Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Apakah Benar ada Obat Tersembunyi untuk Kanker?
17 Agustus 2019 21:33 WIB
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Beberapa orang mempercayai bahwa ada teori konspirasi di balik masih disembunyikannya obat untuk kanker.
ADVERTISEMENT
Salah satu alasan mengapa banyak orang-orang mempercayai teori konspirasi ini adalah karena pemerintah, rumah sakit, perusahaan farmasi, dan lembaga kanker mendapatkan begitu banyak uang dari proses pengobatan kanker yang butuh waktu lama dan memakan biaya besar. Namun, kita harus mencatat bahwa ada sekitar 8 juta orang meninggal karena beragam jenis kanker di seluruh dunia setiap tahunnya. Untuk menyembunyikan sebuah obat dan membiarkan begitu banyak orang tidak terselamatkan tentunya merupakan sebuah genosida di bidang kedokteran. Kanker adalah suatu hal yang amat menakutkan, namun jika obatnya belum ditemukan bukan berarti ini merupakan sebuah konspirasi. Karena jika memang obat kanker sudah ditemukan, maka tentunya masyarakat akan mau membayar walaupun harganya mahal ketimbang harus membayar untuk kemo dan terapi radiasi yang banyak menimbulkan efek samping.
ADVERTISEMENT
Ted Gansler, yang merupakan direktur pusat Pathology American Cancer Society pernah melakukan sebuah survey mengenai seberapa percayanya 1000 responden bahwa sebenarnya obat kanker sudah ada namun disembunyikan. Hasilnya, sebanyak 27.3 persen percaya akan teori konspirasi ini, sedangkan sebanyak 14.3 persen responden mengaku kurang yakin.
Banyak diantara Penderita Kanker Berhasil Bertahan Hidup
Sulit untuk ditemukan satu obat yang dapat menyembuhkan semua jenis kanker. Mengapa? Karena setiap jenis kanker memiliki karakter yang sangat berbeda-beda baik dari penyebab maupun cara penyembuhannya. Bahkan jika ada dua individu sama-sama menderita kanker hati misalkan, maka bisa jadi karakter kanker nya tidak benar-benar sama. Hal yang menarik adalah, jika mampu dideteksi secara dini, penderita kanker memiliki survival rate hingga mencapai 70%. Jenis kanker yang pasiennya memiliki survival rate tinggi antara lain kanker payudara, prostat, saluran kemih, serta kanker kulit melanoma. Sayangnya, beberapa jenis kanker yang lain termasuk lebih resisten terhadap treatment yang diberikan.
ADVERTISEMENT
Survival rate terhitung telah meningkat sangat pesat dalam waktu 5 tahun terakhir. Namun, survival rate ini bergantung kepada ras, etnis, dan juga wilayah tinggal karena menyangkut perbedaan kondisi biologis , status sosial-ekonomi, serta akses terhadap fasilitas kesehatan.
Sementara teori konspirasi mengenai obat kanker tidaklah benar, mungkin lebih sepatutnya kita mempertanyakan apakah effort lembaga riset serta industri farmasi saat ini telah mumpuni dan efektif untuk mendekatkan dengan penyembuhan yang lebih efektif?
National Cancer Institute, sebuah lembaga riset di Amerika Serikat setidaknya menganggarkan 5.69 milyar dolar untuk riset kanker di tahun 2017. Sedangkan investasi industri farmasi jauh lebih fantastis lagi yaitu mencapai 50 milyar dolar setiap tahunnya.
Pencarian Industri Farmasi
ADVERTISEMENT
Kini industri farmasi lebih berfokus mencari single drug treatment dan bukan terapi kombinasi yang menyatukan beberapa jenis treatment. Salah satu pendekatan menarik mereka adalah dengan menggunakan opsi yang lebih murah seperti aspirin. Aspirin adalah singkatan dari Acetylsalycilic acid, merupakan obat yang digunakan untuk mengobati nyeri, demam, dan juga peradangan. Salah satu fakta menarik yang ditemukan belakangan adalah aspirin yang menjadi objek penelitian menunjukkan efeknya pada penderita kanker kolorektal (saluran pencernaan). Penderita yang rutin meminum aspirin secara harian memiliki survival rate yang lebih tinggi yaitu 50 persen lebih banyak ketimbang yang tidak mengkonsumsi. Penelitian lain mengindikasikan juga bahwa aspirin juga dapat menjadi obat potensial untuk menurunkan resiko melanoma (kanker kulit), kanker ovarium, serta kanker pankreas.
ADVERTISEMENT
Eugene Brown, scientific advisor dari Global Cures, sebuah lembaga non profit yang berfokus mengenai kanker juga menggaris bawahi bahwa obat generik tertentu terbukti secara efektif menyembuhkan efek post-kemoterapi. Brown juga menekankan bahwa kita tidak bisa hanya semata mengandalkan industri farmasi untuk menginvestasikan uang dalam jumlah terbesar. Kesuksesan temuan dari obat kanker hanya bisa dicapai dengan kerjasama berbagai instansi selain industri farmasi yaitu universitas, lembaga riset, lembaga non-profit, dan juga yang terpenting adalah pemerintah.
Sumber : https://science.howstuffworks.com/science-vs-myth/everyday-myths/no-there-is-no-hidden-cancer-cure.htm
https://www.cancer.gov/about-cancer/causes-prevention/research/aspirin-cancer-risk