Kisah 2 Cucu Nabi Muhammad SAW dalam Manuskrip Digital: Hikayat Hasan dan Husein

Laeli Hidayanti
Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Jakarta
Konten dari Pengguna
19 Desember 2020 5:15 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Laeli Hidayanti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber: https://Khastara.perpusnas.go.id/
zoom-in-whitePerbesar
sumber: https://Khastara.perpusnas.go.id/
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Manuskrip atau yang biasa disebut juga dengan naskah kuno menurut KBBI V merupakan naskah tulisan tangan yang menjadi kajian filologi. Biasanya manuskrip banyak tersimpan dan menjadi koleksi di perpustakaan-perpustakaan yang memfokuskan kepada kajian tersebut. Salah satu perpustakaan yang menyimpan berbagai koleksi manuskrip yaitu Perpustakaan Nasional Indonesia. Naskah-naskah yang terdapat di perpusnas tersebut sudah didigitalisasikan di mana koleksi digital naskah atau manuskrip kuno tersebut terdapat dalam situs Khasanah Pustaka Nusantara (Khastara).
ADVERTISEMENT
Digitalisasi Naskah
Banyak sekali manuskrip yang ditemukan dan disimpan untuk dijaga keaslian naskahnya agar tidak rusak dan hilang. Berbagai cara yang dilakukan untuk menjaga keaslian dan menyelamatkan naskah tersebut yaitu dengan cara mendigitalisasikan naskah tersebut. Proses digitalisasi naskah dapat kita rasakan manfaatnya pada masa sekarang dan juga masa yang akan datang, di mana kita dapat melihat bagaimana bentuk warisan nenek moyang kita terdahulu yang dituliskan diberbagai media tulis seperti kertas eropa, daun lontar, bambu, kulit kayu dan lain sebagainya. Selain itu manfaat dari digitalisasi naskah yaitu sangat memudahkan kita untuk mengaksesnya.
Isi manuskrip yang telah didigitalisasi sangat bervariasi, ada yang berisi informasi penting seperti kitab-kitab yang membahas mengenai ilmu-ilmu keagamaan, ada pula manuskrip yang berisi cerita-cerita di masa lampau, baik itu cerita nyata maupun cerita rekaan saja. Salah satu manuskrip yang terdapat di Perpustakaan Nasional (perpusnas) yang sudah didigitalkan yaitu manuskrip yang berjudul Hikayat Hasan dan Husein.
ADVERTISEMENT
Naskah ini menceritakan tentang kisah dua cucu Nabi Muhammad Saw yaitu Hasan dan Husein. Sebelum berlanjut membahas naskah tersebut, pengertian dari hikayat itu sendiri menurut KBBI V merupakan karya sastra lama Melayu berbentuk prosa yang berisi cerita, undang-undang, dan silsilah bersifat rekaan, keagamaan, historis, biografis, atau gabungan sifat-sifat itu, dibaca untuk pelipur lara, pembangkit semangat juang, atau sekadar untuk meramaikan pesta.
Hikayat Hasan dan Husein
Naskah hikayat ini saya temukan dikoleksi Perpustakaan Nasional (perpusnas) yaitu dilink https://khastara.perpusnas.go.id/landing/detail/404630. Hikayat ini memiliki nomor catalog ID: 404630 dengan deskripsi fisik 30 hlm.; 15x10 cm, nomor panggil W 98. Ada juga yang terdiri dari 14 halaman.; 15,5x10 cm.; ukuran sampul 15,5x10 cm. ukuran blok teks 13x9 cm. 16 baris/hlm. Nomor panggil W 99. Hikayat Hasan dan Husein menceritakan tentang kisah cucu Nabi Muhammad Saw yaitu anak dari Fatimah dan Ali bin Abi Thalib.
ADVERTISEMENT
Dalam hikayat tersebut terdapat 3 judul yaitu “Hikayat Hasan dan Husein Tatkala Ia Kanak-kanak”, “Hikayat Hasan dan Husein Tatkala Akan Mati”, dan “Hikayat Tabut”. Ketebalan halaman tersebut juga berbeda-beda. Selain itu hikayat ini juga menceritakan tatkala cucu Nabi Muhammad Saw yang bernama Hasan dan Husein disuruh memilih baju. Hasan memilih baju berwarna hijau, sedangkan Husen memilih baju berwarna merah. Malaikat Jibril yang melihat hal tersebut segera meramalkan bahwa kelak Hasan akan mati diracun, dan Husein akan mati dibunuh oleh Yazid di karbela. Ternyata ramalan Jibril itu benar.
Hikayat ini berbentuk prosa kertas dengan cap, kondisi naskah agak lapuk tetapi tulisan masih jelas terbaca, ada beberapa kertas yang sudah tidak utuh seperti sudah ada yang berlubang di tengah kertas, jilid naskah ini juga sudah lepas-lepas. Aksara hikayat tersebut yaitu bertulisan Jawi dan hikayat tersebut berbahasa Melayu dengan dipengaruhi Bahasa Minangkabau. Keunikan dari hikayat tersebut yaitu terdiri dari beberapa sub-bab atau judul cerita sehingga menarik ketika melihat foto naskahnya dan juga membuat bingung ketika melihat foto naskah tersebut karena ketika menemukan naskah ini hanya mengira ada satu judul saja.
ADVERTISEMENT
sumber: https://Khastara.perpusnas.go.id/sumber: https://Khastara.perpusnas.go.id/
sumber: https://Khastara.perpusnas.go.id/
Dilansir dari www.ahlulbaitindonesia.or.id yang berjudul “Sayyidina Husain dalam Teks Klasik Melayu [bag 2]” pada hikayat Hasan Husein Tatkala akan Mati juga menceritakan perihal Sayyidina Hasan yang diracun dan Sayyidina Husein yang dibunuh oleh Yazid bin Mu’awiyah. Lalu, hikayat tabut menceritakan perihal sosok Nastal yang mencoba mengambil mustika yang terdapat pada pinggang Sayyidina Husein setelah beliau wafat di mana menurut hikayat tersebut, Nastal ditampar oleh jenazah Sayyidina Husein hingga pingsan, di mana terlihat arak-arakan para malaikat, para nabi, bidadari menangisi jenazah Sayyidina Husein. Setelah sadar dari pingsan, Nastal kemudian bertaubat dan memulai upacara perarakan tabut dan perkabungan memeringati kesyahidan Sayyidina Husein di Karbala.
Kisah dalam naskah ini sangat bagus dan sangat mengedukasi jika diceritakan kepada anak-anak yang masih berusia dini agar mengenal dan mengetahui bagaimana kisah serta perjuangan dua cucu Nabi Muhammad Saw yaitu Hasan dan Husein. Selain itu, hikayat ini juga dapat memberikan pengetahuan tentang sejarah islam pada masa lampau dan bagaimana kehidupan serta perjuangan kaum muslimin dalam menyebarluaskan ajaran islam.
ADVERTISEMENT