Konten dari Pengguna

Kesetaraan Gender Perempuan Muslim Dalam Novel"Perempuan di Titik Nol"

Laelatul Qodriah
Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
29 Oktober 2022 11:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Laelatul Qodriah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambar 1: Pixabay.com: https://pixabay.com/id/vectors/avatar-perempuan-gadis-jilbab-muda-1606914/
zoom-in-whitePerbesar
Gambar 1: Pixabay.com: https://pixabay.com/id/vectors/avatar-perempuan-gadis-jilbab-muda-1606914/
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Judul Buku: Perempuan di Titik Nol
Penulis: Mochtar Lubis
Penerbit: Yayasan Pustaka Obor Indonesia
ADVERTISEMENT
Tahun Terbit: 2019
ISBN: 9786024334383
Halaman: 176

Novel "Perempuan di Titik Nol" karya Nawal El-Saadawi adalah novel feminis yang banyak mengungkapkan dimensi-dimensi penindasan terhadap perempuan dan mengungkap perjuangan tokoh melawan deskriminasi gender untuk mendapat hak-haknya. Feminisme adalah salah satu teori sastra yang mengkritik terhadap kehidupan sosial dan pengalaman manusia yang berkembang dari perspektif yang berpusat pada perempuan.

Saat ini, kaum perempuan masih menjadi objek pembicaraan dalam diskursus feminisme. Sekarang perempuan mulai bersaing dengan kaum laki-laki baik dalam dunia politik, ekonomi, serta pendidikan. Namun, masih banyak ketimpangan pada perempuan. Mengapa kaum laki-laki lebih menguasai perempuan sehingga menimbulkan ketidakadilan gender?

Tidak banyak perempuan yang belum mendapatkan kesetaraan hak, kedudukan dan derajat dalam masyarakat. Perempuan masih menjadi kaum tertindas yang sering mengalami kekerasan. Budaya patriarki merupakan akar yang menjadi permasalahan dalam feminisme radikal akibatnya kaum perempuan menjadi tertindas dan mengalami kekerasan. Budaya yang menganggap laki-laki memiliki kekuasaaan superior, lebih unggul dari sorang perempuan.

Islam telah disyiarkan di Mesir dan telah mengalami masa modernisasi. Masalah yang menjadi bahan perdebatan di Mesir adalah masalah hak-hak dan kewajiban seorang perempuan, baik di tengah masyarakat maupun dalam hubungan antara laki-laki dan perempuan secara sosial serta dalam hal pribadi, di dalam perkawinan maupun di luar perkawinan. Negeri Arab terkenal dengan perempuan yang kedudukannya dianggap amat terbelakang dibanding dengan hasil kedudukan serta hak-hak antara perempuan dan laki-laki yang telah tercapai karena masyarakatnya berbudaya patriarki.
ADVERTISEMENT
Seorang pelacur tetap pelacur, identik dengan kotor dan hina. Firdaus, perempuan yang tidak beruntung dalam hidupnya, dia lahir dari keluarga yang tidak mampu. Ayahnya hanya memiliki kemampuan bercocok tanam dan kemampuan menerapkan kehidupan sosial yang berbudaya patriaki, yang tertanam dalam benaknya adalah bagaimana menukar anak gadisnya dengan imbalan mas kawin yang tinggi sebelum ia wafat.
Setelah ayah dan ibunya wafat, Firdaus dibawa pamannya ke Kairo dan tinggal bersamanya. Ketika pamannya masuk ke kamar Firdaus untuk membacakan cerita sebelum tidur dan di saat itu terjadi "pelecehan" oleh pamannya sendiri. Paman Firdaus sering melakukan pelecehan seksual terhadap Firdaus. Paman Firdaus tergoda dengan kecantikan Firdaus.
Hidup dengan keluarga patriarkat sudah dirasakan Firdaus sejak kecil. Firdaus adalah seorang figur perempuan yang mengalami ketidakadilan dalam budaya patriarki. Hubungan antara perempuan dan laki-laki bersifat hierarkis, yakni laki-laki lebih doniman sedangkan perempuan tidak. Tak jarang perempuan dibatasi jarak geraknya seperti pada lapangan pekerjaan dan negara lebih diperuntukkan bagi laki-laki.
ADVERTISEMENT
Seorang pelacur sukses lebih baik dari seorang suci yang sesat. Bahwa semua perempuan adalah korban penipuan. Laki-laki telah menipu perempuan dengan tindasan tingkat bawah dan menghukum mereka dalam perkawinan dengan kerja kasar sepanjang umur mereka. Laki-laki yang mempergunakan kepintarannya dengan menukarkan prinsip mereka pada uang.
Revolusi bagi mereka sebagai seks bagi kami. Sesuatu yang disalahgunakan, sesuatu yang dapat dijual. Profesi ini diciptakan oleh laki-laki serta menguasai dua dunia, di bumi dan di alam baka. Seorang laki-laki memaksa perempuan menjual tubuh mereka dengan harga tertentu dan tubuh yang paling murah dibayar adalah tubuh sang istri.
Kisah perjuangan Firdaus untuk mendapatkan hak-hak dan kewajibannya sebagai perempuan muslim yang sangat menggugah hati seorang perempuan. Feminisme radikal adalah perempuan yang menjadi korban dari budaya patriarki yang selalu menomerduakan perempuan dan mengalami macam-macam tindakan kekerasan.
ADVERTISEMENT
Perempuan yang selalu dinomerduakan? adanya anggapan bahwa, perempuan hanya sebagai istri saja yang tidak diperuntukkan bekerja diluar rumah. Apalagi dengan istilah emansipasi wanita, berhak memperoleh perlakuan yang sama dengan pria. Wanita memang tidak dapat memungkiri kodratnya dengan 5M yaitu menstruasi, mengandung, melahirkan, menyusui dan menopouse. Tetapi apa salahnya, jika perempuan memiliki kesetaraan dengan laki-laki?