news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Akses Layanan Kesehatan yang Baik dapat Mencegah Penyakit DPT

Laila Lutfiatul Badriyah
Mahasiswa Sosiologi Universitas Brawijaya
Konten dari Pengguna
3 Desember 2022 22:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Laila Lutfiatul Badriyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Persebaran suatu penyakit tidak terlepas dari adanya peningkatan populasi di perkotaan. Seiring dengan adanya peningkatan populasi penduduk, tentu harus diiringi dengan peningkatan fasilitas yang memadai. Misalnya saja dalam akses layanan kesehatan, ini perlu menjadi perhatian penting bagi pemerintah karena sebagai bentuk dan upaya perlindungan serta jaminan kesehatan bagi warganya. Salah satu kasus persebaran penyakit adalah DPT yang dapat dicegah karena tersedianya fasilitas-fasilitas layanan kesehatan di Kota Denpasar yang memadai.
ADVERTISEMENT
DPT adalah singkatan dari penyakit difteri, pertusis, dan tetanus. Difteri adalah suatu penyakit menular yang dapat menyebar melalui bersin, batuk, luka yang terbuka, bahkan air liur. Penyebab penyakit ini dikarenakan adanya infeksi bakteri Corynebacterium diphtheriae yang menyerang selaput lendir dan dapat mempengaruhi kulit (Makarim, 2022). Selanjutnya, pertusis atau biasa disebut batuk rejan adalah sebuah penyakit yang menyerang saluran pernapasan dan menginfeksi paru-paru. Munculnya penyakit ini disebabkan adanya bakteri Bordetella Pertussis yang masuk melalui udara. Bakteri ini akan menyebabkan seseorang mengalami batuk keras atau tidak terkendali hingga kesulitan bernapas. Selanjutnya, tetanus adalah penyakit karena serangan bakteri Clostridium tetani yang mengandung racun tetanospasmin. Bakteri ini akan menyerang susunan saraf pusat yang menyebabkan otot tubuh menegang. Biasanya penyakit tetanus akan timbul saat kuman tersebut masuk melalui luka, gigitan serangga, infeksi gigi dan telinga, bekas suntik, dan tali pusar yang dipotong saat proses kelahiran (Subagiartha, 2018).
ADVERTISEMENT
Pencegahan penyakit DPT dapat dilakukan melalui imunisasi atau vaksinasi DPT yang diberikan kepada bayi atau anak-anak dengan cara disuntikkan ke dalam tubuh. Vaksin DPT akan memberikan kekebalan atau antibodi pada tubuh untuk mencegah virus-virus yang menyerang karena memiliki kandungan diphtheria toxoid, tetanus toxoid, dan pertussis antigen. Vaksin DPT ini wajib diberikan kepada bayi dan anak-anak dengan dosis 3 kali vaksin utama dan 2 kali vaksin booster sesuai Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Pada dosis 1-3 diberikan pada bayi yang berusia 2-4 bulan dengan rentang waktu 4-6 minggu. Kemudian, untuk vaksin DPT booster diberikan pada anak usia 15-20 bulan, 5-7 tahun, dan 10-18 tahun. Pada masing-masing vaksinasi sesuai aturan dosis yang diberikan adalah 0,5 ml (Pane, 2021).
Ilustrasi Vaksinasi DPT pada Bayi (Sumber: Pexels.com)
Ketersediaan akses layanan kesehatan sangatlah penting karena sebagai penunjang kualitas kesehatan masyarakat. Dalam undang-undang tentang kesehatan No. 36 tahun 2009, fasilitas pelayanan kesehatan sendiri merupakan sebuah alat ataupun tempat yang dapat digunakan untuk memberikan upaya pelayanan kesehatan secara promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang dilaksanakan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat. Untuk melihat dan menilai kualitas kesehatan masyarakat tidak hanya didasarkan pada pentingnya menjaga diri melalui gaya hidup yang sehat, tetapi juga perhatian pemerintah melalui penyediaan layanan-layanan kesehatan bagi masyarakat, seperti tersedianya rumah sakit umum, puskesmas, rumah sakit ibu dan anak, klinik, apotek, dan lain-lain. Di wilayah Denpasar sendiri sudah tersedia banyak fasilitas kesehatan yang telah tersedia, misalnya RSUD Wangaya, RS Balimed, RSIA Harapan Bunda, RSIA Puri Bunda, dan lainnya.
ADVERTISEMENT
Selain fasilitas pelayanan kesehatan berupa bangunan secara fisik, fasilitas berupa sumber daya manusia juga penting. Tanpa adanya ketersediaan tenaga kesehatan, maka fasilitas-fasilitas kesehatan berupa bangunan tidak akan bisa berjalan dan dimanfaatkan. Berdasar data BPS, pada tahun 2021 Kota Denpasar memiliki tenaga kesehatan dokter sejumlah 117 orang, dokter gigi sejumlah 52 orang, perawat sejumlah 193 orang, bidan sejumlah 156 orang, tenaga kesehatan masyarakat sejumlah 31 orang, tenaga kesehatan lingkungan sejumlah 25 orang, tenaga gizi sejumlah 25 orang, ahli teknologi laboratorium medik sejumlah 19 orang, dan tenaga kefarmasian sejumlah 16 orang.
Pemberian layanan kepada masyarakat tidak hanya dapat dilakukan dengan tatap muka, tetapi juga dapat dilakukan secara daring. Masyarakat Kota Denpasar dapat mengisi form pengaduan pada website “denpasarkota.go.id” yang nantinya akan direspon oleh staf yang bertugas. Adanya akses layanan ini akan semakin memudahkan penyampaian aliran informasi kepada masyarakat. Selain itu, penting juga adanya program vaksinasi DPT yang digencarkan oleh pemerintah untuk mencegah terserangnya penyakit tersebut pada bayi dan balita. Sosialisasi kesehatan dengan harapan meningkatkan kesadaran warga tentang pentingnya kesehatan juga penting dilakukan.
ADVERTISEMENT
Penanganan perkembangan penyakit di suatu wilayah perlu ditangani oleh semua pihak, salah satu elemen penting yang perlu berpartisipasi adalah pemerintah. Oleh karena itu, penyediaan akses fasilitas pelayanan kesehatan menjadi penting karena sebagai wadah dan upaya pemberian perlindungan dan jaminan kesehatan bagi masyarakat. Ketersediaan fasilitas kesehatan berupa rumah sakit, puskesmas, poliklinik, dan apotek di Kota Denpasar menunjukkan salah satu peran penting peran pemerintah dalam menjamin kesehatan warganya dengan tindakan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Hasil yang didapatkan dari baiknya kualitas pelayanan yang diberikan kepada masyarakat tentunya akan membawa dampak yang positif, misalnya saja tidak adanya warga yang menjadi korban dari penyakit DPT (difteri, pertusis, dan tetanus) karena program vaksin DPT yang berjalan secara efektif.
ADVERTISEMENT
DAFTAR PUSTAKA
Denpasar, B. K. (2022). Kota Denpasar Dalam Angka 2022. Badan Pusat Statistik Kota Denpasar. https://denpasarkota.bps.go.id/publication/download.html?nrbvfeve=NjhmNGMzODYyNTA5NGI3OThiMDQ3MWE2&xzmn=aHR0cHM6Ly9kZW5wYXNhcmtvdGEuYnBzLmdvLmlkL3B1YmxpY2F0aW9uLzIwMjIvMDIvMjUvNjhmNGMzODYyNTA5NGI3OThiMDQ3MWE2L2tvdGEtZGVucGFzYXItZGFsYW0tYW5na2EtMjAyMi5odG1
Denpasar, D. (2021). Profil Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2020. https://diskes.baliprov.go.id/download/profil-kesehatan-denpasar-2020/
Makarim, F. R. (2022). Difteri. Halodoc. https://www.halodoc.com/kesehatan/difteri
Pane, M. D. C. (2021). Vaksin DPT. Alodokter. https://www.alodokter.com/vaksin-dpt
Subagiartha, I. M. (2018). Tatalaksana Tetanus Generalisata Ec Vulnus Ichtum Region Manus Dextra Digiti V. http://erepo.unud.ac.id/id/eprint/20421/1/3a4027df0c51fcf4ad31df42139d310f.pdf
Wikipedia. (2022). Daftar Rumah Sakit di Kota Denpasar. Wikipedia.Org. https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_rumah_sakit_di_Kota_Denpasar