news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Apakah Makan Telur Setengah Matang Aman Bagi Kesehatan?

Lampu Edison
Edison 9955 kali gagal menemukan lampu pijar yang menyala. Jika ia berhenti di percobaan ke 9956, mungkin sekarang kita tidak akan punya lampu.
Konten dari Pengguna
17 Februari 2019 9:45 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Saat ini telur setengah matang dengan kuning telur yang masih cair banyak digunakan untuk topping berbagai makanan.
ADVERTISEMENT
Walau banyak dari kita menyukainya, pertanyaannya adalah amankah mengkonsumsi telur seperti ini?
Pertama mari kita tinjau dahulu apa manfaat telur dan mengapa telur menjadi bagian yang nyaris tak terpisahkan dari sarapan pagi. Telur mengandung banyak komponen baik yang dibutuhkan oleh tubuh kita seperti protein, riboflavin, dan selenium. Budaya makan telur saat sarapan pagi dipopulerkan oleh orang Romawi kuno. Banyak orang yang takut makan telur karena kolesterol. Namun, ternyata ada kemungkinan bahaya lain jika kita suka memakan telur setengah matang yaitu bakteri Salmonella.
Apa itu bakteri Salmonella? Bagaimana dampaknya terhadap kesehatan?
Telur segar, walaupun dengan cangkang yang tidak retak dan bersih dapat menimbulkan keracunan makanan. Badan pengawasan obat dan makanan Amerika Serikat Food and Drug Administration menengarai bahwa setidaknya 79.000 orang mengalami keracunan makanan dengan 30 orang meninggal setiap tahunnya dikarenakan Salmonella. Salmonella adalah jenis bakteri yang tidak hanya menginfeksi telur, tetapi daging, susu yang belum dipasteurisasi, jus, kacang-kacangan, hingga semangka. Orang-orang yang terinfeksi oleh Salmonella menderita diare hebat, demam, kram perut, dan muntah selama 12 hingga 72 jam setelah infeksi terjadi. Gejala ini biasanya membaik dengan sendirinya selama 4 hingga 7 hari tanpa penanganan yang berarti. Namun, dalam beberapa kasus diare-nya sangat parah sehingga harus mendapatkan perawatan di rumah sakit. Dalam kasus ini, Salmonella mungkin telah menyebar dari usus menuju ke aliran darah atau organ dalam lain. Jika hal demikian terjadi, maka pasien ini harus ditolong dengan menggunakan antibiotik untuk mencegah terjadinya kematian. Beberapa orang yang lebih rentan terserang Salmonella adalah anak-anak, orang tua, wanita hamil, serta orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah seperti halnya penderita HIV/AIDS, diabetes, dan penderita kanker. (Food and Drug Administration, Amerika Serikat)
ADVERTISEMENT
Bagaimana Salmonella dapat menjangkiti telur?
Bakteri Salmonella dapat menjangkiti telur jika saluran reproduksi bagian bawah ayam telah terlebih dulu terinfeksi. Kontaminasi telur juga bisa dari feses ayam atau dari sumber lain seperti kandang yang kotor. Salmonella juga dapat masuk melalui pori-pori cangkang telur. (Warstek.com/Zakaria Husein Abdurrahman)
Bagaimana dengan telur di Indonesia?
Penarikan besar-besaran telur pernah terjadi di Amerika Serikat karena Salmonella. Jumlah telur yang ditarik mencapai 207 juta. Di Sydney, Australia pada September 2018 juga terjadi penarikan telur besar-besaran karena 23 orang terjangkit Salmonella. Di Indonesia sendiri walaupun sangat jarang, masih ditemukan telur yang terkontaminasi Salmonella baik telur ayam, telur itik, dan telur-telur lain. (Warstek.com/Zakaria Husein Abdurrahman) Diantara penelitian yang mengindikasikan temuan ini dituliskan dalam buletin veteriner volume XXVII No 87, Desember 2015 yang menemukan Salmonella pada daging di Provinsi Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Namun, presentasenya sangat rendah. Dari 155 sampel daging hanya 1 sampel yang terkontaminasi, sedangkan keseluruhan sampel telur dinyatakan negatif.
ADVERTISEMENT
Penelitian lain dilakukan mahasiswa dari Institut Pertanian Bogor (IPB) menemukan sampel acak dari feses ayam yang positif terinfeksi Salmonella.
Kita dapat menghindari resiko terserang Salmonella dengan memperhatikan beberapa hal:
Memilih telur untuk dibeli : Sebisa mungkin pilihlah telur yang disimpan oleh toko di dalam lemari pendingin. Pastikan cangkangnya bersih dan tidak retak.
Penyimpanan : Jika sudah dibeli, letakkan dalam lemari pendingin dan gunakan dalam kurun waktu maksimal 3 minggu setelah pembelian.
Pengolahan/ cara memasak : Jika menemukan telur yang tidak bagus dan telah berkontak dengan alat masak, cuci alat masak dengan sabun dan air hangat. Masak telur hingga bagian putih dan kuningnya sama-sama keras. Jika ingin memasak makanan khusus dengan telur setengah matang seperti salad dressing, gunakan telur yang telah melalui proses pasteurisasi (proses mematikan organisme yang merugikan seperti bakteri, dan sebagainya).
ADVERTISEMENT
Penyajian : Biasakan cuci tangan dengan sabun sebelum makan. Setelah masak telur, pastikan segera dikonsumsi. Jangan tinggalkan telur yang sudah masak di suhu ruangan lebih dari dua jam.
Referensi :
Food and Drug Administration (FDA). "Egg Safety : What You need to know." https://www.fda.gov/Food/ResourcesForYou/Consumers/ucm077342.htm
Dewi, A.A.S., A.A.G.Semara Putra., N.Riti., D. Purnawati.,R.C. Saputro, "Salmonellosis pada daging dan telur ayam di Bali, NTB, dan NTT." Buletin Veteriner, BBVet Denpasar, Vol. XXVII, No. 87, Desember 2015 ISSN : 0854-901X
Dyah Ayu Purnama Sari, "Isolasi dan Identifikasi Salmonella enteritidis pada ayam ras dari peternakan di gunung Sindur, Bogor." Skripsi 2012. Institut Pertanian Bogor.
Zakaria Husein Abdurrahman, "Penarikan Besar-besaran Telur di Amerika (207 Juta Butir Telur) Akibat Tercemar Salmonella sp. Bagaimana dengan Indonesia?" https://warstek.com/2018/04/26/telur/
ADVERTISEMENT
Telur setengah matang. Sumber gambar : Pixabay