Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Bagaimana Cara Kerja Bola Lampu?
20 Juni 2018 22:43 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bola lampu yang efisien harus memiliki kemampuan untuk menyala dalam jangka waktu yang lama, membutuhkan energi sedikit mungkin untuk membuatnya menyala, dan sedikit mungkin menghasilkan efek panas yang tidak diinginkan.
ADVERTISEMENT
Bola lampu pertama terbuat dari kawat besi seperti platina yang jika dipanaskan oleh listrik akan menyala karena elektron yang dihasilkan oleh kawat besi ini bertabrakan dengan ion-ion secara random dan menghasilkan energi panas.
Namun, kawat besi seperti ini tidak memiliki energi untuk menyala cukup terang dan cenderung menjadikan bola kaca yang melindunginya menjadi berjelaga akibat menguapnya platina.
Thomas Alfa Edison kemudian memiliki ide untuk menggunakan karbon sebagai pengganti kawat yang diisolir dalam bola lampu vakum.
Bola lampu berbahan karbon ini cukup sukses secara komersial karena kondisi vakum mencegah karbon agar tidak bereaksi dengan molekul sekitarnya sehingga relatif tidak menghasilkan jelaga, terang, dan juga tahan lama hingga 1000 jam.
ADVERTISEMENT
Namun, seiring dengan waktu bola lampu berbahan karbon digantikan oleh yang memiliki titik leleh atau tahan panas hingga 3400 Kelvin dan dapat dipanaskan hingga 3000 Kelvin. Namun, tidak seperti lampu berbahan karbon yang dikunci di bola kaca vakum, lampu berbahan tungsten diisolir dalam bola lampu yang diisi oleh gas inert seperti Argon.
yang mengalami evaporasi kemudian didepositkan kembali ke filamennya untuk menjadikan filamen semakin menyala terang. Namun, untuk lampu jenis ini, tingkat keterangan dan tahan lamanya bola lampu berbanding terbalik. Maka untuk membuatnya tahan lama, tingkat terangnya dikurangi, maka warnanya menjadi kuning.
Terakhir, lampu halogen sangat populer dan sangat terang. Lampu ini juga terbuat dari tungsten, namun diisi oleh gas halogen. Gas halogen bereaksi dengan molekul dari tungsten yang mengalami evaporasi dan kemudian hasil evaporasi tersebut didepositkan kembali ke filamennya.
ADVERTISEMENT
Kelebihan lampu halogen ini adalah dapat menyala sangat terang dan tahan lama. Namun, karena nyalanya sangat terang, suhu pemanasannya juga tinggi mengharuskan bola lampunya tidak bisa terbuat dari kaca biasa namun diganti dengan kuarsa.
Sumber : Scienceabc