Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Burung Hantu Lawan Tikus
13 September 2022 16:24 WIB
Tulisan dari Lono Satrio tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Siapa tak kenal Jerry si tikus yang selalu bermusuhan dengan Tom si kucing. Ternyata di dunia nyata tikus punya musuh lain yang lebih menyeramkan. Burung hantu sudah menjadi predator alami tikus sejak dulu, terutama tikus sawah.

Berdasarkan pengamatan Dr. Sandi Asmara, Ir. Solikhin, M.P., dan Dr. Mareli, dari Fakultas Pertanian Universitas Lampung, hama tikus dapat merusak hingga 80% tanaman padi pada satu petak dalam satu malam (1 hari). Hama tikus menyerang mulai akar, batang, daun, hingga bulir tanaman padi, sehingga tanaman padi tidak dapat berkembang. Komunikasi antar kelompok tikus dan kemampuan belajar yang unik menyebabkan hama tikus cenderung sulit untuk diberantas dengan teknik biasa dan monoton.
ADVERTISEMENT
Kasum Al Sudarjo, seorang petani yang juga Ketua Induk Perkumpulanan Petani Pemakai Air (IP3A) Tirta Cahaya merangkap Ketua Gapoktan Sumber Makmur Desa Maos Kidul, Kecamatan Maos, Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah, sejak tahun 2013 telah mengamati kebiasaan burung serak jawa (Tyto Alba) atau lebih sering dikenal sebagai burung hantu. Pada saat malam, burung hantu yang dikenal sebagai hewan nocturnal dan banyak hidup di sekitar perkampungannya sering kali terlihat memangsa tikus yang ada di sawah atau lingkungan kampung. Seekor burung hantu dapat memangsa minimal 3 ekor tikus dalam semalam. Kebiasaan burung hantu tersebut menarik perhatian Sudarjo. Ternyata burung hantu adalah burung yang tidak dapat membuat sarang sendiri. Mereka akan memanfaatkan lubang-lubang pada pohon atau atap kosong rumah sebagai sarang untuk berkembang biak sekaligus memantau mangsanya.
ADVERTISEMENT
Ketertarikan Sudarjo terhadap burung hantu menarik Balai Koordinasi Penyuluh Pertanian (Bakorluh) Jawa Tengah untuk memberi pengetahuan tentang pemanfaatan burung hantu dan memberikan bantuan sepasang burung hantu. Sudarjo mulai mendapatkan pengetahuan membuat sarang burung hantu berupa rumah burung hantu (rubuha) yang ditopang oleh tiang tunggal dan diletakkan di tengah sawah. Dengan rubuha yang diletakkan di tengah sawah, konsentrasi burung hantu untuk memangsa tikus yang ada di sawah menjadi lebih tinggi.
Sudarjo dan kelompok petaninya mulai menempatkan banyak rubuha di sawah milik mereka. Saat ini ada 40 rubuha aktif yang merupakan sumbangan dari Bank Indonesia dan PT. Pertamina yang membantu usaha mereka.
Sudarjo dan kelompoknya telah merasakan manfaat dari burung hantu. Populasi tikus menurun drastis, panen padi dapat meningkat dan pengeluaran tambahan untuk membasmi tikus dapat ditekan.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya Sudarjo memanfaatkan asap belerang untuk mengusir tikus. Sudarjo membutuhkan 1 – 1,5 kwintal belerang untuk membasmi tikus yang ada di 197 Ha sawah milik kelompoknya. Padahal dalam sekali masa tanam, Sudarjo melakukan dua kali pengasapan. Harga belerang saat ini Rp. 2,5 juta per kwintal, sehingga Sudarjo mengeluarkan minimal Rp. 5 juta untuk membasmi tikus di setiap masa tanam. Selain belerang, Sudarjo juga membutuhkan racun tikus minimal 3 kg seharga Rp. 1,5 juta untuk seluruh areal sawah. Total minimal pengeluaran Sudarjo untuk membasmi tikus setiap masa tanam, yaitu Rp. 6,5 juta setiap masa tanam.
Kini dengan adanya burung hantu, Sudarjo dapat menghemat pengeluaran tambahan untuk membasmi tikus, selain itu tanah sawah menjadi tidak tercemar oleh belerang dan racun tikus. Panen padi dapat lebih maksimal dengan mengurangi pencemaran yang mengganggu lingkungan.
ADVERTISEMENT
Namun yang sering kali menjadi kendala yaitu, orang-orang yang mengganggu rubuha atau bahkan melakukan perburuan burung hantu dengan alasan kesenangan atau olahraga. Hal ini sangat disayangkan, karena burung hantu menjadi tidak betah tinggal di rubuha dan menyebabkan populasi tikus kembali bertambah.
Sudarjo dan kelompoknya tak henti-henti memberikan penjelasan mengenai pentingnya burung hantu mengendalikan populasi tikus yang mengganggu tanaman padi kepada masyarakat di kampungnya. Semoga apa yang dilakukan Sudarjo dan kelompoknya dapat menjadi inspirasi bagi kelompok-kelompok tani yang lain. Dan semoga program ketahanan pangan dari pemerintah dapat terwujud melalui pertanian berkelanjutan.