news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Air Mata Buaya Ternyata Benar-Benar Ada dan Disukai Kupu-Kupu

Lampu Edison
Edison 9955 kali gagal menemukan lampu pijar yang menyala. Jika ia berhenti di percobaan ke 9956, mungkin sekarang kita tidak akan punya lampu.
Konten dari Pengguna
4 Februari 2021 0:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Siapa yang tidak tahu buaya? Reptil ini terkenal di seluruh dunia karena memang populasinya yang tersebar hampir di seluruh benua di bumi yang memiliki daerah tropis, mulai dari Amerika, Afrilka, Asia, dan Australia. Hanya Eropa sajalah satu-satunya benua yang tidak memiliki buaya karena iklimnya yang dingin.
Kupu-kupu Julia sedang meminum air mata buaya. Sumber gambar: Wikimedia Commons.
Selain terkenal karena penampilannya yang unik, ada juga hal lain yang terkenal dari hewan predator ini, yaitu air matanya. Air mata buaya sering dijadikan sebuah idiom yang berarti air mata palsu atau perasaan yang tidak tulus yang dikeluarkan saat adanya sebuah kejadian malang. Kalian pasti pernah mendengar bukan, seseorang menyebut “dasar air mata buaya”? Hal tersebut berarti seseorang hanya pura-pura menangis dan tidak sungguh-sungguh bersedih.
ADVERTISEMENT
Menariknya idiom air mata buaya tidaklah unik hanya ada dalam Bahasa Indonesia. Idiom ini berasal dari Bahasa Latin dan diserap oleh berbagai macam bahasa, terutama bahasa-bahasa di Eropa. Idiom ini bermula karena adanya kepercayaan kuno yang mengatakan bahwa buaya mengeluarkan air mata ketika melahap mangsanya. Menangisi mangsa yang mati karena dimakan dirinya sendiri jadi seperti tangisan pura-pura.
Dalam kehidupan nyata, air mata buaya tidaklah kering, tapi benar-benar ada. Meskipun begitu tujuannya bukanlah sebagai tanda rasa sedih atau berhubungan dengan emosi lainnya, melainkan hanya untuk alasan praktis, yaitu untuk melumasi dan membersihkan mata. Air mata tersebut terlihat lebih jelas ketika buaya sedang ada di dataran yang kering.
Namun, ada juga yang salah mengira air mata buaya dengan air sungai. Buaya sering berendam di dalam air. Kepala buaya juga sering ikut ada di bawah permukaan air. Saat buaya keluar dari air, air akan mengalir jatuh dari kepalanya, ke mata, dan ke tubuhnya. Hal tersebut membuat buaya seolah-olah sedang menangis. Padahal air tersebut bukanlah air mata.
ADVERTISEMENT
Menariknya, air mata reptil yang tersebar di sepanjang daerah tropis ini tidak hanya berguna bagi dirinya sendiri, tapi juga bagi hewan lain. Salah satu spesies lebah (Centris sp.) dan kupu-kupu (Dryas iulia) adalah dua serangga yang diketahui suka bertengger di dekat mata buaya. Mereka pernah kedapatan sedang meminum air mata buaya jenis caiman (Caiman crocodilus).
Momen tersebut diperhatikan oleh sekelompok pelajar, fotografer, dan juga ahli ekologi air Carlos de la Rosa. Saat itu mereka sedang melaju di atas sebuah perahu di sepanjang sungai Puerto Viejo di Kosta Rika. Kupu-kupu dan lebah yang sedang meminum air mata buaya berhasil tertangkap kamera mereka. De la Rosa kemudian menyebarkan cerita unik ini beserta fotonya jurnal Frontiers in Ecology and the Environment.
ADVERTISEMENT
Lalu mengapa serangga-serangga tersebut meminum air mata buaya?
Meskipun terdapat banyak di lautan, garam sangatlah jarang dan merupakan sumber mineral yang sangat berharga di daratan, terutama bagi hewan yang memakan tumbuh-tumbuhan. Tidak jarang bagi serangga seperti kupu-kupu untuk mendapatkan mineral dari kubangan air atau lumpur. Ketika kandungan mineral di tanah tidak mencukupi, serangga kadang mendapatkan garam atau mineral-mineral lainnya dari keringat, air mata, air seni, bahkan darah. Jadi bukan hanya air mata buaya saja yang disukai oleh seangga. De la Rosa juga pernah melihat kupu-kupu dan ngengat di perairan Amazon sedang meminum air mata kura-kura.
Wah untung manusia punya caranya sendiri untuk mendapatkan mineral, ya. Jadi kita tidak perlu dekat-dekat dengan buaya dan meminum air matanya.
ADVERTISEMENT