Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Pantai Gumuk Kantong: Pesona Wisata Bahari dan Kesejarahan
17 November 2023 21:44 WIB
Tulisan dari LAILIA ARDHA PRAMESTI tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Selain dikenal sebagai pelabuhan dan pasar perikanan, Muncar juga memiliki objek wisata pantai yang memiliki daya Tarik tersendiri. Salah satunya Pantai Gumuk Kantong yang merupakan destinasi wisata bahari yang terletak di Palurejo, Sumbersewu, Muncar, Kabupaten Banyuwangi. Pantai ini memiliki pemandangan yang indah disertai hembusan angina yang sejuk, selain itu pantai Gumuk Kantong juga memiliki tempat yang rindang dikarenakan banyak pepohonan. Terdapat berbagai tumbuhan yang tumbuh di sekeliling pantai. Tumbuhan-tumbuhan di sana antara lain seperti, kelapa (Cocos nucifera), waru (Hibiscus tiliaceus), ketapang (Terminalia catappa), dan suku Convolvulaceae. Dengan adanya tumbuhan-tumbuhan tersebut, semilir angin semakin terasa sehingga menambah kesejukan dari pantai ini sendiri, sehingga sangat cocok sebagai tempat wisata bersama keluarga.
Pasir dipantai Gumuk Kantong berwarna hitam,dimana tidak seperti pantai lain di Banyuwangi yang cenderung berwarna putih kecoklatan. Selain hanya bersantai, ada banyak kegiatan yang dapat dilakukan di pantai ini seperti bermain pasir dan berenang dikarenakan ombak pantai tidak terlalu besar. Dipantai ini juga banyak terdapat hewan laut kelomang yang terkadang diambil oleh para pengunjung. Pada saat air laut surut banyak masyarakat setempat datang untuk mencari kerang dibebatuan ataupun karang-karang yang ada dipantai, kerang-kerang tersebut dapat dimanfaatkan untuk lauk keluarga ataupun diperjual belikan kembali apabila jumlah tangkapan lumayan banyak.
ADVERTISEMENT
Sebelum mengalami perkembangan seperti sekarang, pantai Gumuk Kantong merupakan tempat yang sepi sehingga sering digunakan sebagai tempat untuk berpesta miras. Hingga kemudian masyarakat setempat bersama-sama membentuk “Kelompok Sadar Wisata” atau Pokdarwis yang kemudian memberikan ide-ide baru mengenai pengembangan pariwisata di pantai tersebut. adanya koordinasi antar masyarakat, Pokmas dan KUB dalam pembangunan fasilitas guna memberikan kenyamanan kepada pengunjung. Misalnya warung milik masyarakat setempat yang menjual makanan dan minuman sehingga pengunjung tidak perlu binggung apabila tidak membawa bekal, kamar mandi, mushola, tempat parkir dan tempat-tempat untuk berteduh. Ada juga perahu wisata yang dapat digunakan untuk menyusuri pemandangan laut dan bukit kecil di pantai Gumuk Kantong dengan biaya yang tidak terlalu mahal.
Pantai ini buka setiap hari dari jam 05.00 – 19.00 wib dengan tiket Rp.10.000/ orang. Banyak pengunjung yang mendatangi pantai ini dipagi hari karena pemandangan sunrise atau matahari terbit dipantai ini sangat indah. Selain menikmati indahnya pantai Gumuk Kantong, terdapat bangunan peninggalan Jepang yang berupa bungker. Terdapat pendapat bahwa nama Gumuk Kantong berasal dari Gumuk yang artinya bukut dengan beberapa bunker peninggalan Jepang yang kemudian di sebut Kantong. nama Gumuk di ambil dari keadaan Gumuknya, karena Gumuk Kantong merupakan gugusan bukit kecil yang menjulang setinggi 40 m, karena dalam bahasa Jawa arti dari Gumuk itu bukit. Sedangkan nama kantong berasal dari pemilik tanah yaitu Mbah Kantong.
Bungker tersebut sering disebut goa Gumuk Kantong yang dibangun pada tahun 1942-1943, dahulu gumuk difungsikan sebagai tempat pemantauan kapal-kapal Belanda dilaut. Sedangkan goa yang ada dimanfaatkan sebagai tempat persembunyian para pejuang Indonesia tahun 1945, disebelah utara goa terdapat ruangan sebagai tempat meriam. Pada tahun 1945 Indonesia sudah mengalami kemerdekaan, tetapi tahun 1948 Belanda mendarat kembali untuk menjajah dengan mencoba menghancurkan pertahanan Indonesia dari udara dengan menggunakan bom. Dengan bantuan pasukan tentara Jepang, Belanda pun berhasil di usir dari Indonesia. Merasa jepang telah membantu dalam mengusir Belanda dari Indonesia, Jepang meminta balas budi Indonesia yang telah di bantu dengnan membuat perjanjian akan menjajah Indonesia selama 3 tahun. Jepang sempat mengajarkan pejuang Indonesia belajar berperang. setelah itu Indonesia sadar bahwa janjinya telah di langgar. Jepang menjajah Indonesia selama 3.5 tahun. Indonesia pun mengusir Jepang meskipun hanya dengan bambu runcing dan bekal berperang yang telah di ajarkan tentara Jepang pada rakyat Indonesia. Dengan di bantu oleh Amerika dan Inggris mengusir Jepang dengan menghancurkan kapal – kapal laut berwarna hitam milik Jepang.
ADVERTISEMENT
Goa dan bungker peninggalan Jepang tersebut makin terbengkalai dan banyak terdapat sampah juga coretan-coretan pada dinding goa. Sudah kewajiban kita baik masyarakat sekitar ataupun pengunjung untuk menjaga kelestarian dari tempat-tempat peninggalan bersejarah tersebut.