Konten dari Pengguna

Generasi Emas, Religius, Madrasah Ibtidaiyah

Laila Dzikra
Saya adalalah seorang mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta semester 3 jurusan PGMI
19 Oktober 2024 2:52 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Laila Dzikra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ilustrasi generasi emas ( sumber, https://cdn.pixabay.com/photo/2012/11/28/11/06/girl-67694_1280.jpg )
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi generasi emas ( sumber, https://cdn.pixabay.com/photo/2012/11/28/11/06/girl-67694_1280.jpg )
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Generasi Emas Religius memiliki peran penting dalam membangun masyarakat yang cerdas, berakhlak, dan berintegritas. Mereka diharapkan menjadi pemimpin yang bijaksana, pembawa perubahan positif, dan pelestari nilai-nilai agama di tengah arus globalisasi. Dengan mengedepankan keseimbangan antara moralitas, spiritualitas, dan kemajuan intelektual, generasi ini berperan dalam menciptakan komunitas yang harmonis serta membangun masa depan yang lebih baik bagi bangsa dan agama.
ADVERTISEMENT
Menurut Notosusanto, Generasi adalah kelompok inti yang menjadi role model masyarakat pada masanya dan disebut sebagai pemimpin role model pada masanya dalam konteks sosial. Emas adalah logam kuning yang mudah ditempa dan sangat berharga. Berdasarkan dua kata di atas, maka dapat disimpulkan bahwa “Generasi Emas” adalah sekelompok orang yang hidup bersama, mempunyai banyak sifat dan menjadi teladan bagi orang lain dalam membangun bangsa dan negara.
Religius adalah sikap atau perilaku yang menunjukkan penghayatan dan pengamalan prinsip agama. Seseorang yang religius biasanya menunjukkan ketekunan dalam menjalankan ibadah, menghormati ajaran agama mereka, dan berusaha hidup sesuai dengan prinsip moral yang dipegang oleh agama mereka. Selain itu, sikap religius seringkali mencakup hal-hal seperti berbuat baik, toleransi, dan peduli terhadap orang lain. Secara umum, religius menggambarkan hubungan yang kuat antara individu dan keyakinan spiritual atau agama yang dianutnya. Dalam konteks menciptakan generasi emas yang religius, pemahaman terhadap kata "religius" memiliki nuansa yang lebih luas dan mendalam dibandingkan sekadar menjalankan ibadah. Religius di sini bukan hanya tentang menjalankan ritual keagamaan, tetapi lebih kepada pengintegrasian nilai-nilai agama ke dalam seluruh aspek kehidupan.
ADVERTISEMENT
Sebagai institusi pendidikan yang menggabungkan ajaran agama dan ilmu pengetahuan umum, peran Madrasah Ibtidaiyah sangat dibutuhkan dalam mewujudkan generasi yang tidak hanya memiliki kecerdasan secara intelektual tetapi juga berakhlak mulia sesuai dengan ajaran agama (Cahyani et al, 2021). Sebagai lembaga pendidikan Islam tingkat dasar, MI memiliki tanggung jawab besar dalam membentuk karakter siswa sejak usia dini, sehingga mereka tumbuh menjadi individu yang cerdas secara intelektual, beriman juga bertaqwa kepada Allah, dan mampu menerjang arus globalisasi dengan tetap berpegang pada nilai-nilai yang benar.
Madrasah sendiri merupakan wadah pendidikan yang mengedepankan agama dalam proses berjalannya pendidikan tersebut, di mana anak-anak pada usia mi SD diberikan pemahaman dan pengetahuan tentang agama sedari dini. Penurunan moralitas anak saat ini merupakan tanggung jawab yang penting bagi pendidik masa kini di mana pendidik harus memiliki kesadaran penuh untuk menaikkan modal moralitas anak kembali sesuai dengan usianya, tentunya hal tersebut harus dilandasi dengan nilai-nilai agama. Anak-anak sudah mesti tahu tentang yang benar dan salah sedari dini sehingga mereka bisa menjalankan kesehariannya sesuai dengan nilai-nilai moral yang berlaku di masyarakat. Dengan kembalinya nilai moral anak menjadikan kesadaran anak untuk bisa membawa kemajuan di lingkungan sekitarnya. Dengan hal tersebut dapat menjadikan modal awal menuju generasi emas.
ADVERTISEMENT
Madrasah ibtidaiyah sebagai wadah pencetak anak di tahap paling awal mestinya memiliki guru-guru yang mempunyai kompetensi sesuai dengan ketentuan yang ada. Kompetensi yang dimiliki sudah seharusnya sesuai dengan perkembangan zaman saat ini di mana sudah harus mengedepankan konteks dan relevansi yang ditanamkan kepada anak sehingga anak-anak paham betul apa yang dipelajari merupakan kebutuhan mereka dalam kehidupan sehari-hari.
Perkembangan dunia pendidikan di Indonesia tidak lepas dari pengaruh dunia, ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang pesat. Perkembangan dunia modern akan berdampak pada kemunduran generasi muda umat Islam, hal ini terlihat dari banyaknya umat Islam yang mulai menolak dan mengubah nilai-nilai akhlak Islam kepada nilai-nilai duniawi, bisa dikatakan kenikmatan tersebut hanya dapat dirasakan oleh raga namun jauh dari nilai-nilai keimanan (Nugraha, 2020). Senada menurut Istikomah (2017) dalam penelitiannya, ia menyampaikan bahwa gambaran pendidikan saat ini masih belum menunjukkan hasil yang menggembirakan. Sebab, sistem pendidikan belum mampu menghasilkan lulusan yang berkarakter baik, sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan dan dan seimbang dari aspek intelektual, emosi, dan keagamaan. Oleh karena itu, untuk model pendidikan inklusif, keseimbangan antara pendidikan umum dan pendidikan agama sangatlah penting.
ADVERTISEMENT
Dalam pesatnya arus globalisasi, Madrasah Ibtidaiyah sebagai lembaga pendidikan memegang penanan penting dalam membentuk pribadi siswa yang dapat mengikuti arus globalisasi dengan tetap menanamkan nilai-nilai moderasi beragama. Pendidikan agama Islam yang komprehensif menjadi kunci utama dalam mewujudkan generasi emas religius. Tidak hanya sebatas hafalan ayat Al-Quran, namun juga pemahaman mendalam tentang nilai-nilai Islam yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Guru agama berperan sebagai role model yang menginspirasi siswa dengan keteladanannya. Selain itu, integrasi nilai-nilai agama dalam seluruh mata pelajaran juga penting agar siswa dapat memahami relevansi agama dalam berbagai aspek kehidupan.
Kerjasama antara madrasah, orang tua dan lingkungan sekitar sangat penting dalam menciptakan lingkungan yang kondusif bagi tumbuh kembangnya generasi emas religius. Orang tua sebagai guru pertama sangat berperan besar dalam menanamkan nilai-nilai agama sejak dini dirumah. Tidak hanya itu, orang tua juga memiliki peran penting dalam memantau pergaulan anak dengan lingkungan bermainnya, karna di lingkungan tempat bermain, mereka belajar, berinteraksi, dan membentuk kepribadian.
ADVERTISEMENT
Mewujudkan generasi emas religius melalui MI adalah sebuah investasi jangka panjang bagi bangsa. Dengan upaya yang sungguh-sungguh dan kerjasama dari semua pihak, hal ini dapat terwujud. Generasi emas religius akan menjadi generasi yang membawa perubahan positif bagi bangsa dan agama.
Laila Dzikra, mahasiswa PGMI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.