Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Nabi Sebagai Penyempurna Akhlak Mulia Bagi Manusia
28 Juni 2022 20:37 WIB
Tulisan dari Laila Fadillah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dapat kita ketahui, bahwa akhlak merupakan tingkah laku manusia yang melekat pada diri seseorang dengan sengaja, tanpa disadari, serta berwujud pada perbuatan-perbuatan yang dilakukan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Akhlak dapat terjadi melalui kehendak maupun tidak. Maka dari itu, akhlak terbagi menjadi dua, yaitu akhlak terpuji dan akhlak tercela. Akhlak terpuji merupakan tingkah laku yang menimbulkan perbuatan baik, sedangkan akhlak tercela merupakan tingkah laku yang menimbulkan perbuatan buruk.
ADVERTISEMENT
Lantas akhlak seperti apakah yang ingin kamu miliki? Pastinya akhlak terpuji, bukan?
Nah, sebelumnya telah dipaparkan bahwa akhlak terpuji merupakan akhlak yang menimbulkan perbuatan baik. Akhlak terpuji atau akhlakul kharimah bersumber dari dua hal, yaitu agama dan tradisi atau adat istiadat. Akhlak yang bersumber dari agama berasal dari ayat suci Al-Qur'an, sementara dari tradisi atau adat istiadat berasal dari kebiasaan secara turun-temurun yang bisa dijadikan sumber akhlak, namun tidak bertentangan dengan ajaran agama Islam.
Islam menempatkan akhlak dengan posisi penting yang harus dipegang teguh oleh para pemeluknya. Bahkan tiap aspek dari ajaran Islam selalu berorientasi pada akhlak yang mulia. Dalam ajaran Islam, dapat kita temukan begitu mulia dan tingginya akhlak para pengikut Nabi, sebab gemblengan yang baliau lakukan maka Allah Swt memuji nilai moral dan akhlak mereka.
ADVERTISEMENT
Bahkan akhlak seseorang juga dapat menilai bagaimana keimanan yang bersangkutan, sebagaimana pesan Nabi saw “Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya”.
Inilah empat sifat wajib Nabi dan Rasul yang dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari:
Pertama, Ash-Shiddiq yang berarti jujur. Kita sebagai umat Islam harus mengatakan hal yang benar, memberikan berita atau kabar sesuai dengan kenyataan yang terjadi tanpa melebih-lebihkan.
Kedua, Al-Amanah berarti dapat dipercaya. Jika diberi kepercayaan oleh seseorang, kita tidak boleh berkhianat, maka kita harus melaksanakan atau menyampaikan kepercayaannya sesuai dengan kesepakatan bersama.
Ketiga, At-Tablig yang artinya menyampaikan ajaran-ajaran Islam yang bersumber pada Al-Qur’an dan hadis kepada umat manusia lainnya.
Terakhir, Fathanah yaitu cerdas atau bijaksana yang berarti dapat menempatkan dirinya sesuai dengan situasi dan kondisi yang terjadi.
ADVERTISEMENT
Dari keempat sifat di atas, dapat kita jadikan sebagai langkah awal menuju mukmin yang paling sempurna imannya dengan belajar meneladani sifat wajib Nabi dan Rasul sekaligus menjadi pengikutnya dalam menyempurnakan akhlak yang kita miliki. Dengan begitu, kita dapat terhindar dari perbuatan yang buruk guna menjadi pribadi yang mulia dan dipandang baik di kalangan masyarakat. Insya Allah.
Live Update