Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Hias Meja dengan Aquaponik Mini: Ikan Cupang, Sirih Gading & Hydroton
1 Mei 2025 12:40 WIB
·
waktu baca 8 menitTulisan dari LADY AYU SRI WIJAYANTI tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Salah satu tren menarik yang sedang berkembang adalah hias meja kerja dengan aquaponik mini, sebuah sistem ekosistem berkelanjutan yang menggabungkan ikan cupang, tanaman air seperti sirih gading, dan media tanam hydroton dalam satu wadah kecil. Selain mempercantik ruang kerja, aquaponik mini juga menawarkan kombinasi estetika, fungsi ekologis, dan manfaat kesehatan, menjadikannya solusi cerdas untuk ruang kerja modern. Dalam beberapa tahun terakhir, gaya hidup urban mulai bertransformasi menuju arah yang lebih hijau, sadar lingkungan, dan terintegrasi dengan elemen alam.
ADVERTISEMENT
Bagi saya yang berbasis keilmuan perikanan dan kelautan, pendekatan ini bukan hanya sebuah inovasi dekoratif, tetapi juga merupakan bentuk sederhana dari penerapan ilmu perikanan dan lingkungan secara praktis. Salah satu bentuk penerapan paling menarik adalah penggabungan antara ikan cupang (Betta splendens), tanaman air seperti sirih gading (Epipremnum aureum), dan media tanam ringan bernama hydroton atau LECA (Lightweight Expanded Clay Aggregate). Sistem ini kecil, sederhana, tapi sarat makna ekologis. Setiap elemen di dalamnya—ikan yang menghasilkan nutrien, tanaman yang menyerap limbah, dan media tanam yang menyaring air—bekerja dalam harmoni, merepresentasikan konsep sirkulasi dan keberlanjutan. Dengan menempatkannya di ruang kerja, akan mengintegerasikan elemen alam yang berdampak positif terhadap kesejahteraan psikologis, mendukung relaksasi dan mengurangi stres. Hal ini didukung oleh berbagai penelitian bahwa interaksi dengan elemen alam dapat meningkatkan suasana hati dan memperbaiki kualitas udara, yang berkontribusi pada peningkatan konsentrasi dan produktivitas di ruang kerja.
ADVERTISEMENT
Aquaponik Mini: Ekosistem Simbiosis di Atas Meja
Aquaponik, secara definisi, adalah sistem yang menggabungkan budidaya ikan (akuakultur) dan tanaman (hidroponik) dalam satu siklus tertutup. Di skala besar, aquaponik digunakan untuk memproduksi sayuran dan ikan konsumsi secara berkelanjutan. Namun dalam skala kecil — seperti dekorasi meja — sistem ini bisa disederhanakan tanpa kehilangan fungsinya.
Ikan cupang berperan sebagai penghasil amonia dari hasil metabolisme. Amonia ini diubah menjadi nitrit dan kemudian menjadi nitrat oleh bakteri nitrifikasi. Nitrat inilah yang diserap oleh tanaman sebagai nutrisi. Dengan demikian, tanaman mendapatkan makanan, ikan mendapatkan lingkungan yang lebih stabil, dan air dalam sistem tidak perlu sering diganti.
Mengapa Ikan Cupang?
Menurut PetAdvocacy.org (https://petadvocacy.org/wp-content/uploads/2022/01/Betta-Care-Sheet.pdf) Ikan cupang merupakan salah satu spesies ikan hias air tawar paling populer, adaptif, dan mudah dirawat. Ikan cupang mampu hidup dengan baik di wadah kecil dengan kadar oksigen rendah karena memiliki organ labirin (labirin fish) yang memungkinkannya bernapas langsung dari udara. Ini menjadikannya cocok untuk sistem aquaponik mini tanpa aerasi tambahan.
ADVERTISEMENT
Di habitat alaminya, ikan cupang sering terlihat mematuk akar-akar tanaman air, bukan untuk memakan tumbuhan tersebut, melainkan untuk mencari serangga kecil, krustasea, dan telur ikan lain yang menempel di sekitar perakaran. Perilaku ini menunjukkan bahwa keberadaan tanaman air dalam sistem aquaponik tidak hanya berfungsi sebagai elemen estetika, tetapi juga menciptakan lingkungan yang menyerupai habitat alami ikan cupang, sekaligus mendukung interaksi ekologis yang alami tanpa risiko terganggunya tanaman oleh aktivitas makan ikan.
Selain itu, ikan cupang memiliki nilai estetika tinggi dan sudah dikenal sebagai ikan 'pajangan' favorit yang mudah dipelihara. Sifat soliternya juga cocok untuk sistem mini di ruang terbatas seperti meja kantor, kamar tidur, atau ruang tamu. Karakteristik ini semakin mendukung penerapannya dalam sistem aquaponik skala kecil, khususnya ketika dipadukan dengan media hydroton yang stabil dan berpori. Media hydroton tidak hanya menjadi penyangga ideal bagi tanaman air, tetapi juga menjaga kualitas air tetap optimal untuk keberlangsungan hidup ikan cupang dalam ekosistem tertutup tersebut.
ADVERTISEMENT
Peran Hydroton dalam Sistem
Hydroton, atau LECA (Lightweight Expanded Clay Aggregate), sering disebut juga sebagai kerikil tanah liat atau bola tanah liat bakar. Dikutip dari website: https://www.leca.co.uk/, hydroton/LECA merupakan bola-bola tanah liat yang dipanaskan hingga mengembang. Karakteristiknya yang ringan, berpori, dan inert (tidak mempengaruhi pH) menjadikannya media tanam yang ideal untuk sistem hidroponik maupun aquaponik mini. Dalam konteks aquaponik yang melibatkan ikan cupang, hydroton berperan lebih dari sekadar penyangga tanaman.
Pori-pori luas pada hydroton menyediakan habitat optimal bagi mikroorganisme, terutama bakteri nitrifikasi seperti Nitrosomonas dan Nitrobacter. Bakteri ini berperan penting dalam proses biofiltrasi, yakni mengubah limbah nitrogen hasil metabolisme ikan (amonia) menjadi senyawa nitrat yang aman dan dapat diserap oleh tanaman. Proses ini tidak hanya menjaga kualitas air tetap stabil dan rendah toksisitas bagi ikan cupang, tetapi juga memastikan bahwa tanaman memperoleh nutrisi yang cukup untuk tumbuh optimal.
Dengan adanya biofiltrasi alami yang didukung oleh hydroton, risiko stres fisiologis pada ikan cupang dapat diminimalkan. Selain itu, struktur hydroton yang tidak mudah hancur dan dapat digunakan ulang (reusable) membuatnya menjadi pilihan yang efisien dan berkelanjutan dalam sistem aquaponik hias ini. Dengan demikian, integrasi ikan cupang, tanaman air, dan media hydroton dalam sebuah ekosistem mini tidak hanya menghadirkan nilai estetika yang tinggi, tetapi juga membentuk sistem ekologis kecil yang stabil, sehat, dan berkelanjutan — selaras dengan prinsip-prinsip dasar dalam bidang perikanan dan lingkungan.
ADVERTISEMENT
Sirih Gading: Tanaman Air yang Bersahabat
Salah satu tanaman yang sangat ideal dalam sistem ini adalah sirih gading (Epipremnum aureum), atau dikenal pula sebagai pothos. Sirih gading merupakan tanaman air semi-terestrial yang populer dalam sistem hidroponik karena daya adaptasinya yang tinggi dan kemampuannya menyerap nutrisi secara cepat dan efisien. Dalam konteks aquaponik, sirih gading berperan penting sebagai biofilter alami. Akar-akar sirih gading yang terendam air aktif menyerap senyawa nitrat hasil biofiltrasi, membantu mengurangi akumulasi nutrien berlebih yang berpotensi memicu gangguan kualitas air.
Keunggulan lain dari sirih gading adalah kemampuan tumbuhnya yang stabil meski hanya dengan perendaman akar, tanpa memerlukan media tanam kompleks. Ketika dipadukan dengan media hydroton, akar sirih gading memperoleh dukungan struktural yang baik, sekaligus meningkatkan area permukaan bagi bakteri nitrifikasi untuk berkoloni. Secara ekologis, tanaman ini juga berkontribusi terhadap peningkatan kadar oksigen terlarut dalam air melalui proses fotosintesis, menciptakan kondisi akuatik yang lebih sehat dan stabil bagi ikan cupang.
ADVERTISEMENT
Selain manfaat ekologisnya, sirih gading juga memiliki nilai estetika tinggi. Daunnya yang hijau mengilap dengan pola variegata menarik menambah visual alami dan elegan dalam ekosistem mini. Kombinasi warna cerah sirih gading dengan warna kontras ikan cupang — yang dikenal memiliki varian warna beragam dan mencolok — menciptakan harmoni visual yang memanjakan mata, menjadikan sistem aquaponik ini tidak hanya fungsional tetapi juga artistik.
Dengan demikian, integrasi ikan cupang, tanaman sirih gading, dan media hydroton dalam sistem aquaponik mini tidak hanya membentuk ekosistem yang stabil dan berkelanjutan, tetapi juga menghadirkan solusi dekorasi meja yang estetis, ramah lingkungan, serta berbasis prinsip ekologi yang mendalam — sejalan dengan pendekatan dalam bidang perikanan berkelanjutan.
Nilai Estetika, Edukasi, dan Ekologi
Sistem aquaponik mini berbasis ikan cupang, tanaman sirih gading, dan media hydroton ini tidak hanya menghadirkan keindahan visual, tetapi juga menyimpan nilai edukatif dan ekologis yang signifikan. Integrasi ketiga komponen tersebut membentuk ekosistem meja yang berfungsi secara holistik, sekaligus mendukung prinsip keberlanjutan yang sejalan dengan konsep perikanan ramah lingkungan.
ADVERTISEMENT
1. Estetika: Kombinasi warna-warni ikan cupang yang cerah — mulai dari merah menyala, biru metalik, hingga kuning keemasan — dengan kehijauan alami daun sirih gading menciptakan kontras visual yang menenangkan dan elegan. Gerakan lembut sirip cupang yang berenang di antara akar tanaman serta bola-bola hydroton menambah dimensi dinamis pada tampilan ekosistem mini ini. Tidak hanya mempercantik meja kerja, ruang tamu, atau area santai, sistem ini juga menciptakan suasana natural yang mampu meredakan stres dan meningkatkan kenyamanan visual.
2. Edukasi: Lebih dari sekadar dekorasi, sistem ini juga menjadi media pembelajaran yang efektif untuk memahami konsep dasar ekologi dan daur nutrien. Melalui pengamatan interaksi antara ikan, tanaman, bakteri, dan media tanam, pengguna dapat mempelajari prinsip siklus nitrogen, peran bakteri nitrifikasi dalam biofiltrasi, serta bagaimana simbiosis antara komponen biotik dan abiotik menjaga keseimbangan ekosistem. Sistem ini menjadi alat edukasi kontekstual yang relevan untuk memperkenalkan konsep akuakultur berkelanjutan, baik bagi kalangan akademisi, pelajar, maupun masyarakat umum.
ADVERTISEMENT
3. Ekologi: Aquaponik mini ini juga memiliki dampak positif terhadap lingkungan. Dengan menggabungkan ikan dan tanaman dalam satu sistem tertutup, penggunaan air menjadi jauh lebih efisien dibandingkan akuarium konvensional atau hidroponik murni. Air bersirkulasi secara berkelanjutan tanpa perlu sering dikuras, sehingga mengurangi potensi pembuangan limbah cair ke lingkungan. Selain itu, kebutuhan pupuk kimia pun dapat dihilangkan, karena nutrisi untuk tanaman sepenuhnya bersumber dari limbah metabolisme ikan yang telah diolah oleh bakteri. Penggunaan media hydroton yang reusable dan stabil juga mengurangi produksi limbah padat dan kebutuhan penggantian media secara berkala. Dengan kata lain, sistem ini menerapkan prinsip zero-waste dan low-input, menjadikannya solusi dekoratif yang ramah lingkungan dan mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
Refleksi dari Perspektif Ilmu Perikanan
Dari sudut pandang ilmu perikanan, sistem aquaponik mini ini merepresentasikan sebuah pendekatan inovatif dalam membawa konsep-konsep dasar ekologi perairan ke dalam ruang-ruang non-akademik. Integrasi antara ikan cupang, tanaman air seperti sirih gading, dan media hydroton tidak sekadar membentuk ekosistem hias, tetapi juga menjadi sarana nyata untuk memperlihatkan hubungan dinamis antara organisme akuatik, kualitas air, dan lingkungan fisik dalam skala yang mudah dijangkau oleh masyarakat luas.
Di tengah tantangan lingkungan dan urbanisasi, pendekatan-pendekatan kecil seperti ini bisa menjadi jembatan antara sains dan kehidupan sehari-hari. Ikan cupang bukan sekadar hiasan. Hydroton bukan sekadar media. Dan tanaman sirih gading bukan sekadar aksesoris. Semuanya adalah bagian dari satu mikroekosistem yang hidup, bernapas, dan mendidik.
ADVERTISEMENT