Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Literasi Teknologi Sejak Dini
7 Mei 2022 8:04 WIB
Tulisan dari Laelatus Zakiya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pengenalan teknologi sejak dini penting agar masyarakat memiliki kebijaksanaan dalam bersosial media nantinya
ADVERTISEMENT
Terjadinya pandemi Covid-19 yang dialami oleh Indonesia sejak akhir tahun 2019 yang bahkan masih berlangsung sampai sekarang ini mengakibatkan meningkatnya lalu lintas media sosial di dunia digital. Semenjak pandemi Covid-19 ini muncul, banyak sekali berita hoaks yang tersebar di masyarakat yang membuat masyarakat panik dan resah. Salah satu penyebab keresahan masyarakat tersebut adalah terlalu banyaknya media yang menyorot berita mengenai Covid-19 dan mis-informasi digital yang berseliweran di media sosial. Keadaan ini sangat berpengaruh pada psikologi massa.
ADVERTISEMENT
Dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini, masyarakat tidak hanya perlu mempersiapkan imunitas terhadap virus, namun juga imunitas atas limpahan jutaan informasi yang berseliweran di media sosial. Maka dari itu perlunya kemampuan literasi yang baik. Akan tetapi sayangnya di Indonesia sendiri tingkat literasi semakin turun dari tahun ke tahun. Pada tahun 2016 Indonesia dinyatakan meduduki peringkat ke 60 dari 61 negara soal minat membaca, data ini menurut World’s Most Literate Nations Ranked yang dilakukan oleh Central Connecticut State University. Sebenarnya apa penyebab negara Indonesia mengalami penurunan minat membaca setiap tahunnya? Apakah karena negara kita belum memahami pentingnya literasi bagi masyarakat? Ataukah kurangnya kesadaran masyarakat dalam literasi itu sendiri?
Kurangnya minat literasi pada masyarakat bukan hanya mengakibatkan kemerosotan pendidikan namun juga berpengaruh pada keadaban digital. Seperti yang kita ketahui Indonesia masih tertinggal dari keadaban digital dibandingan dengan negara lainnya, bahkan netizen Indonesia seringkali dijuluki sebagai “Warganet paling tidak sopan”. Tentu hal ini diakibatkan oleh rendahnya literasi warga masyarakat Indonesia.
ADVERTISEMENT
Belum selesai dengan masalah kurangnya minat baca tulis di Indonesia, kini kita juga harus menyiapkan diri untuk mempunyai kemampuan literasi teknologi untuk menghadapi arus media sosial, terutama pada saat pandemi. Di dunia maya sekarang ini informasi tersebar sangat cepat seolah kita dikepung oleh berbagai macam berita yang isinya kadangkala hanya berita hoaks, pencitraan, atau bahkan ilusi belaka yang tidak bertanggung jawab.
Kita hampir tidak bisa membedakan mana berita hoaks dan mana berita yang benar. Situasi seperti ini disebut “Pasca kebenaran” (Post truth). Solusi yang paling tepat untuk mengatasi situasi ini adalah dengan mengenalkan literasi teknologi sejak dini agar memiliki kebijaksanaan bersosial media pada era post truth.
Hakikat dari literasi teknologi itu sendiri sebenarnya adalah pengembangan literasi dalam bidang teknologi dan cyberspace (dunia maya). Dalam artian lebih jelasnya literasi teknologi adalah kemampuan dan keterampilan untuk menggunakan, mengelola, menilai dan memahami teknologi.
ADVERTISEMENT
Apabila kemampuan ini dikenalkan sejak dini, maka masyarakat negara kita akan memiliki keterampilan untuk dapat memahami dan bijak dalam bersosial media, yang kemudian akan menjadi sebuah karakter yang tertancap pada diri masing-masing masyarakat Indonesia. Inilah tujuan dari dikenalkannya literasi teknologi sejak dini.
Terhadap kondisi dan situasi atas fenomena digital selama masa pandemi, dibutuhkan langkah nyata dalam menerapkan literasi teknologi. Metode yang paling efektif untuk mengenalkan literasi media adalah melalui jalan pendidikan.
Literasi teknologi bisa masuk ke dalam struktur kurikulum sekolah dari tingkat dasar sampai tingkat perguruan tinggi dengan memperhatikan materi yang perlu dikaji dari setiap tingkatan. Literasi teknologi sendiri merupakan ilmu yang dinamis dan fleksibel mengikuti perkembangan teknologi dalam kultur digital.
ADVERTISEMENT
Hal yang paling dasar yang harus dikenalkan di dalam literasi media adalah kemampuan membaca kritis atas segala fenomena. Dengan berpikir kritis inilah seseorang akan dapat menempatkan diri dengan baik dan memiliki prinsip bijak atas kultur digital disruptif.