Konten dari Pengguna

Sakit Lambung dan Kesehatan Mental, Apa Hubungannya?

Ladrina Bagan
Perempuan yang bahagia dengan hidupnya. Berkontemplasi dengan menulis, berekreasi dengan membaca, dan berbagi dengan tarot reading. Sering berdiskusi tentang cinta, kehidupan, hingga kegagalan.
29 April 2019 14:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ladrina Bagan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam beberapa tulisan saya di sini, saya bercerita bahwa saya beberapa kali mengalami anxiety. Saya sering bertanya-tanya kenapa anxiety ini datang dan pergi sesukanya? Bahkan ketika saya sudah menjalani terapi dengan profesional yang ahli di bidangnya?
ADVERTISEMENT
Ternyata semua itu datang dari perut saya. Semua kehebohan panic attack, anxiety, bingung di tengah keramaian, dan apapun itu, berawal dari perut. Saya mengalami gerd yang cukup parah. Ditambah ya, seperti yang pernah saya ceritakan di sini, gaya hidup saya mendukung untuk gerd ini menjadi semakin parah.
Anxiety yang diakibatkan oleh gerd ini bukan datang tanpa permisi kepada saya. Biasanya sudah didahului dengan tanda-tanda nyeri di dada, perut kembung, mual, dan sering pusing. Tapi seperti orang kebanyakan, selama rasa sakitnya masih bisa ditoleransi, saya akan mengabaikannya. Nah, ketika di tengah-tengah gerd ini melanda, saya hanya butuh satu kejadian yang cukup menaikkan tingkat stres saya untuk memacu anxiety ini keluar.
ADVERTISEMENT
Yang terparah saya alami di tahun 2015, di rooftop kantor, saat saya sedang meminum kopi. Tiba-tiba saya panik, tangan bergetar, dan bingung sekali melihat banyak orang berseliweran. Setelah itu, ada beberapa kejadian serupa yang saya tidak pernah sadari penyebabnya.
Hingga suatu hari, saya mengobrol dengan seorang tetangga. Dia bercerita sempat mengalami panic attack hingga pingsan di jalan. Dia ketakutan bahwa dirinya akan mati di jalan. Dia berpikir bisa saja dia ditabrak, serangan jantung, atau apapun yang bisa menyebabkan kematian selama dia di jalan. Hingga akhirnya dia pingsan, dan dibawa ke rumah sakit.
Di rumah sakit, setelah dilakukan berbagai macam tes, dia dinyatakan mengalami gerd. Penyakit lambung yang cukup parah. Hal ini dipicu oleh pola makan yang tidak beraturan setelah berhenti merokok. Rasa panik dan ketakutan tentang kematian yang dia alami, berasal dari situ.
ADVERTISEMENT
Saya merasa bahwa bisa saja saya mengalami hal yang sama. Karena beberapa kali bertemu psikolog, tidak ada masalah mental yang berarti. Semua masih bisa diatasi. Lalu darimana datangnya panic attack ini? Pasti ada kaitannya dengan kesehatan fisik saya.
Setelah memeriksakan diri, maka benar sekali saudara-saudara, gerd saya lumayan parah. Dan memang itulah pemicu segala jenis emosi negatif yang sering muncul tanpa sebab. Dan untuk menenangkan gejolak emosi saya, yang harus pertama kali ditenangkan adalah lambung saya.
Sakit lambung, jangan disepelekan. Apa yang saya sepelekan ini sering sekali memberikan dampak yang cukup bikin sakit kepala. Anxiety ini menyulitkan hidup saya, karir saya, bisnis saya, hingga kehidupan sosial saya. Dengan mencari dan mengobati sumbernya dengan serius, saya bisa menjalani hari-hari saya dengan lebih baik.
ADVERTISEMENT
Jadi jika kamu memiliki keluhan-keluhan lambung yang sudah cukup menyulitkan, jangan disepelekan. Periksa ke dokter, dan carilah jalan terbaik untuk penyembuhannya. Karena penyakit lambung ternyata tidak sesepele itu :)