia menjaga agar permainan dapat dilajutkan. Brown akhirnya keluar sendiri dengan alasan cedera pada groin setelah West Brom menambah gol di menit 77. Tak lama kemudian giliran bek kiri Robert Ullathorne yang keluar dengan alasan yang sama.
ADVERTISEMENT
Wasit Wolstenholme mengaku sudah memperingatkan Ullathorne akibat jika dia meninggalkan lapangan.
Tak ada pilihan bagi Wolstenholme selain menghentikan pertandingan di menit 82. Sebuah hari yang aneh di Bramall Lane.
EFL dan FA akhirnya menggelar persidangan dan memutuskan Sheffield United dijatuhi denda senilai £10.000 dan tetap memenangkan West Brom 0-3. Patrick Suffo secara terpisah didenda £3.000 sekaligus larangan tanding 6 kali, Curle £500 disertai larangan tanding 2 kali. Santos sendiri berhasil menghindari hukuman denda meski tetap dilarang bertanding 6 kali. Warnock juga tak luput dari denda akibat berkonfrontir dengan wasit keempat.
ADVERTISEMENT
Khalayak Inggris menduga Santos membawa dendam pribadinya pada Johnson dan menjadi awal laga aneh ini. Sebelumnya Santos harus naik meja operasi akibat tulang pipinya retak setelah beradu dengan Johnson yang waktu itu masih menjadi pemain Nottingham Forest. Wasit waktu itu menganggap tak ada pelanggaran dan Johnson tenang-tenang saja. Tapi dia tak bisa lari dari amarah Santos ketika kembali bertemu.
Mungkin prilaku Santos mirip apa yang dilakukan Roy Keane pada Alf-Inge Haaland musim sebelumnya. Tapi bedanya pertandingan Derby Manchester waktu itu tak sampai berakhir sampai digunakannya Laws of The Game pasal 3. Persamaannya cuma dua momen itu sama-sama akan terus diingat oleh para fans, terutama di kalangan masyarakat Inggris.
Untuk mengenai kejadian yang melibatkan Persibo, mereka adalah cerminan paling paripurna kondisi persepakbolaan Indonesia kala itu. Carut-marut, tak profesional, dan mengawali masa medioker Timnas Indonesia.
ADVERTISEMENT