Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Menuju Ekonomi Hijau: Sudahkah Indonesia Siap?
8 Januari 2025 10:47 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari kustiantiangelia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ekonomi hijau menjadi dua kata yang makin sering kita dengar beberapa tahun terakhir ini. Ekonomi hijau sering disebut sebagai sistem ekonomi yang mengutamakan kelestarian lingkungan hidup. Lebih tepatnya, ekonomi hijau menjadi sebuah paradigma baru yang mengutamakan perkembangan ekonomi yang diselaraskan dengan kelestarian lingkungan dan kesejahteraan sosial. Ekonomi hijau dewasa ini tidak hanya menjadi slogan, tetapi juga sebuah transformasi fundamental yang memengaruhi seluruh kegiatan ekonomi yang berkelanjutan.
Ekonomi hijau menjadi sebuah gerakan transformasi yang harus diupayakan untuk mempertahankan lingkungan hidup yang layak. Ekonomi hijau mencakup pengurangan limbah karbon, efisiensi sumber daya, serta inklusivitas global. Sistem ekonomi ini menjadi gerakan yang aktif disuarakan pada masa modern ini. Hal tersebut dilakukan mengingat limbah karbon yang menyebabkan efek rumah kaca menjadi hal yang makin parah dari tahun ke tahun. Lantas apakah Indonesia siap akan transformasi ekonomi hijau ini ?
Kesiapan Indonesia dalam menghadapi ekonomi hijau dapat dilihat melalui beberapa sektor yang berdampingan dengan kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Sektor-sektor tersebut adalah:
1. Kesiapan Energi Bersih
Penggunaan energi bersih di Indonesia sendiri masih tergolong rendah. Hampir sebagian besar masyarakat Indonesia masih menggunakan energi fosil dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Direktorat Minyak dan Gas, Kementerian ESDM, Republik Indonesia, konsumsi energi fosil masyarakat Indonesia setiap harinya mencapai 1,3 juta barel. Angka 1,3 juta barel per hari untuk penggunaan energi fosil per hari tersebut juga pasti sebanding dengan peningkatan polutan di Indonesia. Penurunan kualitas udara serta kualitas kesehatan tentu akan menjadi risiko yang tak terhindarkan. Hal ini tentu menjadi bukti kurang siapnya Indonesia bertransformasi menuju sistem ekonomi hijau.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, pemerintah telah berupaya untuk mendorong transformasi menuju energi bersih. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah adalah pemberian insentif fiskal. Insentif fiskal diberikan dengan tujuan menarik investasi di sektor energi bersih, sehingga energi bersih dapat dikembangkan dengan lebih cepat di Indonesia. Selain itu, pemerintah juga telah aktif mengembangkan kerja sama internasional di bidang energi bersih, salah satu contohnya adalah clean energy working yang merupakan kerja sama antara Indonesia dengan Amerika Serikat untuk mendukung pengembangan energi bersih di Indonesia.
2. Transportasi Berkelanjutan
Sistem ekonomi hijau mendorong penggunaan transportasi berkelanjutan, seperti transportasi umum, sepeda angin, serta kendaraan listrik. Indonesia sendiri sudah mulai mendorong penggunaan kendaraan listrik, contohnya adalah kereta MRT, KRL, LRT, sepeda listrik, mobil listrik, serta bus listrik. Pemerintah juga menetapkan kebijakan yang menguntungkan bagi pemilik transportasi berbahan bakar listrik, yaitu pemberian insentif pajak. Selain itu, pemerintah secara aktif juga memberikan subsidi untuk pembelian mobil listrik. Kebijakan insentif pajak dan subsidi dilakukan pemerintah untuk meningkatkan minat konsumsi masyarakat Indonesia terhadap kendaraan bertenaga listrik serta mendorong percepatan transformasi energi bersih. Secara umum, Indonesia sedang mempersiapkan diri menuju penggunaan Electric Vehicles (EV) secara menyeluruh untuk menggantikan transportasi berbahan bakar minyak.
3. Pertanian Berkelanjutan
Pertanian berkelanjutan merupakan sistem pertanian yang mengutamakan kesehatan dan kelestarian lingkungan, terutama lahan pertanian. Indonesia masih jauh dalam hal pengadaan pertanian berkelanjutan. Sebanyak 86,41 % petani masih menggunakan pupuk kimia dalam lahan pertaniannya (Badan Pusat Statistik, 2013). Persentase tersebut tergolong sangat tinggi dan berpotensi menyebabkan kerusakan lingkungan kedepannya, terutama lahan pertanian. Tingginya penggunaan pupuk kimia pada lahan pertanian disebabkan oleh kebijakan pemerintah yang menjadikan pupuk kimia sebagai bahan subsidi bagi petani. Seiring berjalannya waktu, kebijakan tersebut secara tidak langsung dapat memperparah kerusakan lahan pertanian. Oleh karena itu, perlu adanya pembaruan kebijakan pemerintah untuk mendorong terciptanya keselarasan antara kualitas hasil pertanian dan kelestarian lahan pertanian.
4. Perilaku Masyarakat
Masyarakat Indonesia sendiri memiliki antusiasme yang tergolong rendah dalam menerima produk ekonomi hijau, salah satunya adalah transportasi listrik. Masyarakat Indonesia memiliki prinsip “anti ribet” yang justru malah menghambat transformasi energi bersih. Kebanyakan masyarakat masih merasa kendaraan listrik tidak praktis karena harus mengisi daya baterai selama beberapa jam ketika akan melakukan perjalanan dengan kendaraan listrik. Ditambah lagi, masih adanya keraguan di masyarakat untuk menggunakan transportasi listrik. Penyebab keraguan tersebut antara lain ketersediaan stasiun pengisian daya yang masih jarang serta daya tahan baterai yang relatif singkat.
ADVERTISEMENT
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan upaya yang lebih intensif dari pemerintah. Upaya tersebut dapat berupa pembangunan infrastruktur pengisian daya yang lebih merata, pemberian insentif yang lebih menarik bagi masyarakat, serta penyelenggaraan kampanye edukasi yang mendukung perubahan pola pikir masyarakat mengenai energi bersih. Dengan demikian, sistem ekonomi hijau akan semakin mudah diterapkan di Indonesia.
Dari beberapa sektor yang telah dibahas di atas, dapat kita simpulkan bahwa Indonesia masih tergolong kurang siap dalam mendukung sistem ekonomi hijau. Banyak aspek dalam sektor-sektor tersebut yang memerlukan perbaikan dan pembaruan untuk bisa menyokong penerapan sistem ekonomi hijau di Indonesia. Selain itu, pemerintah dan masyarakat tentu perlu bersinergi dalam mendorong penerapan ekonomi hijau. Seluruh sendi kehidupan masyarakat juga harus berorientasi pada keseimbangan antara perekonomian dan kelestarian alam. Dengan begitu, Indonesia perlahan dapat mulai bertransformasi menuju sistem ekonomi hijau.
ADVERTISEMENT