Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Konten dari Pengguna
Biomimikri: 7 Desain Cerdas yang Terinspirasi oleh Alam (Part 2)
17 Agustus 2019 9:33 WIB
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pada artikel Bagian 1, kita telah membahas tentang teknologi yang terinspirasi oleh kingfisher, burung pelatuk, dan paus bungkuk. Selain itu masih ada desain mengesankan lainnya yang terinspirasi oleh alam. Berikut ini empat biomimikri menarik lainnya:
ADVERTISEMENT
4. Hiu dan Pakaian Renang
Seperti yang kita ketahui, hiu adalah salah satu predator puncak dalam rantai makanan di lautan. Indra penciuman mereka yang tajam, rahang yang kuat, dan gigi yan selalu mengalami regenerasi, menjadikan mereka pemburu yang handal. Namun ternyata ada satu hal faktor lain lagi yang menjadikan hiu salah satu perenang paling efisien, yaitu kulitnya.
NASA melakukan observasi pola mikroskopik pada kulit hiu, mereka melihat adanya alur-alur kecil pada kulit hiu, yang dikenal sebagai “dermal denticles”. Lapisan kulit ini terlihat seperti gerigi kecil yang fleksibel. Saat hiu bergerak, kulit dentikel ini menciptakan zona tekanan rendah dan mengurangi gaya gesek dengan air sehingga memungkinkan hiu untuk “tertarik” ke arah depan dengan lebih mulus dan cepat.
ADVERTISEMENT
Speedo, sebuah perusahan pakaian renang dan aksesoris renang terkemuka di dunia, meniru teknologi kulit dentikel dan menerapkannya pada pakaian renang yang digunakan atlet renang pada Olimpiade 2008. Smithsonian mengungkapkan, setidaknya 98 persen peraih medali di Olimpiade 2008 dimenangkan oleh perenang yang mengenakan “pakaian renang kulit hiu” ini. Sejak saat itu teknologi kulit dentikel dilarang dalam kompetisi Olimpiade.
5. Rayap dan Sistem Ventilasi
Biomimikri tidak selalu tentang meniru anatomi suatu spesies, namun juga tentang struktur yang dibangun oleh spesies tersebut. Sebagai contoh adalah struktur rumah rayap.
Rayap dikenal karena kemampuannya dalam membangun “rumah” dengan sistem ventilasi terbaik. dalam kondisi panas sekalipun, suhu dalam rumah rayap tetap terjaga kesejukannya. Terinspirasi dari sistem ventilasi rumah rayap, Perusahaan Teknik Arup, membangun pusat perbelanjaan di Zimbabwe dengan sistem ventilasi konveksi alami. Berkat sistem ventilasi konveksi alami ini, listrik yang dibutuhkan lebih sedikit 10 persen daripada gadung konvensional yang ber-AC.
ADVERTISEMENT
6. Kumbang Namibia dan Sistem Pemanenan Air
Kumbang namibia atau dikenal sebagai kumbang stenocara, hidup di area gurun Afrika Namibia yang sangat gersang. Namun makhluk kecil ini mampu memanen air dari iklim extrem gurun. Kumbang namibia mampu mengembunkan uap udara yang sangat tipis di sekitarnya menjadi tetesan air di cangkangnya. Pola titik-titik pada cangkang kumbang namibia memungkinkan air untuk mengalirkan air dari arah punggung menuju kepala dan mulut kumbang sehingga kumbang dapat minum air.
Mengadopsi struktur tubuh kumbang, akademisi sedang mengembangkan sebuah teknologi yang mampu memanen air dari udara. Selain itu MIT juga sedang menciptakan sebuah struktur yang dapat digunakan sebagai pendingin dan bahkan dapat membersihkan tumpahan racun secara otomatis.
ADVERTISEMENT
7. Tokek dan Panjat Tebing
Pernah bertanya-tanya mengapa tokek dapat hinggap di dinding yang vertikal, bahkan berjalan pada bidang yang terbalik? Jari tokek terlihat seperti memiliki perekat yang lengket seperti halnya plester luka yang begitu rekat. Faktanya, bukan jari mereka lengket namun mereka memiliki suatu struktur yang membuat mereka “lengket” pada sebuah bidang.
Para peneliti menemukan bahwa ternyata jari-jari tokek dipenuhi oleh ratusan rambut mikroskopis yang dikenal sebagai setae. Tiap setae terdiri atas ratusan bulu yang lebih kecil yang disebut sebagai spatula. Para peneliti juga menemukan bahwa adanya sudut tertentu menyebabkan tokek dapat menempel pada dinding dengan sempurna.
Alex Greaney, seorang profesor teknik dari Oregon State University, dan tim peneliti, membuat model matematika yang menunjukkan bagaimana sudut satae dan kekuatan pada kaki tokek yang dapat melekat halus namun kuat pada dinding. Satae yang tumbuh di telapak kaki tokek tidak berdiri tegak lurus 90 derajat, namun tumbuh dengan sudut miring. Model matematika menunjukkan bahwa jika satae ditekukkan pada dinding, maka area permukaan satae yang menempel di dinding akan semakin luas, sehingga dapat menopang beban yang lebih berat.
ADVERTISEMENT
Saat ini para ilmuwan dan peneliti terinspirasi untuk menggunakan desain jari kaki tokek untuk menciptakan sebuah alat yang memunkinkan manusia dapat memanjat dinding dengan mudah.
Sumber:
https://www.digitaltrends.com/cool-tech/biomimicry-examples/
Livescience: How Geckos Stick and Unstick