Konten dari Pengguna

Berapa Banyak Kalori Yang Dibakar Otak Ketika Berpikir?

Lampu Edison
Edison 9955 kali gagal menemukan lampu pijar yang menyala. Jika ia berhenti di percobaan ke 9956, mungkin sekarang kita tidak akan punya lampu.
16 November 2019 21:03 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pada tahun 1984, Kejuaraan Catur Dunia dibatalkan dengan tiba-tiba, karena tubuh Anatoly Karpov (pemain elit Rusia) yang sangat kurus.
ADVERTISEMENT
Selama lima bulan terakhir, Karpov telah mengikuti puluhan pertandingan, dan dilaporkan bahwa Ia telah kehilangan 10 kilogram berat badannya, sehingga penyelenggara kompetisi mengkhawatirkan kesehatannya. Ternyata efek fisik ekstrim dari permainan ini juga dialami oleh para pemain catur lainnya. Meskipun pemain catur lainnya tidak mengalami penurunan berat badan se-drastis Karpov, ESPN melaporkan bahwa para pemain catur elit dapat membakar hingga 6.000 kalori dalam satu hari, tanpa bergerak dari tempat duduk mereka.
Dari kasus tersebut tentu kalian bertanya-tanya, Apakah aktivitas yang sebagian besarnya menggunakan otak, seperti bermain catur, menyerap energi yang sangat besar? Dan apakah ini mengindikasikan bahwa berpikir lebih keras adalah cara sederhana untuk menurunkan berat badan? Untuk menjawab pertanyaan ini, pertama-tama kita perlu memahami berapa banyak energi yang digunakan oleh otak normal.
ADVERTISEMENT
Ketika tubuh dalam keadaan diam atau tidak terlibat dalam aktivitas apa pun (selain bernapas, mencerna, dan menjaga suhu tubuh), otak menghabiskan 20% hingga 25% dari keseluruhan energi tubuh, terutama dalam bentuk glukosa. Itu berarti bahwa ada 350 atau 450 kalori yang terpakai oleh otak per hari, untuk rata-rata wanita atau pria. Selama masa kanak-kanak, otak bahkan lebih rakus. Menurut Doug Boyer, seorang profesor antropologi evolusi dari Duke University, pada usia rata-rata 5-6 tahun, otak dapat menggunakan lebih dari 60% energi tubuh. Kebiasaan pemakaian glukosa yang tinggi ini menjadikan otak sebagai organ tubuh yang paling mahal energi, walupun hanya mewakili 2% dari berat tubuh.
Bersama dengan mahasiswa pascasarjana antropologi evolusioner dari Duke University, Arianna Harrington, yang mempelajari penggunaan energi dalam otak mamalia, Boyer melakukan penelitian yang mengungkapkan bahwa mamalia yang sangat kecil seperti tupai dan marmoset kerdil mengeluarkan banyak energi mereka ke otak seperti halnya pada manusia.
ADVERTISEMENT
Boyer percaya bahwa alasannya adalah meskipun otaknya ringan, otak manusia relatif besar terhadap bagian tubuh lainnya. Seperti yang dilansir dari situs Live Science, Boyer menambahkan bahwa jika kalian memiliki otak yang relatif besar terhadap ukuran tubuh kalian, maka akan menyebabkan metabolisme yang lebih tinggi.
Harrington menyatakan bahwa sebagian besar energi yang dibawa oleh otak memungkinkan neuron di otak berkomunikasi satu sama lain, melalui sinyal kimia yang ditransmisikan melintasi struktur sel yang disebut sinapsis. Banyak energi yang digunakan untuk “firing” sinapsis. Proses ini juga melibatkan banyak transportasi ion melintasi membran, yang dianggap sebagai salah satu proses paling menghabiskan energi di otak.
Selain itu, otak tidak pernah benar-benar beristirahat, Harrington menjelaskan bahwa ketika kita tidur, otak masih membutuhkan bahan bakar agar dapat terus mengeluarkan sinyal antar sel untuk menjaga fungsi tubuh kita. Disamping itu, untuk menjaga kondisi otak, terdapat sel-sel yang bertugas menyalurkan makanan menuju neuron. Sel-sel ini juga membutuhkan sebagian dari glukosa tubuh untuk bertahan hidup dan menjalankan fungsi mereka.
ADVERTISEMENT
Karena otak adalah pengguna energi yang sangat besar, apakah itu berarti semakin banyak kita menggunakan otak, semakin banyak energi yang diserapnya dan semakin banyak kalori terbakar?
Secara teknis, jawabannya adalah ya. Untuk menjalankan fungsi yang sulit secara kognitif, otak membutuhkan lebih banyak glukosa dibandingkan pada aktivitas yang sederhana. Menurut Claude Messier, seorang profesor psikologi dan ilmu saraf di University of Ottawa, Kanada, Ketika kalian berlatih untuk mempelajari sesuatu yang baru, otak kalian akan beradaptasi untuk meningkatkan transfer energi di bagian (otak) yang diaktifkan. Ketika kalian sudah lebih terampil, otak tidak lagi harus bekerja keras untuk melakukan tugas itu, sehingga energi yang dibutuhkan menjadi lebih sedikit.
Namun, Messier menambahkan bahwa mempelajari tugas baru atau melakukan sesuatu yang sulit sebenarnya bukan pekerjaan otak yang paling menguras energi. Faktanya, Ketika kita mempelajari hal-hal baru atau belajar bagaimana melakukan aktivitas baru, jumlah energi yang masuk agak kecil dibandingkan dengan keseluruhan konsumsi energi otak.
ADVERTISEMENT
Sependapat dengan Messier, Harrington menjelaskan bahwa otak mampu mengalirkan darah dan juga energi ke daerah-daerah tertentu yang sedang aktif pada saat itu. Tetapi ketersediaan energi keseluruhan di otak dianggap konstan. Jadi, walaupun mungkin ada lonjakan energi yang signifikan di daerah otak ketika kita melakukan tugas-tugas kognitif yang sulit, kegiatan ini tidak signifikan mengubah jumlah energi secara keseluruhan.
Jika itu benar, bagaimana kita menjelaskan kasus yang dialami Karpov dan pemain catur lainnya?
Beberapa ahli sepakat bahwa perubahan fisik yang dialami oleh karpov dan pemain catur lainnya, sebagian besar disebabkan oleh stress dan pengurangan konsumsi makanan, bukan kelelahan mental. Pemain catur elit berada di bawah tekanan kuat yang menyebabkan stress dan dapat menyebabkan peningkatan detak jantung, pernapasan lebih cepat dan berkeringat. Seiring waktu gabungan efek ini akan membakar kalori. Selain itu, pemain elit terkadang harus duduk selama 8 jam pada suatu waktu, yang dapat mengganggu pola makan mereka.
ADVERTISEMENT
Menurut Messier, menjaga tubuh agar tetap aktif dalam jangka waktu yang lama adalah hal yang menghabiskan banyak energy. Jika kalian tidak bisa menjaga pola makan, kalian mungkin akan mengalami penurunan berat badan.
Gambar : Karpov di masa mudanya. Sumber Gambar : Wikipedia
Sumber :
https://www.livescience.com/burn-calories-brain.html