Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Deforestasi Mengancam Kelestarian Hutan Kita
6 Oktober 2024 9:03 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Lailia Nabila tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pernah tidak kita berfikir kenapa ya akhir-akhir ini cuaca menjadi sangat panas? Kenapa ya saya sudah jarang melihat kupu-kupu ?, kenapa ya saya jarang melihat tumbuhan ini dan itu?. Pertanyaan – pertanyaan diatas timbul dari permasalah lingkungan salah satunya yaitu deforestasi. Deforestasi adalah kegiatan pengundulan hutan yang dilakukan untuk aktivitas non hutan, dari dahulu kita sudah tahu bahwasannya “Hutan adalah Paru-Patu Bumi” karena hutan adalah penyumbang atau supplier oksigen terbesar yang diama oksigen ini adalah senyawa yang sangat penting untuk setiap makhluk hidup. Menurut data terbaru, Indonesia mengalami deforestasi yang cukup signifikan. Pada periode 2021-2022, perkebunan kelapa sawit menjadi kontributor terbesar penggundulan hutan di Indonesia, menyebabkan emisi gas rumah kaca sebesar 200 juta ton metrik setiap tahunnya. Pada tahun 2022, total emisi Indonesia, tidak termasuk dari sektor penggunaan lahan yang mencakup perkebunan, mencapai 1.240 juta ton metrik (Mongabay).
ADVERTISEMENT
Dampak dari deforestasi salah satunya semakin sesaknya kita bernafas di bumi, karena jumlah karbon dioksida (CO2) yang dilepaskan ke udara akan semakin besar. Kita tahu bahwa karbondioksida merupakan gas rumah kaca yang paling umum. Dampak kerusakan hutan selanjutnya adalah kehilangan berbagai jenis spesies flora dan fauna. Deforestasi menyebabkan habitat bermacam spesies hewan dan tumbuhan yang tinggal di dalam hutan rusak dan lenyap. Menurut National Geographic, sekitar 70% jenis flora dan fauna hidup di kawasan hutan. Kerusakan hutan mengakibatkan mereka tidak lagi ammpu bertahan hidup di habitat aslinya. Akibat kehilangan habitat-habitat mereka, maka hewan, tumbuhan, serangga dan burung-burung yang bergantung pada ekosistem hutan akan perlahan mati dan menyebabkan kepunahan massal. Kondisi tersebut juga berdampak di berbagai bidang, seperti di bidang pendidikan dan penelitian yang kehilangan objek kajian karena spesies yang diteliti tidak dapat lagi ditemukan. Selain itu, di bidang kesehatan, deforestasi dan kerusakan dapat berakibat hilangnya berbagai jenis obat yang bersumber dari flora, fauna, serangga atau burung-burung yang tinggal hutan. Akibat deforestasi terjadi pengeseran ekosistem yang diaman tumbuhan pada hutan tersebut akan mengalami pengurangan dan akhirnya lama-kelamaan akan punah. Berikut adalah solusi agar tidak terhadinya tumbuhan menjadu punah :
ADVERTISEMENT
1. Reboisasi, Upaya reboisasi dan penghijauan yaitu melakukan penanaman kembali pada kawasan hutan, sedangkan melakukan penghijauan pada kawasan non hutan, karena hutan yang mengalami gundul tak mampu menjalankan fungsinya dengan baik.
2. Pengawasan Hutan, Pengawasan dilakukan untuk pengamanan aset hutan dalam mencegah serta mengendalikan terjadinya gangguan, kejahatan, maupun ancaman yang meliputi hutan yang ada di Indonesia.
3. Tebang pilih, salah satu sistem silvikultur yang diterapkan di Indonesia. Metode tebang pilih dilakukan pada hutan hutan alam tak seumur sebagai salah satu sub sistem dari sistem pengelolaan hutan.
Dengan itu sayangi la hutan kita karena kitalah yang sangat membutuhkan hutan bukan kita yang mebutuhkan mereka.
Lailia Nabila Larasati, mahasiswa Megister Biologi
ADVERTISEMENT
USU