Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
11 Ramadhan 1446 HSelasa, 11 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
7 Kucing Liar Eksotis yang Kini Terancam Punah (Bagian 1)
14 September 2020 8:25 WIB
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kucing rumahan mungkin menjadi hewan paling populer di Bumi yang tak terhitung jumlahnya. Jutaan dari mereka berkembang biak secara mandiri di luar ruangan, menjadi 'kucing rumahan liar' yang gemar berburu hewan kecil untuk bertahan hidup. Sangat mengesankan jika kita membandingkan 'kucing rumahan liar' dengan kucing rumahan yang memang dipelihara di dalam ruangan dengan stok makanan yang disediakan manusia-nya.
ADVERTISEMENT
Namun tahukah kamu, di luar sana ada kucing yang benar-benar liar dan eksotis –bukan kucing besar seperti singa, harimau, atau cheetah− yang hidup di alam bebas. Namun sayangnya, banyak dari mereka yang terancam punah. Yuk, simak ulasannya.

Andean Cat (Kucing Gunung Andes)
Jika melihat Kucing Andes, maka akan langsung teringat dengan macan tutul salju karena penampilan dan habitatnya. Hanya saja kucing ini berukuran lebih kecil, panjang tubuhnya hanya 57-64 cm dengan tinggi badan sekitar 36 cm. Status Kucing Andes sangat terancam punah, dimana populasinya tidak lebih dari 1400 ekor.
Sesuai namanya, Kucing Andes hidup di zona kering berbatu dan semi kering di Pegunungan Andes. Vegetasi berupa semak dengan banyak bebatuan tersebar tidak merata adalah habitat paling disukai kucing liar paling cantik ini. Karena habitatnya yang secara alami terfragmentasi dan sebaran mangsa yang tidak merata, maka distribusi kucing Andes tidak merata dan populasinya tidak terhubung.
ADVERTISEMENT
Kucing Andes menghadapi ancaman hilangnya habitat alami mereka akibat penambangan, perluasan lahan ternak, dan diburu untuk obat tradisional dan upacara spiritual –Kucing Andes dianggap hewan suci bagi masyarakat adat− Penelitian, edukasi, dan manajemen konservasi sangat diperlukan untuk menjaga populasi kucing cantik nan eksotis ini.
Black-Footed Cat (Kucing Berkaki Hitam)
Kucing berkaki hitam, Felis nigripes, adalah salah satu kucing liar dengan ukuran paling kecil di dunia. Panjang badannya hanya 36-52 cm dengan tinggi badan sekitar 20 cm, terlihat seperti kucing rumahan pada umumnya. Kucing ini merupakan kucing endemik Afrika bagian selatan –hanya ada di Botswana, Namibia dan Afrika Selatan− yang hidup di habitat gurun. Penamaan ‘berkaki hitam’ karena adanya rambut telapak kaki yang berwarna hitam untuk melindungi diri mereka dari panasnya pasir gurun. Kucing berkaki hitam juga memiliki tengkorak yang lebar dengan telinga besar dan bulat, yang meningkatkan pendengaran di area gurun dengan mangsa yang langka. Kucing yang sangat pemalu ini bersembunyi di dalam lubang (tidak terbiasa memanjat pohon) pada siang hari, dan sangat aktif di malam hari.
ADVERTISEMENT
Kucing berkaki hitam rentan terhadap kepunahan dengan populasi hanya sekitar 9700 ekor saja. Kucing ini menghadapi beberapa ancaman buatan manusia. Masyarakat peternak yang berada di jelajah kucing berkaki hitam membuat umpan beracun yang sebenarnya dibuat untuk membunuh caracal dan serigala, namun si kucing kecil dan imut ini justru ikut memakan umpan beracun tersebut. Kucing ini juga sering menjadi korban anjing pemburu yang dimaksudkan untuk memburu Caracal dan serigala.
Kucing kecil ini sangat sulit dipelihara di luar wilayah asalnya. Namun tindakan konservasi kebun binatang Wuppertal di Jerman berhasil melakukan pembiakan dengan sangat baik. Konservasi di wilayah asal masih sangat tetap diperlukan untuk menjaga populasi kucing liar yang menggemaskan ini.
Marbled Cat (Kucing Marmer)
ADVERTISEMENT
Kucing marmer merupakan kucing asli Asia Selatan dan Asia Tenggara –Sumatra dan Kalimantan− yang telah terdaftar sebagai hewan rentan terhadap kepunahan sejak tahun 2002. Populasinya tidak lebih dari 10.000 ekor di seluruh dunia. Kucing ini berukuran kecil dengan panjang badan 45-62 cm saja dan tinggi badan sekitar 28 cm. Kucing gini gemar memanjat pohon dan menjadikan pohon sebagai tempat berburu burung, tupai, dan reptil.
Kucing marmer menghadapi ancaman punah dari manusia. Banyak orang yang memburu kucing ini untuk mengambil tulang, daging, dan bulunya. Hilangnya habitat kucing marmer –penebangan liar dan konversi hutan untuk pemukiman dan lahan perkebunan− juga menjadi alasan populasi kucing marmer yang semakin menurun. Studi dan penelitian mengenai kucing marmer sangat diperlukan untuk memahami distribusi dan konservasi yang sesuai untuk kucing eksotis ini.
ADVERTISEMENT
Sumber: https://wildcatconservation.org/wild-cats/