Konten dari Pengguna

Beracun tapi dikonsumsi: Nyonya Puff di Kehidupan Nyata

Lampu Edison
Edison 9955 kali gagal menemukan lampu pijar yang menyala. Jika ia berhenti di percobaan ke 9956, mungkin sekarang kita tidak akan punya lampu.
10 November 2017 16:56 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pengolahannya oleh chef bersertifikat
Kalau kita sering menyaksikan Spongebob Squarepants, tentu tak asing lagi dengan Nyonya Puff sih ikan buntal. Dalam kartun tersebut, digambarkan Nyonya Puff akan menggembungkan dirinya ketika berada dalam kondisi yang membahayakan, misalnya saat Spongebob menabrak ketika sedang belajar mobil. Tidak berbeda dengan yang tergambar tersebut, dalam dunia nyata ikan buntal yang memiliki perut elastis juga akan menggembungkan badannya untuk melindungi diri dari predator. Selain memiliki perut elastis untuk melindungi diri, sebagian besar ikan buntal juga mengandung tetrodotoxin, yaitu senyawa yang 1200 kali lebih beracun dibanding sianida. Bahkan racun pada ikan buntal mampu membunuh 30 orang manusia, dan belum ada yang mampu menangkal racun tersebut. Meski begitu, di Jepang sendiri, ikan buntal masih tetap dikonsumsi dengan pengolahan dilakukan chef professional dan bersertifikat. Tentu saja hal ini membuat harga ikan buntal yang disebut sebagai Fugu sangat tinggi dan hanya mampu dikonsumsi kalangan tertentu.
Beracun tapi dikonsumsi: Nyonya Puff di Kehidupan Nyata
zoom-in-whitePerbesar
Sumber gambar: https://kids.nationalgeographic.com/
ADVERTISEMENT