5 Letusan Gunung Berapi yang Paling Mematikan di Indonesia (1)

Lampu Edison
Edison 9955 kali gagal menemukan lampu pijar yang menyala. Jika ia berhenti di percobaan ke 9956, mungkin sekarang kita tidak akan punya lampu.
Konten dari Pengguna
13 April 2020 13:27 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Berada di area cincin api, mengacu pada data dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Indonesia memiliki 127 gunung aktif di mana beberapa di antaranya pernah mengalami erupsi yang sangat besar. Selain itu, ada pula gunung api purba yang sudah dinyatakan tidak aktif, namun tercatat sebagai salah satu gunung supervulkan dengan erupsi paling besar yang pernah terjadi di bumi. Berikut ulasan 5 gunung berapi memukau dan paling dahsyat di Indonesia.
ADVERTISEMENT

1. Gunung Supervulkan Purba Toba (74000 Tahun yang Lalu)

Supervulkan Toba yang berada di Sumatra Utara ini dikenal sebagai salah satu gunung api purba dengan erupsi paling besar yang pernah terjadi di bumi. Supervulkan Toba diperkirakan mengalami super-erupsi yang massif sekitar 71000 hingga 74000 tahun yang lalu. Nilai VEI Supervulkan Toba saat itu ditaksir mencapai VEI tertinggi yaitu 8 dengan volume erupsi padatan tefra mencapai 2800 km kubik dan ketinggian erupsi mencapai 50 km. Abu erupsi Supervulkan Toba terbawa hingga menyelimuti wilayah di India, Malaysia, Samudera Hindia, hingga Laut Arab dan Cina Selatan. Endapan tefra terrestrial dari Toba bahkan ditemukan di sejumlah lembah sungai di India.
Peristiwa meletusnya Toba oleh banyak ahli gunung vulkanik dianggap sebagai letusan gunung berapi terbesar dalam sejarah manusia, bahkan beberapa ilmuwan berpendapat bahwa letusan Toba menyebabkan kepunahan manusia modern. Letusan Toba juga menyebabkan kemunduran iklim secara global. Bukti-bukti pada ice-core menunjukkan adanya penurunan suhu rata-rata bumi saat itu sebesar 3–5 derajat celsius yang berlangsung selama bertahun-tahun setelah terjadinya letusan Toba.
ADVERTISEMENT
Hasil super-erupsi Toba yang bisa kita lihat hingga saat ini adalah Pulau Samosir seluas 640 km persegi dan Kaldera Toba berukuran 30 x 87 km persegi atau yang saat ini biasa kita sebut Danau Toba.
Danau Toba yang memesona. Gambar oleh David Mark dari Pixabay

2. Gunung Samalas – Rinjani (1257 M)

Gunung Samalas atau dikenal juga sebagai Gunung Rinjani Purba, adalah bagian dari kompleks Gunung Rinjani yang terletak di Pulau Lombok, NTB. Meski tidak begitu populer, siapa sangka jika ternyata kekuatan letusan Gunung Samalas melampaui letusan Krakatau bahkan Tambora. Gunung Samalas yang diperkirakan mengalami erupsi pada tahun 1275 masehi ini memiliki nilai VEI mencapai skala 7. Volume erupsi padatan mencapai 200 km kubik dengan puncak kolom debu vulkaniknya setidaknya mencapai ketinggian 40 km.
ADVERTISEMENT
Penelitian yang dilakukan oleh gabungan peneliti Prancis – Indonesia dimulai dari rekonstruksi pra dan pasca letusan Samalas tahun 1257. Hasil pengamatan menunjukkan adanya material erupsi yang menutupi hampir seluruh tanah Lombok. Material erupsi paling tebal ditemukan di Lombok Timur dimana ketebalannya mencapai 35 meter.
Penelitian Letusan Samalas 1257 juga berangkat dari catatan yang tertulis dalam Babad Lombok, “Gunung Rinjani longsor dan Gunung Samalas runtuh, banjir batu gemuruh, menghancurkan Desa Pamatan, rumah-rumah roboh dan hanyut terbawa lumpur, terapung-apung di lautan, penduduknya banyak yang mati. Tujuh hari lamanya, gempa dahsyat meruyak bumi, terdampar di Lenek, diseret oleh batu gunung yang hanyut, manusia berlari semua, sebahagian lagi naik ke bukit.”
Babad Lombok juga menggambarkan dampak letusan Samalas yang memusnahkan peradaban kerajaan Pamatan di Lombok. Selain dampak local, letusan Samalas juga berdampak secara global. Setelah terjadinya letusan Samalas 1257, suhu rata-rata bumi turun hingga 1.2 derajat celsius. Tahun 1258-1259 merupakan tahun kegelapan di Eropa akibat cahaya matahari yang terhalang oleh aerosol di lapisan stratosfer.
ADVERTISEMENT
Sisa letusan Samalas 1257 yang bisa kita saksikan hingga saat ini adalah kaldera dengan diameter diameter 6 hingga 7.5 km, yang biasa kita sebut Danau Segara Anakan, dan gunung vulkanik Barujari. Saat ini, penelitian Samalas masih berlanjut untuk menambah hasanah ilmu tentang geomorfologi hingga sejarah dan budaya di Lombok.
Danau Segara Anakan dan Gunung Barujari. Gambar oleh Rina Agtiana dari Pixabay

3. Gunung Tambora (1815 M)

Selain Gunung Samalas, Gunung Tambora adalah salah satu gunung vulkanik yang sering terlupakan eksistensinya. Gunung yang berada di Pulau Sumbawa NTB ini meletus dengan dahsyat sekitar 205 tahun yang lalu tepatnya pada 10-11 April 1815. Erupsi Tambora mencapai nilai VEI 7 dengan volume material termuntahkan sekitar 160 km kubik.
Letusan Tambora mengakibatkan kematian langsung hingga lebih dari 70000 jiwa. Suara dentuman seperti tembakan meriam terdengar hingga ke Bogor saat itu Buitenzorg, 1000 km dari Sumbawa. Sedangkan di Surakarta – Yogyakarta, menurut catatan Crawfurd, suara dentuman seperti meriam mulai terdengar sangat keras dan berulang sejak tanggal 5 April 1815. Pada 11 April pagi, sebuah dentuman besar terdengar sangat keras, kemudian hari-hari berikutnya cuaca berubah menjadi gelap dan turunlah hujan abu selama berhari-hari.
ADVERTISEMENT
Hingga saat ini erupsi Tambora dikenal sebagai erupsi paling mematikan di dalam sejarah modern manusia. Letusan Tambora mempengaruhi anomali iklim dunia, termasuk munculnya salju di bulan Juni di bumi bagian utara. Tahun 1816, setahun setelah meletusnya Tambora, dikenal sebagai tahun tanpa musim panas
Kaldera Tambora dengan diameter rata-rata 6 km. Gambar oleh Kanenori dari Pixabay
Catatan:
Babad adalah sebuah dokumentasi berbentuk tulisan, biasanya dalam aksara Jawa dan Bali, yang berhubungan dengan sejarah. Arsip asli babad biasanya berbentuk kulit, pelepah, maupun kertas yang dapat dilihat di museum.
Tefra adalah material erupsi gunung berapi yang berbentuk batuan vulkanik maupun lava yang terlontarkan saat terjadi erupsi.
VEI adalah Volcanic Explosivity Index atau Indeks Eksplosivitas Vulkanik, sebuah indeks yang menggambarkan ukuran kekuatan letusan gunung berapi. Nilai VEI adalah dari 0 (elusive, lelehan, tidak eksplosif) hingga 8 (super eksplosif).
ADVERTISEMENT
Sumber:
https://doi.org/10.1007/1-4020-5562-5_8
https://www.pnas.org/content/110/42/16742.short
https://science.sciencemag.org/content/224/4654/1191