Konten dari Pengguna

Krisis Minat di Kelas Agama Islam: Bagaimana Guru dan Sekolah Dapat Membantu?

Laila Azahr
mahasiswa UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan
13 November 2024 20:56 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Laila Azahr tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT

Oleh : Lailatus Syifa Azzahro

Guru sedang menjelaskan didepan kelas : HMPS PAI UIN K.H. ABDURRAHMAN WAHID
zoom-in-whitePerbesar
Guru sedang menjelaskan didepan kelas : HMPS PAI UIN K.H. ABDURRAHMAN WAHID
Banyak siswa di sekolah saat ini kurang antusias mengikuti pelajaran agama Islam. Mereka menganggap materi yang diajarkan kurang relevan dan terkadang membosankan. Di era modern saat ini menjaga minat siswa dalam pendidikan agama Islam memang tidak mudah. Jadi, bagaimana guru dan sekolah dapat membantu meningkatkan minat siswa? Berikut beberapa langkah praktis yang bisa dilakukan.
ADVERTISEMENT
1. Buat Pembelajaran Lebih Interaktif
Siswa sering merasa bosan jika pelajaran hanya berupa ceramah atau penjelasan satu arah. Guru bisa menggunakan metode pembelajaran interaktif seperti diskusi kelompok, role-playing, atau simulasi untuk menerapkan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, coba buat simulasi kegiatan amal yang mengajarkan sedekah atau kegiatan sosial yang melibatkan seluruh kelas. Pendekatan ini akan membuat siswa merasakan langsung manfaat dari ajaran agama dalam hidup mereka.
2. Hubungkan dengan Kehidupan Nyata
Agar lebih relevan, guru bisa mencoba menghubungkan materi agama dengan isu-isu yang dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa. Misalnya, ajarkan tentang pentingnya berkata baik dalam konteks berkomentar di media sosial atau tentang perilaku jujur saat menghadapi ujian. Dengan begini, siswa akan melihat bahwa ajaran agama tidak hanya sebatas teori, tetapi juga menjadi pedoman di setiap aspek kehidupan mereka.
ADVERTISEMENT
3. Adakan Ekstrakurikuler Keagamaan yang Menarik
Kegiatan di luar kelas bisa jadi cara ampuh untuk menumbuhkan minat siswa. Sekolah bisa mengadakan klub tahfidz, kajian mingguan, atau kemah religi. Di sini, siswa bisa belajar agama dalam suasana yang lebih santai, membentuk komunitas positif, dan lebih mudah menghayati nilai-nilai agama bersama teman-teman yang memiliki minat sama.
4. Manfaatkan Teknologi Sebagai Alat Pembelajaran
Daripada menganggap teknologi sebagai gangguan, guru bisa memanfaatkannya sebagai alat bantu yang efektif. Ada banyak aplikasi yang mendukung pembelajaran agama, seperti pengingat salat, hafalan doa, dan pembelajaran Al-Qur'an. Dengan cara ini, pelajaran agama terasa lebih menyenangkan dan dapat diakses di mana saja. Bahkan, guru bisa memberikan tugas interaktif menggunakan aplikasi ini agar siswa lebih tertarik.
ADVERTISEMENT
5. Bahas Tantangan Zaman dari Sudut Pandang Islam
Siswa zaman sekarang menghadapi banyak dilema moral, seperti tekanan teman sebaya atau kecanduan media sosial. Guru bisa membuka ruang diskusi untuk membicarakan tantangan-tantangan ini dari perspektif agama. Misalnya, bagaimana Islam mengajarkan moderasi dalam segala hal, termasuk dalam penggunaan teknologi. Diskusi seperti ini akan membuat pelajaran agama terasa relevan dengan realitas yang dihadapi siswa sehari-hari.
6. Ciptakan Hubungan yang Hangat dengan Siswa
Guru yang ramah dan mau mendengarkan dapat menciptakan suasana belajar yang nyaman. Saat siswa merasa dihargai, mereka akan lebih termotivasi untuk belajar agama. Guru bisa mengenal lebih dekat setiap siswa, memahami tantangan yang mereka hadapi, dan memberikan bimbingan sesuai dengan nilai-nilai agama. Hubungan yang baik antara guru dan siswa ini akan sangat berpengaruh dalam menumbuhkan ketertarikan mereka terhadap pelajaran agama.
ADVERTISEMENT
7. Bangun Lingkungan Positif di Sekolah
Sekolah bisa mendukung dengan menciptakan lingkungan yang memudahkan siswa untuk mengamalkan ajaran agama, misalnya dengan menyediakan fasilitas mushola yang nyaman, waktu khusus untuk salat berjamaah, atau mengadakan kegiatan keagamaan rutin. Selain itu, menghadirkan sosok inspiratif atau ustaz yang dekat dengan generasi muda juga bisa menjadi motivasi bagi siswa untuk mendalami ilmu agama.
Krisis minat dalam kelas agama Islam bisa diatasi dengan berbagai cara kreatif. Dengan pendekatan yang interaktif, menghubungkan ajaran agama dengan kehidupan sehari-hari, serta memanfaatkan teknologi, siswa akan merasa lebih terhubung dan tertarik pada nilai-nilai Islam. Sinergi antara guru, sekolah, dan lingkungan yang positif akan membantu membentuk generasi yang tidak hanya paham, tetapi juga bangga mengamalkan ajaran agama.
ADVERTISEMENT