Benarkah Kehamilan Menurunkan Fungsi Kognitif Otak?

Lampu Edison
Edison 9955 kali gagal menemukan lampu pijar yang menyala. Jika ia berhenti di percobaan ke 9956, mungkin sekarang kita tidak akan punya lampu.
Konten dari Pengguna
18 Februari 2019 21:51 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ketika hamil wanita sering menjadi pelupa, kehilangan orientasi dan beberapa penelitian terkini membuktikan hal ini secara ilmiah. #userstory
ADVERTISEMENT
Sumber gambar: Pexels.
Banyak sekali mitos yang secara luas dan turun temurun dipercaya oleh masyarakat sehubungan dengan kehamilan. Salah satunya, wanita yang sedang hamil diyakini menjadi lebih pelupa dibandingkan saat sebelum hamil. Kondisi yang sering disebut sebagai pregnancy brain atau baby brain ini apakah benar adanya dan didasari oleh fakta ilmiah? atau hanya seperti mitos-mitos lain yang banyak diterima oleh masyarakat meski tidak berdasar?
Menurut kajian yang dilakukan oleh para peneliti dari Sekolah Psikologi Universitas Deakin—dan diterbitkan oleh the Medical Journal of Australia sekitar awal tahun lalu, pregnancy brain ini benar-benar terjadi. Dengan melalui meta analisis terhadap 20 penelitian berbeda terhadap sebanyak 709 wanita sedang hamil dan 521 wanita yang sedang tidak hamil. Analisis ini menunjukkan bahwa adanya perubahan kognitif yang terjadi selama proses kehamilan. Linda Byrne, associate supervisor dalam kajian ini menyebutkan beberapa gejala yang timbul dan dilaporkan dari kondisi ini seperti konsentrasi yang rendah, kosongnya pikiran, serta menjadi pelupa.
ADVERTISEMENT
Byrne juga menyebutkan hal ini kemudian mengamini kepercayaan masyarakat tentang mitos ibu hamil yang pelupa karena kajian tersebut menunjukkan adanya penurunan fungsi kognitif, kemampuan mengingat dan kemampuan untuk memecahkan masalah pada perempuan hamil secara signifikan dibandingkan dengan perempuan yang tidak sedang hamil. Hal ini banyak terjadi terutama pada trimester ketiga pada kehamilan.
Sasha Davies, PhD salah seorang peneliti yang terlibat menambahkan penelitian ini masih membutuhkan banyak kajian lebih lanjut karena menurutnya, banyak faktor yang mempengaruhi memori dan kemampuan kognitif seseorang. Masih menurut Davies sebagai kajian pendukung harus dilakukan perbandingan kemampuan kognitif perempuan yang sama, sebelum selama dan sesudah masa kehamilan.
Lebih lanjut, wanita yang sedang hamil memiliki kecemasan dan fokus tersendiri yang berkaitan dengan persiapan menjelang kelahiran. Hal ini juga sebelumnya yang disampaikan oleh Helen Christensen dari Australian National University mengenai pregnancy brain yang dianggap bukan sebagai penurunan kapasitas dari fungsi otak selama kehamilan melainkan adanya penurunan daya ingat yang ditimbulkan akibat kelelahan, kesibukan, stress bahkan kurang tidur yang banyak menjangkiti ibu hamil.
ADVERTISEMENT
Ditambahkan oleh Jane Martin dari Mount Sinai Medical Center New York, kurangnya waktu tidur dapat menyebabkan penurunan fungsi kognitif, apalagi disertai dengan kesibukan mengerjakan berbagai hal sekaligus. Peningkatan dan fluktuasi hormon juga ditengarai menjadi penyebab penurunan konsentrasi pada ibu hamil. Louann Brizendine dari University of California menyebutkan pada otak wanita yang sedang hamil terdapat progesterone dan estrogen 15 hingga 40 kali lebih banyak, sehingga tentunya mempengaruhi kerja neuron dalam otak. Kemudian setelah melahirkan otak kemudian dibanjiri oleh hormon oksitosin yang mempengaruhi kontraksi uterus dan produksi ASI, dan juga mempengaruhi kerja otak. Lanjutnya, kehamilan tidak merubah tingkat IQ seseorang melainkan prioritasnya.
Fluktuasi hormon juga mempengaruhi kesadaran spasial selama kehamilan. Berdasarkan penelitian yang dipimpin oleh Diane Farrar dari Bradford Institute for Health Research, Inggris, kehamilan terutama pada trimester kedua dan terakhir menurunkan kemampuan perempuan dalam mengenali lingkungan secara spasial dan efek ini bertahan selama 3 bulan setelah melahirkan. Wanita hamil cenderung akan kehilangan orientasi dan mengalami penurunan kemampuan mengingat lokasi atau arah jalan, sehingga menjadi mudah ling-lung.
ADVERTISEMENT
Hal ini dipengaruhi oleh adanya fluktuasi hormon dan mengganggu kerja hipokampus yang meregulasi ingatan spasial manusia. Penelitian ini juga mendukung klaim sebagian besar wanita yang mengaku sulit untuk mengingat arah karena menunjukkan adanya penurunan signifikan pada kemampuan mengingat secara spasial.
Meskipun pregnancy brain ini bukan sekedar mitos dan tidak dapat dihindari selama kehamilan ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh para wanita hamil untuk mengurangi dampak buruk yang mungkin dapat ditimbulkan oleh kondisi ini.
ADVERTISEMENT
Sumber:
www.deakin.edu.au/about-deakin/media-releases/articles/baby-brain-a-scientific-reality,-but-deakin-study-seeks-more-data
https://www.webmd.com/baby/features/memory_lapse_it_may_be_pregnancy_brain
https://www.news-medical.net/news/20100318/Expectant-motherse28099-spatial-memory-ability-reduces-during-later-stages-of-pregnancy.aspx