Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Konten dari Pengguna
Eksistensi Tari Lengger pada Era Sekarang
2 Desember 2021 17:13 WIB
Tulisan dari LAKSMI DYAH NURLITA tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tari Lengger merupakan tarian tradisional dari daerah Banyumas, Jawa Tengah. Lengger atau disebut juga Ronggeng, merupakan tarian yang berasal dari pengembangan Tari Tayub. Tari Lengger ini diiringi oleh alat musik gamelan bambu yang disebut calung.
ADVERTISEMENT
Kata Lengger berasal dari kata “thole” yang berarti lelaki dan “ger” yang berarti geger atau ramai. Tari Lengger sebenarnya dibawakan oleh laki-laki yang berdandan layaknya wanita, sehingga tarian tersebut seolah-olah dibawakan oleh penari wanita. Tarian ini memberikan pesan untuk bersikap mengajak dan membela kebenaran dan menyingkirkan kejelekan.
Tari Lengger Banyumas sampai saat ini belum tahu siapa yang menciptakannya dan dari mana asalnya. Dalam buku Lengger Tradisi dan Transformasi (2000) karya Sunaryadi, ada dua kemungkinan munculnya Kesenian Lengger. Pertama, ada yang menyebutkan jika Lengger berasal dari Jatilawang, Banyumas. Kedua, ada juga yang menyebutkan jika Lengger berasal dari Mataram dan masuk ke Kalibagor, Banyumas pada tahun 1755. Oleh karena itu, kesenian ini merupakan kesenian yang berasal dari rakyat, diciptakan oleh rakyat, dan ditujukan untuk rakyat.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku Kebudayaan, Ideologi, Revitalisasi, dan Digitalisasi Seni Pertunjukkan Jawa dalam Gawai (2020), Tari Lengger Lanang diadaptasi dari tari Ronggeng. Alasan mengapa laki-laki yang menari bukan perempuan yaitu, pertama perempuan dianggap tidak selalu dalam keadaan bersih misalnya.perempuan setiap bulan mengalami menstruasi. Kedua, dalam tradisi Keraton Yogyakarta, perempuan hanya boleh menari di depan raja.
Dalam pertunjukannya, Lengger dimainkan di tempat yang sakral (punden) dan memerlukan waktu tersendiri untuk memainkannya. Pemainnya pun tidak sembarangan, yaitu pemain yang telah dianggap bersih secara spiritual.
Dalam pertunjukannya, Kesenian Lengger dibagi menjadi empat babak, yaitu babak Gamyongan, babak Lenggeran, babak Badhutan atau Bodhoran, dan terakhir babak Baladewaan. Dalam babak kedua atau babak Lenggeran, terdapat adegan yang disebut banceran atau penonton khususnya laki-laki ikut menari dengan memberi uang (sawer).
ADVERTISEMENT
Busana yang dikenakan yaitu mekak, kain jarik, dan selendang. Untuk bagian kepalanya menggunakan sanggul atau konde dengan perhiasan seperti sisir terbuat dari belahan tanduk kerbau. Perhiasan tersebut disebut cundhuk, menthul, dan giwang.
Sekarang ini, Tarian Lengger sudah jarang dipertunjukkan. Sesuai apa yang saya lihat, sekarang jarang sekali acara yang menampilkan kesenian daerah melainkan mereka menampilkan musik-musik dan tarian-tarian dari luar negeri. Hal ini disebabkan karena masyarakat khususnya anak muda sudah jarang yang mempelajari tarian tersebut. Anak muda sekarang lebih tertarik dengan mempelajari tarian modern daripada mempelajari tarian daerah. Penyebab lainnya adalah karena hadirnya teknologi yang semakin maju dan berkembang membuat anak muda banyak yang meninggalkan budaya tradisional. Pengaruh budaya luar negeri juga membuat budaya tradisional khususnya tarian Lengger semakin pudar.
ADVERTISEMENT
Sangat sedikit anak muda yang mau mempelajari tarian Lengger. Hal ini juga disebabkan karena asumsi negatif masyarakat terhadap tarian ini. Banyak masyarakat yang menganggap tarian ini vulgar karena adegan dan gerakan yang ditarikan mengundang birahi.
Oleh karena itu, dalam melestarikan budaya tradisional khususnya Tari Lengger peran orang tua sangat penting. Orang tua harus memperkenalkan budaya daerah kepada anaknya agar mereka tahu dan paham budaya daerah sehingga budaya tersebut tidak memudar.
Peran pemerintah pun sangat penting. Pemerintah daerah bisa mengadakan acara pertunjukkan Tarian Lengger setiap tahun agar masyarakat tidak lupa kesenian tersebut. Pemerintah juga bisa membangun sanggar tradisional agar masyarakat lebih mudah jika ingin belajar tarian Lengger ataupun kesenian daerah lainnya. Selain itu, kita sebagai generasi muda juga harus turut serta dalam kegiatan melestarikan kesenian daerah.
ADVERTISEMENT
Kita sebagai generasi muda sudah seharusnya melestarikan budaya daerah terutaman Tari Lengger. Jika tidak dilestarikan, kesenian tersebut akan punah. Kita harus terus melestarikan kesenian tersebut agar generasi selanjutnya masih dapat menikmati tari Lengger ini. Ayo lestarikan kesenian daerah!