Konten dari Pengguna

Kolaborasi Ekonomi Indonesia

Mohammad Akbar Adi Setiawan Akuntansi
Mahasiswa Akuntansi Universitas Muhammadiyah Malang
9 November 2021 13:31 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mohammad Akbar Adi Setiawan Akuntansi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kolaborasi Ekonomi Indonesia, pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Kolaborasi Ekonomi Indonesia, pixabay.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
MEMBANGUN KOLABORASI EKONOMI
Meredanya wabah virus Covid-19 di Indonesia, apakah situasi dan kondisi ekonomi kita bisa bangkit kembali ?. Meskipun hal ini masih menjadi tanda tanya besar bagi warga Indonesia dan seluruh dunia. Kita sebagai warga negara yang memiliki mental serta moral, sedih rasanya jika kita putus asa pada keadaan sekarang ini.
ADVERTISEMENT
Disamping banyaknya sektor pariwisata dan usaha yang terhambat akibat dari dampak virus Covid-19 , di situasi sekarang ini peran ide dan gagasan briliant sangat diperlukan oleh pelaku-pelaku usaha. Minimal ide dan gagasan tersebut mampu untuk memotifasi agar usaha mereka tetap bisa bertahan dan kuat terhadap krisis yang terjadi akibat pandemi Covid-19.
Kolaborasi ekonomi sebagai sebuah konsep ekonomi baru yang digunakan merupakan jalan yang terbaik untuk diambil di kondisi sekarang ini. Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto melakukan pertemuan dengan perwakilan dari US – ASEAN Business Council yang mewakili 39 korporasi besar berskala internasional yang berbasis di Indonesia, Singapura, dan Hongkong secara virtual. Dalam pertemuan tersebut, dimana isi dari pertemuan itu memfokuskan pada potensi kerjasama antar pelaku ekonomi yang dapat dilakukan sebagai alat untuk mempercepat Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PCPEN).
ADVERTISEMENT
Oleh karenanya, konsep ekonomi berbasis kolaborasi harus terus dikembangkan secara menyeluruh, dikarenakan faktor utama dan penentu dari terciptanya suatau keseimbangan ekonomi tercipta jika para pelaku usaha bisa mengkolaborasikan usahanaya dengan pihak lain . Memang jika kita lihat dan pikirkan secara skilas ,untuk mengembangkan konsep ekonomi berbasis kolaborasi akan tidak efektif jika yang dihadapkan pada persoalan dukungan modal dan sumber pembiayaaan tidak terpenuhi.
Hal ini bukan tanpa alasan, situasi dan kondisi pandemi seperti sekarang ini terkadang membuat para pelaku usaha dilanda kebingungan untuk menentukan keputusan apa yang harus diambil demi keberlangsungan usahanya. Situasi dan kondisi pandemi seperti sekarang ini, selain membuat para pengusaha kebingungan juga membuat mereka tertekan secara mental. Dimana mereka harus terus memaksa usahanya untuk tetap beroprasi walaupun ditengah-tengah pandemi yang mana profit yang dihasilkan tidak sebanding dengan biaya dan jumlah tenaga yang dikeluarkan untuk oprasi.
ADVERTISEMENT
Menko ekonomi Airlangga Hartarto juga menambahkan,Pemerintah pusat merasa optimis dapat meraih angka pertumbuhan ekonomi di kisaran 3,6 hingga 4,56 persen di tahun 2021 dan di kisaran 5 hingga 5,7 persen di tahun 2022. Sementara Pemprov Jateng memprediksikan ekonomi Jateng pada tahun 2021 akan bertumbuh kembali pada kisaran 3,7 hingga 4,9 persen. Sudah saatnya kita tidak dibayang-bayangi kebinggunan untuk bertahan mempertahankan kondisi bisnis.
Saat ini Kolaborasi antar subsektor tentunya dapat kita gunakan sebagai gerbang utama untuk mendapatkan kembali sumber penghasilan. Walaupun kolaborasi ini tidak bersifat permanen atau hanya bertahan untuk sementara waktu saja , bahkan hingga mengalami kegagalan. Selain pengembangan kolaborasi antar subsektor, diperlukan juga kesadaran yang tinggi dikalangan pelaku subsektor atau ekonomi itu sendiri. Dimana untuk menumbuhkan kesadaran tersebut diperlukan budaya saling tolong-menolong , rasa empati, serta gotong royong antar sektor yang sama sama memiliki kondisi yang tidak untung. Nilai-nilai seperti inilah yang sedang sangat dibutuhkan,bukan hanya dalam kondisi atau situasi seperti saat ini saja, namun haruslah menjadi prinsip dalam jiwa dan menjadi identitas kita sebagai para pelaku usaha ekonomi yang sama-sama berjuang demi terciptanya kondisi ekonomi yang stabil.
ADVERTISEMENT
Mungkin masih banyak para pelaku usaha yang enggan melakukan hal tersebut terutama jika konsisi ekonomi perusahaannya dalam kondisi stabil atau bahkan untung, oleh karenanya penanaman nilai nilai kemanusiaan tadi diharapkan mampuh untuk memotivasi para pelaku usaha lain yang sama sama sedang berjuang untuk menghadapi permasalahan yang terjadi saat ini.
Ibarat kata kita adalah sesosok pahlawan, dimana kita siap membantu orang lain yang sedang mengalami kesulitan dan kesusahan dalam hidupnya. Dan alangkah baiknya kita yang masih memiliki kondisi ekonomi yang cukup baik turut serta membatu para pelaku usaha lain yang sedang kesuitan terutama pada soal permodalan dan pembiayaannya . Ataupun sebaliknya, dengan kita saling membantu satu sama lain akan menciptakan suatu kodisi perekonomian yang efektif dan tak tergoyahkan oleh apapun.
ADVERTISEMENT
Marilah kita para pelaku ekonomi untuk bersatu dan saling menguatkan rekan rekan kita yang saat ini sedang membutuhkan bantuan modal pembiayaan usaha, diharapkan dengan hal ini para peaku ekonomi dapat saling berkolaborasi serta memiliki komitmen untuk bangkit bersama. Jika dilihat berdasarkan realita yang ada, tidak menutup kemungkinan masih banyak orang-orang diluar sana yang masih memiliki sumber permodalan yang cukup berlimpah, namun mereka dibingungkan dengan bagaimana cara untuk mengoptimalkan modal yang di miliki sekarang. Justru ini merupakan sebuah jalan bagi kita para pelaku ekonomi untuk saling bekolaborasi dan berkerjasama dengan membuat sebuah konsep kolaborasi yang mana kedua belah pihak saling diuntungkan. Kolaborasi antar subsektor ekonomi harus secepatnya di sosialaisasikan kepada seluruh masyarakat dan para pelaku ekonomi, hal ini perlu dilakukan agar seluruh pelaku ekonomi memiliki kesadaran akan fungsi dari menjalin kolaborasi antar subsektor ini.
ADVERTISEMENT
Bentuk kolaborasi juga tidak harus dalam bentuk permodalan saja melainkan ada banyak bentuk lain dari kolaborasi ekonomi, sebagai contohnya adalah dengan saling mempromosikan hasil produk serta hal lain yang dirasa mampu menaikan velue dari subsektor ekonomi lain. Budaya kolaborasi ini tidak harus melulu tercipta dalam lingkungan subsektor ekonomi saja, mealinkan budaya kolaborasi ini juga bisa di terapkan di lingkungan konsumen.
Salah satu bentuk kolaborasi konsumen dalam bidang ekonomi adalah dengan mempromosikan barang dagang, yang mana tidak ada salahnya kita sebagai konsumen ikut turut serta berkolaborasi , yang mana kita selaku konsumen yang menggunakan barang dagang tersebut tidak ada salahnya turut berpartisipasi dengan cara mempromosikan barang dagang yang kita beli kepada konsumen lain.
ADVERTISEMENT
Sebagian besar ekonom Indonesia menganggap bahwa cara ini dinilai sangat efektif ditambah lagi konsumen tersebut memiliki penggaruh besar seperti artis, influencer, aktor ternama yang mana biasa kita kenal sebagai endorse. Budaya kolaborasi dan saling membantu antar sektor ini diharapkan mampu menjadi salah satu jalan bagi para pelaku ekonomi agar tetap bisa berjuang dan tetap bertahan dikondisi ekonomi yang tidak stabil seperti saat ini.