Benarkah Perempuan Lebih Banyak Bicara daripada Laki-Laki?

Lampu Edison
Edison 9955 kali gagal menemukan lampu pijar yang menyala. Jika ia berhenti di percobaan ke 9956, mungkin sekarang kita tidak akan punya lampu.
Konten dari Pengguna
17 Januari 2019 20:54 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pada umumnya masyarakat melekatkan sebuah stereotip, yakni perempuan berbicara lebih banyak dibandingkan laki-laki, namun apakah benar demikian?
ADVERTISEMENT
Masyarakat secara kolektif nampaknya menyetujui satu hal, bahwa perempuan lebih banyak dilabeli sebagai tukang gosip atau bermulut cerewet dibandingkan laki-laki.
Artinya, berdasarkan kepercayaan masyarakat luas termasuk masyarakat di Indonesia stereotip perempuan adalah lebih banyak bicara, dan stereotip laki-laki adalah pendiam sesuai dengan stereotip gender masing-masing. Selain itu literatur modern maupun klasik banyak yang secara langsung maupun tidak langsung menyetujui “urban legend” ini.
Dalam buku larisnya yang berjudul “The Female Brain”, yang banyak dikutip untuk mengamini kepercayaan masyarakat tersebut, Louanne Brizendine pada 2006 menyatakan bahwa perempuan mengeluarkan 20.000 kata perhari dibandingkan laki-laki yang hanya menggunakan rata-rata sebanyak 7.000 kata setiap harinya.
Klaim ini didasarkan pada adanya perbedaan cara kerja antara otak perempuan dan otak laki-laki. Dan ditemukannya protein yang berhubungan dengan kemampuan linguistik lebih banyak pada otak perempuan dibandingkan dengan otak laki-laki.
Menjalin hubungan asmara dengan kolega kerja (Foto: Thinkstock)
Anggapan ini sangat menarik karena tentu saja sesuai dengan persepsi yang telah dibangun oleh masyarakat mungkin sejak zaman manusia purba mulai berinteraksi secara sosial, bahwa kaum hawa lebih banyak berbicara, dan lebih mudah menyampaikan emosi lewat kata-kata yang mana berbanding terbalik dengan kaum adam.
ADVERTISEMENT
Namun hal ini kemudian dibantah, melalui penelitian-penelitian yang menyatakan bahwa perempuan dan laki-laki menggunakan hampir sama banyak kata per hari pada beragam konteks dan kondisi.
Campbell Leaper pada tahun 2004 dalam sebuah jurnal psikologi menyatakan berdasarkan kajiannya terhadap 73 orang anak diketahui bahwa anak perempuan memang lebih banyak berbicara dibanding anak laki-laki tetapi dengan jumlah kata yang hampir sama banyak. Kemudian pada tahun 2007, Leaper melakukan meta-analisis untuk mengkaji topik yang sama pada orang dewasa.
Hasilnya menunjukkan bahwa laki-laki dewasa lebih banyak bicara dibandingkan dengan perempuan dewasa, namun lagi-lagi dengan jumlah kata yang hampir sama banyaknya.
Hal menarik yang juga dapat diperhatikan berdasarkan laporan Leaper tersebut adalah laki-laki dewasa lebih banyak menggunakan kata-kata atau berbicara secara asertif, sedangkan perempuan dewasa lebih banyak berbicara secara afirmatif.
Ilustrasi wanita yang naik kesal (Foto: SIphotography/Thinkstock)
Temuan Leaper tersebut mendukung analisis yang dilakukan oleh Deborah James, seorang pakar linguistik bersama Janice Drakich seorang psikolog sosial terhadap 56 penelitian berbeda tentang perbedaan gaya percakapan antar gender pada tahun 1993.
ADVERTISEMENT
Mereka menemukan bahwa hanya ada dua penelitian yang menyatakan bahwa perempuan berbicara lebih banyak dari laki-laki. Sebanyak 34 penelitian menyatakan sebaliknya pada beberapa kondisi.
Namun dikarenakan adanya perbedaan cara dan kondisi penelitian-penelitian tersebut dilaksanakan, perbandingan secara langsung terhadap hasil penelitian sulit untuk dilakukan.
Lebih lanjut berdasarkan laporan James Pennebaker pada tahun 2007, yang melakukan rekaman terhadap percakapan harian 396 orang mahasiswa yang terdiri dari 210 perempuan dan 186 laki-laki di Texas Arizona dan Meksiko. Hasilnya menyatakan bahwa rata-rata perempuan dan laki-laki menggunakan jumlah kata yang sama setiap harinya.
Ngobrol dengan sahabat bisa jadi booster ASI (Foto: Shutterstock)
Rata-rata kaum hawa mengeluarkan sebanyak 16.215 kata per hari sedangkan kaum adam menggunakan rata-rata 15.669 kata setiap hari. Tidak ada perbedaan yang terlalu mencolok seperti angka 20.000 kata dibandin 7.000 kata yang dikutip secara massif oleh media, konselor pernikahan dan buku-buku self-help tentang relasi antar gender.
ADVERTISEMENT
Hal menarik lain yang juga dapat dipetik dari penelitian Pennebaker adalah perempuan memiliki kecenderungan untuk membicarakan orang lain dan laki-laki lebih memilih untuk banyak membicarakan hal-hal yang sifatnya konkret.
Satu lagi kepercayaan masyarakat yang didukung oleh bukti empiris, bahwa perempuan lebih suka bergosip dibandingkan laki-laki! Meski demikian hal ini tidak merubah fakta bahwa tidak ada perbedaan yang terlalu kontras seperti yang mulanya diklaim oleh Brizendine mengenai banyaknya kata yang digunakan antara perempuan dan laki-laki dalam satu hari.
Brizendine pun mengakui kekeliruan ini karena apa yang ia nyatakan tidak memiliki pendukung secara empiris dan ia berkenan untuk menghilangkannya pada buku edisi yang akan datang.
Sumber gambar: Pixabay
ADVERTISEMENT
Sumber:
https://www.bbc.com/future/story/20131112-do-women-talk-more-than-men
https://www.scientificamerican.com/article/women-talk-more-than-men/
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/15535753
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/18453467