Konten dari Pengguna

Awal Mula Permainan Catur

Lampu Edison
Edison 9955 kali gagal menemukan lampu pijar yang menyala. Jika ia berhenti di percobaan ke 9956, mungkin sekarang kita tidak akan punya lampu.
15 Maret 2021 11:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber Gambar : Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Sumber Gambar : Pixabay
ADVERTISEMENT
Permainan catur sudah dimainkan sebelum abad ke-7 di daerah India Barat dan dikenal dengan sebutan Chaturanga. Chaturanga berasal dari bahasa sansekerta yang berartikan 4 pasukan perang. Hal ini merujuk kepada pasukan perang yang digunakan India pada zaman tersebut , pasukan kereta , pasukan berkuda, pasukan gajah, dan pasukan infantri yang berada di garis depan. Permainan Chaturanga ini dimainkan dengan bayangan miniatur dari kondisi perang yang sesungguhnya dan menempatkan semua buah catur berhadap-hadapan. Buah catur pada permainan Chaturanga juga masih cukup sama seperti catur yang kita ketahui selama ini, terdiri dari Raja, Menteri (Ratu), pasukan gajah, pasukan kuda, pasukan kereta (benteng), dan pasukan infantri (pion).Beberapa sejarawan mengatakan, chaturanga bermain dengan dadu persegi 64 kotak. Secara bertahap berubah menjadi shatranj atau bentuk lama catur. Chaturanga juga diperkirakan merupakan nenek moyang dari permainan strategi serupa yang berasal dari Dunia Timur, seperti xiangqi (catur Cina), janggi (catur Korea), dan shogi (catur Jepang).
ADVERTISEMENT
Pada abad keenam masehi, hubungan perdagangan dan budaya antara India dengan Iran mengakibatkan permainan ini tersebar ke Iran.[6] Istilah-istilah India dalam permainan ini diterjemahkan kedalam bahasa Iran, sebagai contoh, "Raja" diterjemahkan menjadi "Shah" (berarti Raja, dalam bahasa Persia).Tahun 641, Iran dikuasai oleh orang-orang Arab. Akibatnya, permainan ini tersebar ke Arab. Dari Arab, permainan ini tersebar ke daratan Eropa pada abad ke-11 melalui tiga jalan, yaitu ke Spanyol via Afrika Utara, ke Italia via Laut Tengah, dan ke Balkan via Turki. Dalam perkembangan catur, sejarah catur di Eropa banyak memperbarui permainan catur ini, antara lain sekitar pada abad ke-10 membuat papan caturnya berwarna hitam dan putih. Dahulunya, kotak-kotak tersebut berwarna sama. Kebanyakan orang-orang membuat arena permainan catur di atas pasir dengan garis. Di Eropa juga membuat peraturan bahwa menteri (ratu) boleh bergerak lebih leluasa baik maju ke depan maupun mendatar dan pion dibolehkan maju dua kotak pada langkah awal. Beberapa peraturan baru juga diujicobakan untuk meningkatkan kecepatan permainan dan kemungkinan strategi jangka-panjang. Hingga akhirnya pada sekitar tahun 1600, permainan catur berkembang menjadi catur modern yang sekarang.
ADVERTISEMENT
Setelah semua peraturan yang diberlakukan, permainan catur yang baku akhirnya di standarisasi dan pada tahun 1886 turnamen catur sudah digelar. Seorang pecatur yang telah memenangi berbagai turnamen berhak mendapatkan gelar catur yang sesuai dengan prestasinya. Dalam dunia catur terdapat beberapa macam gelar. Gelar Internasional yaitu Grandmaster (GM), Grandmaster Wanita (GMW), Master Internasional (MI), Master Internasional Wanita (MIW), Master FIDE (MF), Master FIDE Wanita (MFW), Candidate Master (CM) dan Woman Candidate Master Wanita (WCM). Gelar Internasonal dikeluarkan oleh FIDE (Organisasi Catur Dunia). Dan di Indonesia juga dikenal gelar lokal yaitu Master Nasional (MN), Master Nasional Wanita (MNW), Master Percasi (MP) dan Master Percasi Wanita (MPW). Gelar nasional dikeluarkan oleh PERCASI (Persatuan Catur Seluruh Indonesia).
ADVERTISEMENT