Pandangan Parang Jati dalam Novel Bilangan Fu Karya Ayu Utami Kajian Fenimisme

labiq aktumansi
Mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Pamulang
Konten dari Pengguna
18 Mei 2022 20:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari labiq aktumansi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber gambar: koleksi pribadi
zoom-in-whitePerbesar
sumber gambar: koleksi pribadi
ADVERTISEMENT
Karya sastra di Indonesia memang banyak sekali jenisnya mulai dari pantun, puisi, dongeng atau cerpen. Yang tak kalah menarik dari itu semua ialah novel. Novel ini menjadi salah satu yang diminati karena tidak habis dibaca dalam sekali duduk sebagai pengisi waktu kosong. Membaca novel tidak harus di ruang belajar saja namun saat sebelum tidur, di kereta, di kantin bahkan ada juga yang di kamar mandi. Hal yang menarik dari membaca novel ialah alurnya, gaya bahasanya, maupun karakter tokohnya. Salah satu novel yang menarik adalah novel Bilangan Fu yang berkaitan dengan kajian Feminisme (kesetaraan gender) karya Ayu Utami dan pemenang dari Kusala Sastra Khatulistiwa. Karakter yang diceritakan dalam novel ini ialah Parang Jati, Marja dan Yuda. Namun pada pembahasan kali ini kita akan fokus terhadap tokoh Parang Jati yang begitu Feminis terhadap hal-hal yang diceritakan dalam novel Bilangan Fu.
ADVERTISEMENT
Jika kita kaitkan dengan Metodologi Penelitian Sastra, novel ini tepat menggunakan kajian Feminisme. Fenimisme adalah sebuah kajian yang selalu menjelaskan terkait kesetaraan gender yang dialami para perempuan dari laki-laki. Dalam hal ini perempuan berada di tingkatan kedua setelah laki-laki dan laki-laki selalu dianggap unggul.
Dalam novel Bilangan Fu karya Ayu Utami ini menggambarkan tiga tokoh yang sering muncul dalam cerita Bilangan Fu. Salah satunya adalah Parang Jati yang sangat erat kaitannya dengan Fenimisme. Cara pandang atau cara berfikir Parang Jati memang senada dengan kajian Fenimisme. Parang Jati yang diceritakan sangat bertolak belakang dengan tokoh Yuda. Diceritakan Yuda ini adalah seseorang yang gemar melakukan hubungan seks dengan kekasihnya yakni Marja. Berikut adalah pandangan Parang Jati yang digambarkan oleh Ayu Utami dalam novel Bilangan Fu:
ADVERTISEMENT
1. Pemikiran parang jati sangat bertolak belakang dengan Yuda yang menganggap perempuan itu tidak sejajar dengan laki-laki. Disini Ayu Utami sengaja mengambil tokoh yang mengangkat Feminisme dari laki-laki. Agar bisa disejajarkan dengan Yuda yang mana sama-sama laki-laki. Parang jati mengagumi sifat Marja yang feminim, lembut dan penuh kasih sayang.
2. Parang Jati menunjukan sikap kritisnya terhadap pandangan patriaki yang menganggap perempuan itu lemah, bahan suruh dan bahan seksualitas. Ayu Utami memang mengisahkan Parang jati dengan manusia yang bertubuh besar, berwibawa dan kritis karena banyak membaca buku. Misalnya saat Parang Jati membaca buku sejarah, Parang Jati merasa pada buku sejarah hampir semua berisi tentang sudut pandang lelaki. Parang Jati mencoba menjelaskan sejarah dengan sudut pandang perempuan. Hal ini menunjukan kepedulianya kepada perempuan yang selama ini dianggap sebelah mata, derajat di bawah lelaki, terpinggirkan karena sistem patriaki.
ADVERTISEMENT
3. Sama halnya ketika Parang Jati menceritakan petapa di Gunung Kombang yang menurut kebanyakan orang membaca cerita Babad Tanah Jawa adalah sosok lelaki, namun Parang Jati malah menceritakan dari sudut pandang perempuan, petapa itu adalah seorang gadis yang sangat cantik jelita.