Apakah Orang Masih Bisa Meninggal Karena Pasir Hisap?

Lampu Edison
Edison 9955 kali gagal menemukan lampu pijar yang menyala. Jika ia berhenti di percobaan ke 9956, mungkin sekarang kita tidak akan punya lampu.
Konten dari Pengguna
16 Februari 2019 18:16 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Fenomena pasir hisap menjadi sangat populer di Televisi hingga pada akhir tahun 90 an.
ADVERTISEMENT
Namun, sejak tahun 2000 an fenomena pasir hisap ini tidak lagi menjadi tren di televisi dan perlahan-lahan mulai menghilang.
Lalu apa itu sebenarnya pasir hisap? Bagaimana pasir dapat menghisap seseorang dan bahkan binatang sebesar gajah? Pasir hisap adalah gabungan dari tanah liat, pasir, dan air. Sebenarnya pasir hisap ini sama dengan pasir biasa namun menjadi tersaturasi (jenuh) karena mengandung air dalam jumlah banyak sehingga membentuk komponen yang disebut dengan koloid hidrogel. Maksud dari saturasi ini bahwa daya gesek antara butir pasir satu dengan butir pasir lainnya menjadi berkurang karena adanya air. Akibatnya, tidak seperti pasir normal, pasir hisap ini tidak mampu menahan berat yang ada di atasnya. Pasir hisap ini paling sering terbentuk di bagian delta sungai, namun juga dapat terbentuk karena berbagai fenomena alam seperti gempa bumi.
ADVERTISEMENT
Namun, ide horor yang menyatakan bahwa manusia bisa tenggelam sepenuhnya di dalam pasir hisap tidaklah sepenuhnya benar. Pada tahun 2005, peneliti dari University of Amsterdam, Daniel Bonn pernah melakukan eksperimen pada pasir hisap. Ia dan tim-nya meletakkan model Alumunium dengan kerapatan (densitas) yang kira-kira sama dengan densitas tubuh manusia. Walaupun dibiarkan berhari-hari, model ini hanya tenggelam hingga setengah bagiannya dan malah cenderung mengambang. Tetapi sebagaimana Bonn telah tuliskan di jurnal Nature, bahaya paling besar dari terjebak di pasir hisap dekat pantai adalah jika air pantai sedang surut lalu tenggelam karena gelombang pasang tiba-tiba datang. Kejadian ini benar-benar terjadi di Januari, 2012 pada seorang wanita Inggris berumur 33 tahun yang mengunjungi sebuah pantai di Antigua untuk pernikahan ayahnya. Menurut salah satu sumber yang dimuat dalam majalah Telegraph, korban mungkin jalan-jalan ke pantai untuk melihat matahari terbenam dan kemudian terjebak di pasir hisap. Karena sendirian, mungkin tidak ada yang mendengar ia berteriak minta tolong.
ADVERTISEMENT
Jika terjebak di pasir hisap dekat sungai atau danau, maka bahayanya lebih sedikit dibanding dengan pasir hisap di pantai. Namun, bahayanya adalah jika terjebak lama tanpa ada yang mengetahui maka mungkin saja korban terancam dehidrasi. Bisa juga korban susah bernapas karena wajah yang tertutup pasir. Hal ini bergantung pada posisi jatuhnya korban. Contohnya, pada tahun 2015 seorang korban berusia 50 tahun ditemukan di delta sungai San Antonio dengan wajah tertelungkup ke dalam pasir hisap. Diperkirakan tubuhnya telah beberapa hari terjebak di tempat itu. Namun, kematian karena pasir hisap ini tercatat hanya satu kali terjadi dalam lima tahun. Kasus lain yang merupakan korban selamat dari pasir hisap terjadi di Florida pada tahun 2016. Korban adalah seorang laki-laki berusia 78 tahun. Korban berhasil selamat setelah delapan jam terjebak di dalam pasir hisap karena mobil patroli dinas kota sedang kebetulan lewat sehingga dapat mendengarnya berteriak.
ADVERTISEMENT
Daniel Bonn yang mempublikasikan hasil risetnya di jurnal Nature memberikan tips penting jika seseorang terjebak di pasir hisap. Caranya adalah geliatkan kedua kaki secara perlahan sehingga terbentuk celah antara kaki dengan pasir hisap. Jika sudah terbentuk celah antara kaki dengan pasir hisap, maka air akan cenderung mengalir ke celah itu membuat peluang bagi kedua kaki untuk lebih mudah melepaskan diri. Lakukan perlahan, jangan panik, dan tanamkan dalam pikiran bahwa pasir hisap itu sendiri tidak akan membunuh orang. Setelah kedua kaki dapat lepas dari pasir segera keluarkan dan mengapunglah dengan posisi punggung di bawah dan kedua tangan terentang. Ketika bagian tubuh telah bebas, maka cobalah bergerak menepi perlahan secara horizontal dan raih sesuatu yang kuat untuk menarik kalian keluar menuju tanah yang lebih kuat.
ADVERTISEMENT
Dengan kerapatan dua kali lipat daripada air, sangat sulit mengeluarkan kedua kaki dengan terburu-buru. Susahnya mengeluarkan setengah badan yang terjebak dalam pasir hisap setara dengan susahnya mengangkat satu unit mobil sedan. Jadi jika kalian melihat seseorang terjebak di pasir hisap, jangan paksakan menariknya dengan tali, karena kakinya bisa saja putus. Instruksikan gerakan kedua kaki mengeliat perlahan dan kondisikan agar korban tetap tenang.
Selain itu, saat berjalan-jalan di sekitar sungai, danau, tanah rawa, atau pantai, merupakan ide yang bagus untuk selalu mengajak seseorang agar dapat memonitor satu sama lain. Membawa handphone agar dapat menghubungi orang lain di saat emergency juga merupakan salah satu survival precaution yang baik.
Fakta menarik lainnya : Pasir hisap ternyata tidak hanya terjadi karena fenomena alam. Pada tahun 1997 dua anak di Chicago meninggal karena kehabisan oksigen dengan wajah tertelungkup ke dalam pasir hisap. Diperkirakan pasir hisap ini terbentuk karena aktivitas konstruksi di sekitarnya.
Tanda hati-hati terhadap pasir hisap. Sumber : Wikipedia
ADVERTISEMENT
Sumber : Howstuffworks