Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.97.1
Konten dari Pengguna
Apa yang Terjadi Saat Tubuh Kekurangan Air?
15 Juli 2019 15:24 WIB
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
![Ilustrasi: Pixabay](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1563178990/axovpuhkvxweek9xxqxu.jpg)
ADVERTISEMENT
Air bisa ditemukan di mana-mana, mulai dari air tanah dan gunung es, hingga di dalam sel-sel tubuh kita. Hal ini tergantung faktor-faktor seperti lokasi, indeks lemak, usia, dan jenis kelamin. Rata-rata tubuh manusia mengandung 55-60 persen air. Saat dilahirkan, bayi manusia bahkan lebih basah. Dengan kandungan air hingga 75 persen, bayi hampir seperti ikan. Tapi kandungan air bayi turun hingga 65 persen saat ulang tahun yang pertama. Jadi, apa peran air bagi tubuh kita, dan seberapa banyak kita harus minum air agar tetap sehat?
ADVERTISEMENT
Senyawa H2O dalam tubuh berfungsi sebagai bantalan dan pelumas sendi, pengatur suhu tubuh, serta pemberi nutrisi bagi otak dan sumsum tulang belakang. Air tidak hanya terdapat di dalam darah. Hampir 3/4 otak dan jantung orang dewasa terdiri atas air. Itu hampir sama dengan kandungan air dalam buah pisang. Paru-paru dapat dikatakan mirip apel, dengan kandungan air 83 persen. Bahkan tulang manusia yang tampak kering mengandung kadar air 31 persen. Jika pada dasarnya kita terdiri atas air, dan dikelilingi oleh air, mengapa kita masih harus banyak minum?
Setiap hari kita kehilangan 2 hingga 3 liter air melalui keringat, buang air kecil, buang air besar, dan bahkan ketika bernapas. Meski aktivitas tersebut penting bagi kelangsungan hidup, kita perlu mengganti jumlah cairan yang hilang. Menjaga kadar air di dalam tubuh penting untuk menghindari dehidrasi dan juga kelebihan cairan tubuh. Keduanya dapat berdampak buruk bagi kesehatan.
ADVERTISEMENT
Begitu penurunan kadar air terdeteksi, saraf sensorik di dalam hipotalamus otak mengirim sinyal untuk mengeluarkan hormon anti-diuretik. Ketika hormon ini sampai ke ginjal, aquaporin terbentuk, kanal khusus yang membuat darah menyerap dan mempertahankan air lebih banyak, sehingga air kencing menjadi pekat dan gelap.
Dehidrasi berlebih berpengaruh pada menurunnya energi, suasana hati, kelembaban kulit, tekanan darah, juga gangguan kognitif. Otak yang mengalami dehidrasi bekerja lebih keras untuk hasil yang sama seperti layaknya otak normal, bahkan otak ini mengerut sementara karena kekurangan air.
Kelebihan cairan tubuh atau hiponatremia, biasanya disebabkan oleh konsumsi air berlebih dalam waktu singkat. Biasanya atlet sering menderita overhidrasi, karena rumitnya menjaga kadar air tubuh dalam kondisi fisik yang ekstrem. Kalau dehidrasi menyebabkan pengeluaran hormon anti-diuretik, otak yang overhidrasi malah menghambat atau mencegah pengeluaran hormon itu. Elektrolit natrium dalam tubuh jadi encer dan menyebabkan sel membengkak.
ADVERTISEMENT
Dalam kondisi serius, ginjal tidak bisa menampung volume air kencing yang berlebih. Terjadilah keracunan air yang menyebabkan sakit kepala, muntah, dan dalam beberapa kasus menyebabkan kejang atau kematian. Tapi itu contoh ekstrem. Sehari-hari, menjaga kadar air seimbang mudah dilakukan bagi kita yang beruntung memiliki akses pada air minum yang bersih.
Selama ini, kita disarankan harus minum 8 gelas air sehari. Estimasi ini telah mengalami perubahan. Konsensus para ahli kini mengatakan jumlah air yang perlu kita minum tergantung pada berat badan dan lingkungan kita. Konsumsi harian yang disarankan beragam antara 2,5-3,7 liter air untuk pria, dan sekitar 2-2,7 liter air untuk wanita, rentang tersebut dapat disesuaikan tergantung apakah kita sehat, aktif, tua, atau kepanasan.
ADVERTISEMENT
Meski air adalah hidrator paling sehat, minuman lain, bahkan yang mengandung kafein seperti kopi atau teh, juga dapat mengembalikan cairan tubuh. Air yang terkandung dalam makanan kita setara dengan 1/5 konsumsi harian H2O. Buah dan sayuran seperti stroberi, mentimun, atau bahkan brokoli mengandung 90 persen air yang dapat menambah jumlah cairan dan juga menyediakan nutrisi dan serat.
Minum yang cukup juga menguntungkan bagi hari tua. Riset menunjukkan bahwa hidrasi optimal dapat menurunkan kemungkinan stroke, mengelola diabetes, dan mengurangi risiko terkena kanker tipe tertentu. Bagaimanapun juga, konsumsi cairan yang cukup berpengaruh pada apa yang kita rasakan, pikirkan, dan kerjakan sehari-hari.