Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Konten dari Pengguna
Fakta di Balik Mitos Larangan Pernikahan Orang Jawa dan Sunda
11 Desember 2024 16:35 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Laila Maudina Putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Fakta di Balik Mitos Larangan Pernikahan Orang Jawa dan Sunda
ADVERTISEMENT
Menurut buku Adat dan Tradisi Jawa-Sunda karya RM Soemardjan, larangan pernikahan antara orang Jawa dan Sunda tidak memiliki dasar kuat dalam adat istiadat kedua suku. Kepercayaan ini lebih bersifat mitos yang berkembang dari cerita sejarah, khususnya terkait peristiwa Perang Bubat pada masa lampau, yang kemudian diwariskan secara turun-temurun sebagai stigma sosial di masyarakat. Namun, ketika ditelaah lebih dalam, larangan ini tidak tercantum dalam hukum adat resmi, baik di Jawa maupun di Sunda. Sebaliknya, pernikahan antar-suku sering kali dianggap sebagai simbol persatuan dan penghormatan terhadap keberagaman budaya yang dimiliki Indonesia.
Sebagian masyarakat masih berpegang pada anggapan bahwa perbedaan budaya antara orang Jawa dan Sunda dapat menjadi penghalang dalam kehidupan pernikahan. Orang Jawa umumnya dikenal dengan tata krama yang halus, santun, dan penuh aturan, sedangkan orang Sunda cenderung lebih santai, terbuka, dan ekspresif dalam interaksi sosial. Meskipun perbedaan tersebut ada, hal itu bukan berarti menjadi hambatan yang tidak dapat diatasi. Sebaliknya, pasangan yang berasal dari latar belakang budaya Jawa dan Sunda sering membuktikan bahwa mereka mampu menjalani kehidupan rumah tangga yang harmonis dengan menjadikan perbedaan tersebut sebagai kekayaan yang memperkaya hubungan mereka.
Anggapan bahwa pernikahan antara orang Jawa dan Sunda membawa kesialan atau konflik juga tidak memiliki dasar ilmiah. Kepercayaan seperti ini biasanya berasal dari cerita-cerita lama yang diturunkan secara lisan tanpa ada bukti konkret yang mendukung. Banyak pasangan dari kedua suku yang menjalani pernikahan mereka dengan bahagia dan sukses, menunjukkan bahwa kebahagiaan tidak ditentukan oleh asal-usul suku, tetapi oleh cinta, komitmen, dan kemampuan untuk saling memahami. Bahkan, dalam beberapa kasus, pernikahan antar-suku dapat menciptakan hubungan yang lebih kaya secara budaya karena masing-masing pasangan dapat belajar dan menghargai tradisi serta kebiasaan pasangannya.
Di era modern ini, generasi muda semakin meninggalkan pandangan tradisional yang membatasi, seperti larangan pernikahan antar-suku. Tingkat pendidikan yang semakin tinggi dan akses terhadap informasi yang lebih luas membuat mereka lebih terbuka terhadap keberagaman budaya. Generasi muda cenderung menilai pasangan mereka berdasarkan karakter dan nilai-nilai yang dimiliki, bukan sekadar latar belakang suku atau budaya. Hal ini menunjukkan bahwa toleransi antarbudaya menjadi semakin tinggi, dan masyarakat mulai menyadari bahwa perbedaan budaya tidak seharusnya menjadi penghalang dalam membangun hubungan yang sehat.
Di dalam pernikahan, kebahagiaan dan keberhasilan hubungan ditentukan oleh banyak faktor, seperti komunikasi yang baik, saling menghormati, dukungan emosional, dan kemampuan untuk menyelesaikan konflik. Perbedaan budaya, seperti halnya perbedaan lainnya, hanyalah salah satu aspek yang dapat memperkaya hubungan, bukan sesuatu yang harus dihindari. Generasi muda masa kini lebih berfokus pada membangun hubungan yang kokoh berdasarkan cinta, rasa hormat, dan kerja sama, daripada terikat pada mitos atau kepercayaan lama yang tidak relevan dengan kehidupan saat ini.
Pada akhirnya, kebahagiaan dalam pernikahan tidak pernah ditentukan oleh asal-usul suku atau perbedaan budaya, melainkan oleh usaha yang dilakukan oleh kedua pasangan untuk saling mendukung dan menjaga komitmen dalam menjalani kehidupan bersama. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk meninggalkan mitos lama yang membatasi, dan mulai merangkul keberagaman budaya sebagai aset berharga dalam membangun hubungan yang harmonis dan bahagia.
ADVERTISEMENT