Konten dari Pengguna

Arti Warna Menurut Berbagai Budaya di Indonesia (Bagian 2)

Lampu Edison
Edison 9955 kali gagal menemukan lampu pijar yang menyala. Jika ia berhenti di percobaan ke 9956, mungkin sekarang kita tidak akan punya lampu.
16 Juli 2020 15:36 WIB
clock
Diperbarui 11 Februari 2021 9:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pemilihan dan penggunaan warna tidak dapat kita pisahkan dari kehidupan kita sehari-hari. Warna menjadi simbol dan karakter dari seluruh aspek kehidupan dan simbolisme warna ternyata sangat erat kaitannya dengan ragam budaya Indonesia. Kira-kira apa saja ya arti warna-warna yang kita gunakan sehari-hari menurut beragam budaya dan suku di Indonesia?
ADVERTISEMENT
Hitam
Warna hitam merupakan warna yang sangat penting maknanya bagi sebagian besar suku budaya di Indonesia. Warna hitam ini kemudian selalu hadir dalam beragam kegiatan adat masyarakat yang sifatnya sakral seperti, pesta pernikahan, kematian atau pengambilan sumpah tokoh-tokoh kemasyarakatan. Suku Batak memaknai warna hitam sebagai simbol kerahasian, kewibawaan dan kepemimpinan, symbol Banua Toru (dunia bawah). Menurut Minang Kabau hitam adalah salah satu warna utama atau satu dari tiga warna kebesaran yang disebut dengan Marawa. Dalam Marawa, warna hitam melambangkan ketahanan yang disertai dengan kekayaan akal dan budi.
Pakaian adat dan rumah adat Suku Batak yang banyak menggunakan warna hitam. Sumber: Wikimedia Commons
Dalam keyakinan masyarakat Bali, warna hitam mewakili simbol golongan kalangan Sudra. Dalam konsep warna Tri Kono, hitam dikaitkan dengan fase kehidupan. Namun dalam konsep Nawa Sanggha warna hitam melambangkan Dewa Wishnu dan mengarah pada arah utara. Sedangkan bagi masyarakat Cina, warna hitam sendiri merupakan merupakan simbol dari unsur air (Shui), yang melambangkan keputusasaan dan kematian. Warna hitam pada masyarakat Jawa merupakan perlambang kebijaksanaan dan kesetaraan. Baju kebanyakan masyarakat Jawa atau batik tradisional yang dihasilkan didominasi oleh warna hitam, yang dikonotasikan dengan keberanian. Begitupun dalam kebudayaan Melayu warna hitam dianggap sebagai lambang keperkasaan Warna ini selalu dipakai oleh panglima dan hulubalang kerajaan.
ADVERTISEMENT
Putih
Selain warna hitam, warna putih pun merupakan salah satu warna yang sangat penting keberadaannya. Warna putih bagi sebagian besar kebudayaan di Indonesia melambangkan kesucian dan berkaitan erat dengan nuansa spiritualitas dan keagamaan. Warna putih kemudian banyak digunakan dalam upacara-upacara adat dan keagamaan. Bagi masyarakat Batak warna putih adalah lambang kesucian, kebenaran, kejujuran, dan ketulusan. Selain itu masyarakat Batak mempercayai warna putih sebagai simbol Benua Ginjang (dunia atas atau dunia dewa dewi).
Warna putih digunakan sebagai pakaian dalam ritual adat Suku Bali. Sumber: Pixabay
Masyarakat Minangkabau mempercayai warna putih sebagai simbol kesucian dan kepatutan. Begitu pula masyarakat Melayu menganggap warna putih sebagai tanda kesucian. Selain itu warna putih digunakan sebagai tanda berkabung. Asosiasi warna putih dengan kematian juga dipercayai oleh masyarakat Bali. Dalam konsep Tri Kono putih melambangkan fase kematian. Dan bergantian dengan warna kuning yang melambangkan keangkeran digunakan dalam prosesi dan upacara kematian seseorang. Warna putih melambangkan proses pembersihan dosa-dosa menuju kesucian.
ADVERTISEMENT
Bagi masyarakat Jawa, pada warna putih melekat makna kebersihan, kesucian kepolosan, keluguan, kejujuran, pemaaf, cinta, dan terang. Masyarakat Jawa juga menganggap warna putih memiliki kaitan erat dengan sifat religiusitas dan spiritual sehingga banyak digunakan dalam upacara adat keagamaan. Begitu pula suku Dayak memaknai warna putih karena dianggap sebagai simbolisasi kesucian iman seseorang kepada sang pencipta. Bagi Suku Asmat warna putih pun melambangkan kesucian. Warna ini dituangkan dalam lukisan-lukisan pada tubuh sebagai hiasan diri.
Hijau
Warna hijau bagi banyak budaya di Indonesia erat dikaitkan dengan hubungan dengan alam sekitar atau alam semesta. Bagi masyarakat Dayak penggunaan warna hijau dalam hiasan-hiasan manik batunya memiliki makna keterhubungan dengan alam semesta. Masyarakat Gorontalo memaknai warna hijau sebagai lambang kesuburan, kesejahteraan, kedamaian, dan kerukunan. Begitu pula dengan masyarakat Melayu, menganggap warna hijau sebagai lambang kesuburan dan kemakmuran.
Penari Kuda Lumping menggunakan warna hijau yang melambangkan kesuburan alam semesta. Sumber: Pixabay
Dalam konsep Nawa Sanggha Masyarakat Bali, warna hijau mewakili dewa Sangkara dengan arah mata angin Barat Laut. Warna hijau bagi masyarakat Bugis tradisional merupakan warna-warna yang hanya digunakan oleh kaum bangsawan. Hanya putri bangsawan Bugis yang dapat menggunakan baju bodo dengan warna hijau saat melangsungkan pernikahan. Masyarakat Jawa mengasosiasikan warna hijau sebagai lambang alam sekitar yang juga bermakna “harapan hidup”. Simbolisme ini mengajarkan untuk hidup sembari menjaga kelestarian alam. Sedangkan masyarakat Cina menganggap warna hijau sebagai simbol dari unsur kayu (Mu), yang melambangkan panjang umur, pertumbuhan dan keabadian.
Baju Bodo berwarna hijau, pada zaman dahulu hanya boleh dikenakan oleh putri Bangsawan Bugis. Sumber: Pixabay
FAN untuk Lampu Edison
ADVERTISEMENT
Sumber: 1, 2, 3, 4, 5, dan 6.