Konten dari Pengguna

Sampah Laut Ancam Pariwisata Teluk Penyu, Saatnya Bertindak Bersama!

LADY AYU SRI WIJAYANTI
Lady Ayu Sri Wijayanti, S.Pi., M.Sc. adalah dosen di bidang ekologi perairan dan konservasi laut. Ia aktif dalam penelitian, publikasi ilmiah, serta pengembangan ekowisata berbasis konservasi demi keberlanjutan ekosistem.
11 Februari 2025 5:55 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari LADY AYU SRI WIJAYANTI tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pantai Teluk Penyu di Cilacap, Jawa Tengah, adalah destinasi wisata yang luar biasa dengan keindahan alam yang tak terbantahkan. Terletak di pesisir selatan Jawa, pantai ini menyuguhkan pemandangan spektakuler, terutama ketika melihat Pulau Nusa Kambangan yang tampak jelas dari pantai. Pulau Nusa Kambangan, meskipun dikenal sebagai "Alcatraz" Indonesia karena sejarahnya sebagai tempat penjara, juga memiliki daya tarik tersendiri dengan hutan tropis dan pantai-pantai alami yang memesona.
ADVERTISEMENT
Ekosistem pesisir yang kaya di Teluk Penyu turut mendukung sektor perikanan dan pariwisata, menjadikannya salah satu lokasi yang sangat menarik untuk dikunjungi, baik oleh wisatawan lokal maupun internasional. Namun, ancaman sampah laut, seperti plastik, logam, dan kaca, yang terbawa arus laut menjadi masalah serius yang dapat merusak kelestarian ekosistem pesisir dan mengganggu sektor pariwisata yang bergantung pada kebersihan pantai. Sampah-sampah ini harus segera ditangani agar keindahan alam Teluk Penyu tetap terjaga dan dapat terus menjadi tempat wisata yang memikat.

Sampah Laut sebagai Ancaman bagi Ekosistem dan Pariwisata

Menurut data dari BPS Kabupaten Cilacap (2024), jumlah pengunjung pantai ini mencapai 129.706 pada 2022 dan 114.697 pada 2023. Sayangnya, lonjakan wisatawan selalu akan diikuti dengan meningkatnya permasalahan sampah. Lebih memprihatinkan, plastik sekali pakai seperti kantong plastik, botol minuman, dan kemasan makanan telah menjadi penyumbang utama pencemaran laut di hampir seluruh pantai Indonesia, tidak terkecuali di Pantai Teluk Penyu. Sampah ini sebagian besar berasal dari aktivitas wisatawan, rumah tangga, serta industri, dan terbawa arus dari daerah lain melalui sungai dan laut. Akibatnya, tumpukan sampah plastik semakin mengotori pesisir, mengurangi estetika pantai, serta berdampak buruk pada kehidupan ekosistem laut.
Sampah-sampah yang terdampar di pesisir Teluk Penyu, Cilacap (sebelum aksi bersih pantai). Sumber: Dokumentasi Pribadi.
Akumulasi sampah di pesisir tidak hanya mencemari lingkungan, tetapi juga membahayakan keanekaragaman hayati laut. Plastik yang terurai menjadi mikroplastik dapat masuk ke rantai makanan, dikonsumsi oleh plankton, ikan, hingga predator puncak, termasuk manusia. Dampak jangka panjangnya bisa berakibat serius bagi kesehatan makhluk hidup, mengingat zat kimia berbahaya dalam plastik dapat terakumulasi di jaringan tubuh. Selain itu, hewan laut seperti penyu, burung laut, dan ikan sering kali terperangkap atau menelan plastik, yang berujung pada cedera atau kematian.
ADVERTISEMENT
Dari segi ekonomi, pencemaran plastik juga memberikan dampak negatif pada sektor pariwisata. Pantai yang tercemar sampah dapat menurunkan daya tarik wisata, mengurangi jumlah kunjungan, serta merugikan masyarakat lokal yang menggantungkan hidupnya pada sektor pariwisata dan perikanan. Jika tidak segera ditangani, pencemaran ini dapat memperburuk kondisi lingkungan pesisir dan mengancam keberlanjutan ekosistem laut.
Di Pantai Teluk Penyu, sampah laut dapat menjadi persoalan serius. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa-mahasiswI Mata Kuliah Pencemaran Laut, Program Studi Perikanan Laut Tropis, PSDKU Unpad Pangandaran pada November 2024, sampah yang terdampar di pantai ini terdiri dari berbagai jenis, mulai dari plastik, logam, kaca, hingga sampah organik. Dalam aksi bersih pantai yang melibatkan pengelola pantai, penggiat wisata, mahasiswa, dan civitas akademik, sebanyak ±17 kg sampah berhasil dikumpulkan hanya dalam satu hari. Fakta ini menegaskan bahwa tanpa langkah konkret dan berkelanjutan, pencemaran laut akan terus menjadi ancaman bagi kelestarian pesisir dan keberlanjutan industri pariwisata.
Pelaksanaan aksi bersih sampah di Pantai Teluk Penyu, Cilacap oleh mahasiswa-mahasiswI Mata Kuliah Pencemaran Laut, Program Studi Perikanan Laut Tropis, PSDKU Unpad Pangandaran. Sumber: Dokumentasi Pribadi.
Diperlukan upaya kolaboratif dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah, industri, masyarakat, hingga wisatawan, dalam mengatasi masalah ini. Kebijakan pengurangan plastik sekali pakai, penguatan sistem pengelolaan sampah, serta edukasi masyarakat mengenai bahaya pencemaran plastik harus terus digalakkan. Hanya dengan langkah nyata dan kesadaran kolektif, kita dapat melindungi pesisir dan ekosistem laut dari ancaman plastik, demi keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan generasi mendatang. Jika tidak segera ditangani, pencemaran plastik ini akan terus meningkat dan memperburuk kondisi ekosistem pesisir.
ADVERTISEMENT

Sinergi Antar Pemangku Kepentingan untuk Pengelolaan Sampah

Aksi bersih pantai di Teluk Penyu bukan sekadar kegiatan pembersihan, tetapi juga merupakan langkah strategis untuk menciptakan sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta. Kolaborasi ini penting untuk memperkuat komitmen bersama dalam menjaga kelestarian lingkungan pesisir. Kegiatan ini melibatkan edukasi tentang pengelolaan sampah dan konservasi ekosistem yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, sekaligus memberi contoh bagaimana pengelolaan sampah secara baik dapat memperbaiki kondisi pesisir. Sampah yang terkumpul dipilah berdasarkan jenisnya, antara sampah organik, non-organik, dan sampah berbahaya. Sampah organik akan diolah menjadi kompos, sementara sampah non-organik seperti plastik dan logam akan dibawa ke tempat pembuangan akhir atau daur ulang, sesuai dengan prosedur yang berlaku.
Aksi bersih pantai memberikan dampak nyata yang dapat dirasakan langsung. Selain mengurangi akumulasi sampah secara signifikan, kegiatan ini juga meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan limbah yang berkelanjutan. Partisipasi aktif berbagai pihak—dari warga setempat, penggiat wisata, akademisi, hingga pemerintah—membuktikan bahwa kolaborasi dapat menciptakan perubahan nyata dalam menjaga kebersihan lingkungan. Lebih dari itu, kegiatan ini berperan sebagai sarana edukasi yang efektif, mengingatkan masyarakat tentang bahaya sampah plastik terhadap ekosistem laut dan dampaknya terhadap sektor pariwisata.
Pantai Teluk Penyu bersih dari sampah (sesudah aksi bersih pantai). Sumber: Dokumentasi Pribadi.

Mengapa Program Ini Harus Diperluas?

ADVERTISEMENT
Aksi bersih pantai di Teluk Penyu bukan sekadar upaya rutin dalam mengatasi sampah, tetapi menjadi pijakan awal menuju sistem pengelolaan lingkungan pesisir yang lebih baik. Keberhasilan program ini tidak hanya terlihat dari berkurangnya sampah, tetapi juga dari meningkatnya kesadaran kolektif akan pentingnya menjaga ekosistem laut. Lebih jauh, kegiatan ini dapat menjadi inspirasi bagi daerah pesisir lain untuk menerapkan model serupa.
Jika program ini diperluas ke berbagai wilayah pesisir, potensi terciptanya sistem pengelolaan sampah yang lebih terstruktur dan berkelanjutan semakin besar. Kolaborasi antara komunitas lokal, pengelola wisata, akademisi, dan pemerintah dapat menghasilkan solusi jangka panjang yang tidak hanya mengurangi pencemaran, tetapi juga membuka peluang ekonomi, seperti industri daur ulang, ekowisata, serta pendidikan lingkungan.
ADVERTISEMENT
Ekspansi program ini juga menjadi langkah strategis dalam menghadapi ancaman global pencemaran laut. Sebagai negara dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia, Indonesia memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga kebersihan lautnya. Menjadikan aksi bersih pantai sebagai gerakan nasional yang terorganisir dapat memberikan dampak luas, baik dalam peningkatan kualitas lingkungan maupun penguatan sinergi antara berbagai pemangku kepentingan.
Perubahan yang nyata tidak hanya bergantung pada kebijakan pemerintah, tetapi juga pada tindakan kolektif yang dilakukan secara konsisten. Dengan memperluas program ini ke lebih banyak daerah pesisir, kita tidak hanya melindungi keindahan pantai, tetapi juga memastikan bahwa generasi mendatang dapat menikmati laut yang sehat dan bersih. Inilah saatnya menjadikan aksi bersih pantai sebagai budaya yang melekat dalam kehidupan masyarakat pesisir, bukan sekadar kegiatan seremonial.
ADVERTISEMENT