Konten dari Pengguna

Mengetahui dan Meneladani Sifat-Sifat pada Nabi Muhammad Saw di Bulan Maulid

Laelatul Qodriah
Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
24 September 2024 7:57 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Laelatul Qodriah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Malam Jumat, 19 September 2024 mahasantri pesantren luhur sabilussalam melaksanakan riyadhoh di masjid Darussalam. Pembacaan maulid Nabi Muhammad Saw dan Al barzanji dimulai setelah selesai pembacaan surat Yasin dan Tahlil bersama kemudian dilanjut dengan salat isya berjamaah.

Gambar 1; Maulid Nabi Muhammad Saw
zoom-in-whitePerbesar
Gambar 1; Maulid Nabi Muhammad Saw
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Maulid Nabi Muhammad Saw dilaksanakan di aula pesantren tepatnya berada di lantai 2 pesantren luhur sabilussalam. Setelah selesai berjamaah isya di masjid, mahasantri dialihkan menuju aula pesantren. Terdengar suara hadroh, dan lantunan salawat nabi yang mengiringi sebelum rangkaian acara dimulai. Dilanjut dengan membaca al-Barzanji dengan penuh haru, dan rasa syukur.
ADVERTISEMENT
Pada saat mahalul qiyam terlihat seorang ustad berlinang air mata yang membasahi pipinya. Rindu kepada Baginda Nabi Muhammad seorang tauladan bagi kita semua tidak lagi tertahankan. Suasana saat ini penuh dengan khusyu, dan hidmat. Agar lebih besar lagi rasa cinta kami kepada Nabi Muhammad mahasantri bersalawat dengan kompak.
Ustad Riki Ardiansyah memberikan sambutannya sepatah dua patah kepada mahasantri bahwa Syaikh As-sari As-saqati seorang tokoh sufi terkenal berkata "man qasada maudian fihi maulidun Saw, paqod qasada raudhatin mirriyadhatil jannah" artinya siapa orang yang berkumpul ditempat kemudian dibacakannya maulid Nabi Muhammad Saw, maka semata-mata sedang berada di taman-taman surga.
Rangkaian maulid ini sekaligus pembukaan Sabil Festival yang merupakan acara tahunan pesantren luhur sabilussalam. Kegiatannya diisi dengan berbagai macam perlombaan seperti Musabaqah Qiraatul Qutub, Musabaqah Hifdzil Qur'an, Cerdas Cermat, Dai/Daiah, Nasyid, Beauty Fest, dan Kebersihan. Sabil Festival dibuka oleh kepala bagian kemahantrian berupa simbolis dengan memukul rebana.
ADVERTISEMENT
Setelah pembukaan Sabil Festival dilanjut dengan ceramah oleh Ustadzah Nayla. Beliau kaitkan maulid di era saat ini karena tidak banyak orang diluaran sana tidak begitu antusias untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad Saw. Jadi seberapa penting maulid? Maulid iti bid'ah tidak?
Pertama beliau membahas terkait sunah nabi. Di era sekarang ini banyak sebenarnya yang patut diikuti sunahnya. Nabi Muhammad Saw sangat baik hubungannya baik dengan Allah, Hablumminallah, Hablumminannas, dan Hablummalalam. Mahasantri Sabilussalam juga bisa mengikuti sunah Nabi. Hubungan dengan Allah, salat lima waktu. Hubungan dengan manusia, berbaur dengan masyarakat sekitar pesantren. Hubungan dengan alam, bisa dengan menjaga kebersihan pesantren dan lainnya.
Lalu ada sunah nabi yang relate dengan kesehatan. Contohnya berhenti makan sebelum kenyang, dan tidak meniup makanan atau minuman saat masih panas. Adapun sifat terpuji Nabi Muhammad Saw yang patut kita teladani di era saat ini. Diberbagai daerah sudah tidak sedikit tindakan bullying baik kepada teman, saudara, bahkan orang tua sekalipun.
ADVERTISEMENT
Pertama, Nabi tidak pernah berbicara kasar, kotor, kata-kata sarkas yang memang berniat untuk menghujat atau memaki seseorang. Kedua, Nabi mempunyai sifat siddiq yang artinya benar. Upaya agar kita tidak temakan hoaks maka ketahui dahulu kebenaran dan buktinya. Ketiga, perilaku hedon atau fomo yang saat ini banyak diikuti oleh orang-orang. Bagaimana agar kita meminimalisasi dari perilaku hedon atau fomo? Kembali dengan membaca buku Sirah Nabi agar kita selalu ingat bahwa Nabi Muhammad Saw sangat sederhana hanya memiliki 2 baju, dan tidur di atas pelepah kurma. Fomo ingin seperti orang lain, hanya akan mempersulit diri jika tidak sesuai yang kita inginkan.
Banyak dikalangan kita berkata "untuk apa memperingati maulid, bid'ah." Sebenarnya bid'ah itu memang ada, di zaman sekarang pun ada. Tetapi bagimana cara kita dalam menyelenggarakannya yang tidak keluar dari syariat Islam. Misalnya dengan pembacaan maulid Nabi, pembacaan ayat suci Al-Qur'an, Mauidzah Hasanah dan lainnya. Imam assyuti menyebutnya dengan bid'ah hasanah yakni perayaan maulid yang diisi dengan syariat agama Islam.
ADVERTISEMENT