Romantisme Mudik

Konten dari Pengguna
21 Maret 2018 12:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kusbandono Sugiarto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mudik mungkin memang meresahkan, merepotkan, dan bagi penduduk daerah (sekitar) ibukota seperti saya, mudik membuat saya tidak bisa menikmati Jakarta di kala sepi. Namun, mudik masih memiliki pesona bagi banyak orang, terutama perantau di luar sana.
ADVERTISEMENT
Sebagai seseorang yang lahir di daerah dekat ibukota, pantas saja jika saya merasa terhubung dan nyaman menjalani hidup di Jakarta. Namun, ribuan manusia di luar sana pergi merantau dari kampung halaman, dari segala kenyamanannya, untuk berjuang memenuhi kehidupan yang layak di Jakarta. Faktanya bahkan tidak semua perantau tersebut mencapai kesuksesan di Jakarta. Terbatasnya kesempatan dan kemampuan menjadi kendala utama mereka dalam menggapai kesuksesan. Namun, kerinduan akan kampung halaman akan tetap hadir di dalam hati mereka selama mereka masih menjadi anak rantau.
Bayangkan jika anda lahir di sebuah desa di dekat Pacitan, besar dan berkembang sampai dewasa disana, hanya untuk pergi merantau ke ibukota di kemudian hari. Rasa rindu yang menumpuk ketika sedang membanting tulang mencari rezeki di ibukota hanya bisa dilepas dengan mudik, dengan interaksi fisik dan emosi antara seseorang tersebut dengan kampung halamannya - walaupun teknologi sudah berkembang sedemikian rupa, video call tidak bisa mengirimkan pelukan hangat, masakan khas yang dirindukan, dan juga cerita-cerita dari kampung halaman yang terlewatkan selama mereka merantau.
ADVERTISEMENT
Itulah mengapa mudik merupakan momen spesial bagi banyak orang di Indonesia. Mudik merupakan sebuah oase, sebuah momen berharga dimana mereka dapat mengunjungi kembali tempat mereka berasal dan menikmati silaturahmi yang terjalin karenanya. Perasaan inilah yang membuat mereka tetap bertahan dalam perjalanan mudik yang terkadang tidak masuk akal lamanya - dan kesulitan-kesulitan lainnya dalam merencanakan perjalanan mudik tersebut.
Pada beberapa tahun lalu, perjalanan Jakarta - Tasikmalaya memakan waktu lebih dari 7 jam, kota yang berjarak 113 kilometer dari Bandung. Bahkan pernah ada waktu dimana Jakarta - Bandung memakan waktu sampai 5 jam. Waktu perjalanan yang cukup fantastis itu menjadi nilai jual kereta api sebagai salah satu jalan yang terbaik untuk mudik. Namun sebelum tahun 2011, metode pembelian tiket kereta api masih sangat primitif dan rumit. Antrian stasiun yang luar biasa panjangnya, dan juga kehadiran calo menjadi sebuah noda hitam dalam sejarah administrasi kereta api Indonesia.
ADVERTISEMENT
Namun, di tahun 2011 lahirlah tiket.com sebagai solusi pembelian tiket kereta api dengan internet. Tiket merupakan bukti dari perkembangan teknologi yang memudahkan kehidupan sehari-hari. Dengan akses pembelian tiket dari komputer atau ponsel, pemesanan tiket tak pernah terasa semudah ini. Tiket telah terbukti membantu para pemudik untuk mengamankan tiket perjalanan mereka dari tahun ke tahun. Tak terkecuali tahun 2018 ini. Di tahun 2018 ini tiket.com sudah membuka pemesanan tiket kereta untuk mudik. Cek http://www.tiket.com/promo/promo-kereta-mudik untuk info lebih lanjut. Tidak perlu repot, tidak pakai antri, cukup unduh aplikasinya dan nikmati kemudahannya! #TiketKemanapun