Apakah Paparan WiFi Berdampak Buruk untuk Kesehatan Tubuh?

Lampu Edison
Edison 9955 kali gagal menemukan lampu pijar yang menyala. Jika ia berhenti di percobaan ke 9956, mungkin sekarang kita tidak akan punya lampu.
Konten dari Pengguna
14 Agustus 2020 7:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
WiFi yang terhubung dengan perangkat elektronik seperti laptop, desktop, ponsel, dan sebagainya telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari kita. WiFi telah menjadi hal umum yang tersebar luas, seperti di kantor, sekolah dan kampus, rumah, café, bandara, di mana-mana. Penggunaan WiFi dalam satu dekade terakhir meningkat dengan pesat. Hal ini memunculkan kekhawatiran akan potensi munculnya dampak negatif akibat terlalu sering terpapar sinyal WiFi. Lalu apakah paparan WiFi berbahaya? Simak penjelasannya.
Saya pesan segelas kopi dan sepiring WiFi | pixabay.com
Bagaimana WiFi bekerja?
ADVERTISEMENT
WiFi (Wireless Fidelity) merupakan sebuah teknologi jaringan nirkabel (tanpa kabel) menggunakan gelombang radio, atau frekuensi radio (RF) energy elektromagnetik (EME), yang memungkinkan perangkat elektronik seperti komputer, seluler, dan peralatan lain untuk tersambung dengan internet. Teknologi ini menghilangkan penggunaan kabel, sehingga mengurangi kebutuhan kabel jaringan.
WiFi bekerja dengan prinsip yang sama seperti perangkat nirkabel lainnya, yaitu menggunakan frekuensi radio untuk mengirim sinyal antar perangkat. Perangkat elektronik yang menggunakan WiFi memiliki adaptor nirkabel yang dapat menerjemahkan data yang dikirim menjadi sinyal radio. Sinyal ini kemudian dikirim ke decoder atau yang sering dikenal dengan router. Frekuensi radio yang digunakan oleh WiFi berada dalam kisaran 2.4 hingga 5.9 Gigahertz. Gelombang ini mirip dengan frekuensi yang digunakan pada microwave untuk menghangatkan makanan. Perlu diingat bahwa frekuensi radio adalah bagian dari spektrum elektromagnetik, memancarkan radiasi, dengan frekuensi di bawah cahaya tampak dan sinar-X.
ADVERTISEMENT
Apakah WiFi berbahaya?
Ada berbagai pendapat mengenai dampak paparan WiFi terhadap kesehatan tubuh. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa WiFi memiliki dampak negatif terhadap kesehatan tubuh, di sisi lain juga ada laporan yang mengklaim bahwa sinyal frekuensi radio (RF) dari WiFi terlalu rendah untuk menyebabkan kerusakan pada sistem tubuh manusia.
Sebuah artikel ilmiah berjudul Wi-Fi is an important threat to human health (Wi-Fi merupakan ancaman penting bagi kesehatan manusia), diterbitkan oleh Environmental Research pada Juli 2018, mencantumkan daftar penelitian-penelitian sebelumnya tentang dampak negatif WiFi terhadap tubuh. Penelitian-penelitian tersebut menemukan bahwa WiFi berdampak pada: testis yang menyebabkan penurunan kesuburan pria, stress oksidatif, apoptosis (berhubungan dengan proses penting pada penyakit neurodegenerative atau penurunan fungsi otak), kerusakan DNA seluler (proses yang menyebabkan kanker), perubahan neuropsikiatri, hingga perubahan hormonal. Paparan WiFi yang berlebihan juga dikaitkan dengan terganggunya pembelajaran dan daya ingat, kurang tidur, dan kelelahan akibat berkurangnya sekresi melatonin dan meningkatnya sekresi norepinefrin di malam hari.
ADVERTISEMENT
Bagaimanapun, lama penggunaan perangkat elektronik juga dikaitkan dengan dampak negatif yang ditimbulkan. Pengamatan aktivitas otak yang terekam oleh electroencephalography menunjukkan hasil yang beragam, dengan studi yang bertolak belakang yang menunjukkan perubahan neuropsikiatri atau penggunaan WiFi yang tidak berpengaruh.
WiFi everywhere, anywhere | pixabay.com
Terpapar secara terus-menerus
WiFi yang menyala akan memancarkan radiasi. Bagaimanapun hal tersebut perlu diluruskan, karena tidak semua radiasi berbahaya. Perlu diketahui, ada dua jenis radiasi frekuensi radio EMF yang dihasilkan yaitu radiasi ionisasi dan non-ionisasi. Radiasi ionisasi adalah bentuk radiasi tingkat tinggi yang berpotensi merusak DNA. Beberapa contoh radiasi ionisasi adalah sinar ultraviolet dan sinar-x. Sedangkan radiasi non-ionisasi adalah bentuk radiasi tingkat rendah yang umumnya tidak berbahaya karena dianggap tidak berpotensi merusak DNA. Contohnya adalah router dan WiFi, perangkat komputer, ponsel, dan Bluetooth.
ADVERTISEMENT
Perhatian utama mengenai kekhawatiran penggunaan WiFi dan perangkat elektronik lainnya adalah, meskipun radiasi yang dipancarkannya rendah, WiFi dan perangkat elektronik ada di dekat kita dan selalu menyala bahkan ketika kita tidur. Ketika router WiFi mengirimkan data, maka ia akan memancarkan radiasi yang dapat diserap oleh tubuh. Semakin dekat jarak dengan WiFi maka semakin banyak radiasi yang masuk ke dalam tubuh. Namun begitu, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, meskipun tubuh terpapar langsung oleh radiasi WiFi, radiasi non-ionisasi tersebut tidak mampu merusak DNA dan sel secara langsung.
Hasil yang tidak konsisten
Penelitian mengenai dampak WiFi terhadap kesehatan masih terus berjalan hingga saat ini. Maka sangat wajar jika terdapat ketidakkonsistenan pada hasilnya. Jika beberapa penelitian berpendapat bahwa WiFi merupakan ancaman bagi kesehatan manusia, maka ada penelitian lain yang berpendapat bahwa tidak ada bukti ilmiah yang kuat tentang efek WiFi yang melebihi batas aman untuk kesehatan manusia. Namun jika kamu khawatir, maka kamu bisa menjauhi WiFi atau paling baik kurangi penggunaan berlebihan perangkat komputer dan seluler.
ADVERTISEMENT