Konten dari Pengguna

Generasi Muda Berwawasan Nusantara, Senjata Menghadapi Dampak Buruk Westernisasi

lailatul fiyaatun nikma
Mahasiswa S1 Akuntansi Universitas Airlangga
10 Juni 2022 18:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari lailatul fiyaatun nikma tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi budaya kebarat-baratan. Foto : shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi budaya kebarat-baratan. Foto : shutterstock
ADVERTISEMENT
Saat ini Indonesia berada di era revolusi industri 4.0. Salah satu ciri revolusi industri 4.0 yaitu makin masifnya penggunaan teknologi dalam bidang informasi dan komunikasi. Teknologi makin memudahkan manusia dalam berinteraksi dengan orang lain, bahkan dengan orang yang berbeda negara. Selain revolusi industri 4.0, globalisasi juga memengaruhi perubahan dan perkembangan masyarakat. Globalisasi adalah era dunia yang makin mengglobal. Hal ini membuat Indonesia dengan negara lainnya seolah-olah tanpa sekat jarak, ataupun waktu. Kedua hal tersebut membuat mudahnya kebudayaan luar masuk ke Indonesia. Dengan masuknya budaya luar terutama budaya barat ke Indonesia, akan berdampak positif dan negatif. Salah satu dampak negatifnya ialah berkembangnya budaya kebarat-baratan atau westernisasi.
ADVERTISEMENT
Sesuai dengan yang telah dibahas di atas, westernisasi menjadi salah satu dampak dari adanya perkembangan teknologi komunikasi dan informasi di era revolusi industri 4.0 dan globalisasi. Tentunya Indonesia harus melakukan upaya untuk mengatasi tantangan ini, karena jika melihat kondisi sekarang, westernisasi lebih banyak mengarah kepada dampak negatif. Salah satu contohnya ialah masyarakat lebih mencintai produk asing, meningkatnya kasus kejahatan seksual, sikap individualisme, maraknya konsumerisme dan hedonisme, serta pergaulan bebas terutama di kalangan generasi muda. Jika kondisi ini terus dibiarkan, maka akan terjadi ketergantungan terhadap budaya barat, sehingga berpotensi mengubah budaya asli kita.
Untuk menghadapi tantangan westernisasi di atas, dibutuhkan suatu pandangan kebangsaan atau pengetahuan kebangsaan secara mendalam, terutama di kalangan generasi muda saat ini. Sebagai generasi muda yang membawa nasib bangsa Indonesia kedepannya, kita tidak hanya dituntut untuk memahami kondisi bangsa, tetapi juga menganalisis secara mendalam dan menyikapi tantangan westernisasi yang sedang berkecamuk dalam negeri. Selain itu, generasi muda juga harus bisa mengupayakan agar hal itu tidak terjadi terus-menerus pada masa depan. Dri situ keberlangsungan identitas Indonesia bisa terjaga. Oleh karena itu, lahirlah suatu gagasan yang disebut wawasan nusantara.
ADVERTISEMENT
Wawasan Nusantara adalah sudut pandang atau cara melihat dan memandang sesuatu yang terjadi pada negara Indonesia, berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 sebagai pedoman hidup berbangsa dan bernegara. Wawasan nusantara sangat penting, karena dengan memiliki wawasan nusantara yang luas, diharapkan akan timbul karakter yang lebih bijaksana dalam menanggapi atau menghadapi segala bentuk problematika negeri, termasuk westernisasi. Sehingga perlu digarisbawahi bahwa, seseorang yang memiliki wawasan nusantara yang luas tentunya akan berbeda dalam menyikapi dampak buruk westernisasi, dibandingkan orang yang tidak berwawasan nusantara secara luas.
Mempelajari dan mendalami wawasan nusantara sangat penting, karena sebagai upaya menangkal dampak buruk westernisasi di era revolusi 4.0. Perkembangan westernisasi di Indonesia saat ini cukup mengkhawatirkan. Pola kebarat-baratan seakan telah menjadi hal lumrah dalam kehidupan masyarakat, sehingga telah menjadi suatu kebiasaan yang jauh dari jati diri bangsa Indonesia. Pendidikan ilmu pengetahuan dan karakter menjadi senjata paling ampuh dalam menghadapi weterninasi, karena mereka berperan penting dalam memengaruhi pola pikir dan cara pandang kehidupan. Kemampuan beradaptasi di mana pun dan kapan pun tanpa harus kehilangan identitas serta jati diri juga sangat penting. Selain itu, penting untuk bersikap terbuka akan hal baru. Semua hal tersebut harus ditanamkan pada generasi muda, karena mereka sebagai generasi emas yang paling rentan dan mudah dipengaruhi.
ADVERTISEMENT