Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Konten dari Pengguna
KKM 69 Untirta Melakukan Sosialisasi Pemanfaatan Limbah Kulit Pisang
23 Februari 2025 10:32 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari laila Rahmawati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
limbah Organik Pangan Lokal Bernilai Jual Bolu Kulit Pisang (BOKUPIS) dan pemanfaatan limbah kulit pisang menjadi pupuk cair.
ADVERTISEMENT
Peningkatan kesadaran akan pentingnya pengelolaan limbah organik dan keberlanjutan lingkungan semakin menjadi fokus banyak pihak, termasuk KKM 69 Untirta melakukan kegiatan sosialisasi yang dilakukan di Desa Rame Kecamatan Mandalawangi Kab. Pandeglang , yang mengajarkan masyarakat tentang cara memanfaatkan limbah organik kulit pisang untuk dijadikan olahan bolu dan pupuk cair.
Dimana Indonesia, sebagai negara penghasil pisang terbesar ketiga di dunia, menghasilkan limbah kulit pisang dalam jumlah yang signifikan. Limbah ini seringkali berakhir di tempat pembuangan sampah, menimbulkan masalah lingkungan. Namun, kulit pisang kaya akan serat dan nutrisi, sehingga berpotensi untuk diolah menjadi produk bernilai tambah. Pada kegiatan Sosialisasi Pemanfaatan Kulit Pisang Dari Limbah Organik pada Pangan Lokal Bernilai Jual ini mengeksplorasi pemanfaatan limbah kulit pisang sebagai bahan baku pembuatan bolu, dengan evaluasi organoleptik menggunakan kuesioner untuk mengukur penerimaan konsumen terhadap produk inovatif ini. Kulit pisang ini mengandung banyak gizi, terutama dalam hal mineral dan vitamin, sehingga dapat digunakan sebagai bahan dasar untuk membuat bolu atau untuk meningkatkan gizi makanan saat diolah menjadi makanan lain. Kulit pisang mengandung banyak gizi yang terdiri dari karbohidrat, lemak, protein, senyawa bioaktif (fenol, dan flavonoid), mineral, serat, pati, kalium, magnesium, vitamin b, vitamin c, dan zat besi.
ADVERTISEMENT
Manfaat dari yang dicapai dalam kegiatan Kuliah Kerja Mahasiswa ini adalah masyarakat dapat mengetahui nilai gizi dalam bolu berbasis kulit pisang, menjadi sumber serat, kemudian dapat meminimalisir limbah kulit pisang, meningkatkan energi di dalam tubuh, menyehatkan jantung serta meningkatkan suasan hati.
Dengan adanya pelatihan ini, kelompok mahasiswa KKM 69 Untirta berharap dapat mengubah pandangan masyarakat terhadap limbah kulit pisang, dan memberikan solusi yang ramah lingkungan.Kegiatan Kerja Kuliah Mahasiswa ini peserta kegiatan sosialisasi ini diminta untuk evaluasi organoleptik menggunakan kuesioner untuk mengukur hasil pengolahan produk bolu kulit pisang. Bokupis hasil pengolahan diuji karakteristik sensorisnya menggunakan pendekatan uji Tingkat afeksi yaitu uji kesukaan/uji hedonik.
Dalam pengujian ini panelis/peserta diminta tanggapan pribadinya tentang kesukaan atau ketidakkesukaan terhadap produk yang disajikan dengan menggunakan skala 1 (satu) sampai 5 (lima). Uji organoleptik dilakukan oleh 20 orang panelis dengan parameter yang diuji yaitu warna, aroma, rasa, tekstur dan overall yang bertujuan untuk mengetahui respon panelis terhadap sifat-sifat produk yang disajikan dalam bentuk kuesioner. Penilaian diberikan bedasarkan 5 skala penilaian, yaitu : (1) tidak suka, (2) agak tidak suka, (3) netral, (4) agak suka dan (5) suka. Hasil Analisa organoleptik dari tingkat kesukaan panelis menunjukkan bahwa bolu kulit pisang pada keseluruhan parameter yang diujikan memiliki penilaian di angka 5 yaitu semua panelis menyukai hasil produk bokupis dengan berbagai kometar yang diberikan yaitu rasa dan aroma yang enak, memiliki tekstur yang lembut, serta menambahkan komentar bahwa bolu kulit pisang ini harus dikembangkan lebih lanjut.
ADVERTISEMENT
Selain Bisa di olah menjadi olahan bolu Limbah Kulit pisang juga bisa dimanfaatkan menjadi pupuk Cair dimana hal ini diharapkan dapat membantu para petani di Desa Rame tidak bergantung pada pestisida. kegiatan Kelompok mahasiswa KKM 69 Untirta memulai sosialisasi dengan memberikan penjelasan mengenai kandungan nutrisi pada kulit pisang dan manfaatnya bagi pertanian. Mereka juga menjelaskan tentang dampak negatif penggunaan pupuk kimia yang berlebihan bagi tanah dan lingkungan.
Salah satu bagian penting dari sosialisasi ini adalah demonstrasi pembuatan pupuk cair dari kulit pisang. Mahasiswa menunjukkan langkah demi langkah cara mengolah kulit pisang menjadi pupuk cair yang mudah dipraktikkan di rumah atau kebun.Proses yang diajarkan meliputi cara memilih kulit pisang yang baik, proses perendaman dan fermentasi, hingga cara penyimpanan dan penggunaan pupuk cair.
ADVERTISEMENT
Keberlanjutan program ini menjadi fokus utama kelompok mahasiswa KKM 69 Untirta. Mereka berharap agar ilmu yang telah diberikan dapat diteruskan dan diterapkan oleh masyarakat secara berkelanjutan. Beberapa langkah lanjutan yang akan dilakukan adalah membentuk kelompok tani atau kelompok pemuda yang akan terus melakukan pembuatan pupuk cair dan menyebarkan pengetahuan ini ke desa-desa sekitar.
Kesimpulan:
Sosialisasi pemanfaatan kulit pisang sebagai bahan baku bolu berhasil menunjukkan potensi pengolahan limbah kulit pisang menjadi produk pangan bernilai tambah. Analisis organoleptik melalui uji hedonik pada 20 panelis menunjukkan penerimaan konsumen yang sangat positif terhadap bolu kulit pisang (bokupis). Semua panelis (100%) memberikan penilaian "suka" (skala 5) terhadap warna, aroma, rasa, tekstur, dan keseluruhan produk. Komentar positif menekankan rasa dan aroma yang enak serta tekstur yang lembut. Hasil ini menunjukkan bahwa bolu kulit pisang layak untuk dikembangkan lebih lanjut, memberikan solusi terhadap masalah limbah kulit pisang di Indonesia, dan menawarkan produk pangan bergizi tinggi yang kaya serat, vitamin, dan mineral. Kegiatan ini juga berhasil meningkatkan kesadaran masyarakat akan nilai gizi kulit pisang dan manfaatnya bagi kesehatan.
ADVERTISEMENT
Sosialisasi ini disambut dengan antusias oleh masyarakat, terutama para petani dan ibu rumah tangga. Beberapa dari mereka mengungkapkan bahwa mereka sering kali membuang kulit pisang tanpa menyadari potensi yang dimilikinya. Mereka merasa tertarik untuk memanfaatkan limbah kulit pisang yang melimpah di sekitar mereka sebagai pupuk cair yang ramah lingkungan.
"Saya tidak tahu sebelumnya kalau kulit pisang bisa jadi pupuk cair. Ini sangat berguna, apalagi kami di desa banyak yang punya kebun dan tanaman. Selain mengurangi sampah, pupuk ini juga lebih murah," ujar salah seorang peserta sosialisasi (Pak Supi) , petani setempat.
Inisiatif ini tidak hanya mengedukasi masyarakat, tetapi juga mendorong mereka untuk menjadi bagian dari solusi pengelolaan lingkungan yang lebih baik. Dengan terus mengembangkan pengetahuan ini, diharapkan pemanfaatan limbah kulit pisang dapat menjadi kebiasaan yang berdampak positif bagi keberlanjutan lingkungan dan ekonomi lokal.
ADVERTISEMENT