Apa yang Terjadi pada Iklim Dunia 5 Tahun Terakhir? (2)

Lampu Edison
Edison 9955 kali gagal menemukan lampu pijar yang menyala. Jika ia berhenti di percobaan ke 9956, mungkin sekarang kita tidak akan punya lampu.
Konten dari Pengguna
16 Januari 2020 16:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ada beberapa indikator perubahan penting yang dibahas oleh Badan Meteorologi Dunia atau World Meteorological Organization (WMO) dalam laporannya tentang kondisi iklim global sepanjang 2015–2019.
ADVERTISEMENT
Perubahan ini diamati dan dicatat serta dibandingkan dengan kondisi iklim global pada periode lima tahun sebelumnya yakni pada tahun 2011 – 2015. Apa saja aspek yang signifikan berubah dalam lima tahun terakhir?
5. Berkurangnya Massa Glasiers
Berdasarkan pengamatan, pada setiap tahunnya sejak 2015 hingga 2018, daratan yang tertutup glasier dengan konsentrasi sebanyak 15 persen atau lebih pada bulan September di Kutub Utara diketahui menurut dibawah rata-rata massa es yang tercatat selama 1981-2010.
Kemudian dibandingkan dengan periode lima tahun sebelumnya, periode 2015–2019 juga terdapat penurunan massa es yang cukup signifikan. Bahkan pada bulan Juli 2019, tercatat masa es terendah yang pernah terjadi. Berdasarkan pengamatan sejak tahun 1979 hingga tahun 2018, terjadi pengurangan massa es di musim panas sebesar 12 persen dan pada musim dingin sebanyak 2,7 persen setiap dekadenya.
Lapisan es di Antartika yang juga mulai berkurang. Sumber: Pixabay
Sedangkan di belahan Kutub Selatan atau Antartika terjadi penurunan massa es yang juga cukup signifikan yang diamati pada bulan Februari dan September. Masa es terendah tercatat pada tahun 2017 dan pada tahun 2018. Pengurangan masa es baik di Kutub Utara maupun Selatan ini erat berkaitan dengan peningkatan suhu global yang signifikan terjadi dalam lima tahun terakhir.
ADVERTISEMENT
6. Variasi Curah Hujan
Selama lima tahun terakhir pada bagian bumi seperti bagian selatan Amerika Utara dan Amerika Selatan, Eropa dan sebagian besar wilayah Asia mengalami peningkatan curah hujan. Sedangkan penurunan curah hujan terjadi di daerah sekitar Eropa Timur, Barat Daya dan Selatan Afrika, bagian utara Amerika Utara.
Secara umum dalam periode pengamatan lima tahun terakhir 20 persen daerah yang menerima hujan terbanyak terdapat di bumi belahan utara sedangkan 20 persen daerah yang menerima hujan terendah tersebar di bagian utara Amerika Selatan, bagian selatan Afrika barat daya, daerah yang dipengaruhi oleh Monsoon Samudera Hindia, Eropa Amerika Tengah dan bagian utara Amerika Utara serta bagian Timur Laut Australia.
Daerah yang mendapat curah hujan paling sedikit banyak yang mengalami kekeringan. Ilustrasi sumber: Pixabay
7. Kondisi Iklim Ekstrem
ADVERTISEMENT
Indikator perubahan iklim yang paling mudah dikenali dan paling berdampak dalam kehidupan manusia sehari-hari adalah peningkatan intensitas dan frekuensi dari kondisi iklim ekstrim seperti terjadinya gelombang panas, siklon, siklon tropis, banjir, kekeringan, tornado atau badai, maupun kebakaran hutan.
Siklon Tropis yang terjadi sepanjang lima tahun terakhir secara ekonomi menyebabkan kerugian paling banyak. Sebagai contoh pada tahun 2017 siklon tropis Harvey menyebabkan kerugian mencapai 125 miliar dolar AS. Kawasan Pasifik merupakan kawasan paling aktif tempat munculnya siklon tropis.
Ilustrasi Siklon Tropis. Sumber: Pixabay
Banjir merupakan salah satu kejadian iklim ekstrim yang juga mengakibatkan kerugian terbesar sepanjang periode lima tahun terakhir. Banjir yang terjadi banyak yang disebabkan oleh siklon tropis namun banyak pula yang disebabkan oleh peristiwa hujan ekstrim pada daerah tropis dan pada musim monsoon. Banjir yang terjadi dapat berupa genangan tinggi dalam waktu cukup panjang maupun banjir bandang dengan kekuatan ekstrim dalam waktu singkat yang dapat menghancurkan suatu kawasan.
Banjir. Sumber: Pixabay
Gelombang Panas Ekstrem tercatat terjadi di berbagai belahan dunia sepanjang 2015 hingga 2019 dan merupakan kondisi ekstrim paling mematikan dalam periode ini. Tercatat 2248 dilaporkan meninggal pada kejadian gelombang panas di India dan Pakistan pada tahun 2015. Gelombang panas ekstrim yang melanda Benua Eropa disebutkan sebagai penyebab meninggalnya 3275 orang pada tahun 2015 dan 1500 orang pada tahun 2018 di Prancis.
ADVERTISEMENT
Kekeringan yang terjadi sepanjang periode lima tahun terakhir menyebabkan kerugian materil maupun immateril di berbagai belahan dunia. Kekeringan ekstrim terjadi pada benua Australia yang kemudian menyebabkan kebakaran hutan, kerugian dalam sektor pertanian dan kerusakan ekosistem, kekeringan ekstrim pun melanda benua Afrika dan diketahui menyebabkan kekurangan bahan makanan.
Ilustrasi Kebakaran Hutan. Sumber: Pixabay
Sumber:
https://library.wmo.int/doc_num.php?explnum_id=9936