Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Beracun tapi dikonsumsi: Malus pumila
10 November 2017 6:06 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Menimbulkan alergi di berbagai belahan dunia
Buah dan kulit apel dikenal kaya akan serat yang bagus bagi kesehatan tubuh, namun tidak semua orang mampu menyerap kandungan baik dari buah yang umumnya berwarna merah ini. Pada beberapa orang, misalnya yang sering terjadi di Eropa bagian Utara, mereka mengalami sebuah penyakit yang disebut birch-apple syndrome. Sindrom ini merupakan suatu bentuk alergi yang dipicu oleh protein dalam apel yang mirip dengan serbuk pohon birch, maka itulah mengapa alergi ini disebut birch-apple syndrome. Reaksi yang muncul pada sindrom ini mencakup gatal-gatal dan peradangan di bagian mulut dan tenggorokan. Dalam beberapa kasus yang ekstrim, dapat pula membahayakan kesehatan akibat adanya reaksi alergi berlebih bernama anaphylaxis, seperti muntah-muntah, sesak napas, dan tekanan darah rendah dalam jangka waktu yang lama. Seseorang yang mengalami alergi akibat protein pada apel, bukan tidak mungkin akan menunjukkan reaksi serupa saat mengonsumsi buah-buahan, kacang-kacangan, dan sayur-sayuran lainnya. Akan tetapi, reaksi semacam ini dapat diminimalisir dengan proses pemanasan atau pematangan. Di luar itu, biji apel juga ternyata mengandung komponen sianida, meski dalam jumlah yang kecil.

Sumber gambar: https://www.isons.com/
ADVERTISEMENT