Cara Berdiplomasi Aneh yang Ada di Dunia (1)

Lampu Edison
Edison 9955 kali gagal menemukan lampu pijar yang menyala. Jika ia berhenti di percobaan ke 9956, mungkin sekarang kita tidak akan punya lampu.
Konten dari Pengguna
17 Mei 2019 19:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Diplomasi tidak melulu tentang orang-orang yang memakai jas dan rapat-rapat resmi kelas atas. Ada juga cara berdiplomasi yang mungkin tidak kamu duga. Menariknya, diplomasi tidak melulu melibatkan manusia. Hewan, makanan, olahraga, dan hal lainnya dapat digunakan untuk berdiplomasi. Berikut adalah beberapa di antaranya:
ADVERTISEMENT
Diplomasi panda
Panda. Sumber gambar: Wikimedia Commons.
Pemerintah China telah menggunakan panda untuk berdiplomasi sejak lama. China meminjamkan panda kepada pemerintah negara lain sebagai usaha untuk memperkuat hubungan kedua negara. Namun negara yang menerima panda dari China tidak secara langsung masuk dalam list negara “baik” menurut China. Meminjamkan panda hanyalah langkah awal saja.
Para pengamat politik mengatakan bahwa diplomasi panda tersebut telah menghasilkan banyak kesepakatan yang menguntungkan bagi Cina. Pada tahun 2011, pemerintah Skotlandia menandatangani kontrak senilai 2,6 milyar Poundsterling dengan China setelah menerima beberapa Panda. Sementara Australia, Kanada, dan Prancis juga setuju untuk menjual uranium kepada China setelah menerima Panda.
Ketika panda-panda tersebut disimpan di kebun binatang negara-negara yang menerimanya, China menggunakan uranium untuk meningkatkan kapasitas nuklir mereka. Pemerintah China sebenarnya adalah pemilik asli panda yang ada di kebun binatang di seluruh dunia. Jika faktanya seperti ini, tidak diragukan lagi bahwa panda adalah diplomat Cina yang paling berjasa.
ADVERTISEMENT
Diplomasi gastro
Makanan. Sumber gambar: Wikimedia Commons.
Diplomasi gastro adalah cara berdiplomasi dengan menggunakan makanan untuk mempererat hubungan antara satu negara dengan negara yang lain. Cara ini banyak digunakan di AS. Negara-negara seperti Korea Selatan dan Thailand melatih warganya untuk belajar memasak makanan nasional mereka sebelum dikirim ke AS. Itulah alasan mengapa restoran Thailand dan Korea Selatan sangat populer di AS.
Hilary Clinton juga pernah mencoba untuk menciptakan diplomasi gastro versi AS ketika ia menjabat sebagai sekretaris negara. Ia meluncurkan chef ambassador yang berisi 80 chef yang ditugaskan memasak untuk para pemimpin negara dan diplomat.
Diplomasi gastro sebenarnya bukanlah hal yang baru. Cara ini telah digunakan sejak zaman Romawi kuno.
Diplomasi perangkap hutang
Yuan China. Sumber gambar: Wikimedia Commons.
Perangkap hutang adalah taktik diplomasi lain yang digunakan oleh China. Caranya mudah saja. China akan memberikan pinjaman yang sangat besar kepada negara miskin untuk membangun infrastrukturnya. China tahu bahwa negara-negara tersebut tidak bisa mengembalikan pinjaman tersebut, tapi itulah yang diharapkan oleh China.
ADVERTISEMENT
Negara-negara miskin tersebut tergiur dengan pinjaman yang diberikan oleh China namun akhirnya mereka menyadari kesalahan yang mereka buat ketika tiba waktunya untuk membayar.
Pada tahun 2011, Tajikistan harus menyerahkan sebagian tanahnya yang berbatasan dengan China setelah tidak bisa membayar balik pinjaman yang diberikan China. Sebelumnya memang sudah ada sengketa atas tanah tersebut antara Cina dan Tajikistan. Namun akhirnya Tajikistan-pun menyerah.
Pada tahun 2017, Sri Lanka harus merelakan sebuah pelabuhannya yang sangat penting kepada China selama 99 tahun sebagai bentuk pengembalian pinjaman yang mereka terima sebesar 1 milyar Dollar.
Tidak sampai di situ, negara-negara seperti Montenegro, Fiji, dan Tonga juga keteteran membayar balik pinjaman ke China. Fiji berhutang 500 juta Dollar, sementara Tonga berhutang 160 juta Dollar, atau sekitar sepertiga dari PDB mereka.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 2018, Perdana Menteri Tonga sangat putus asa dengan kejadian yang menimpa negaranya. Ia-pun membuat pernyataan terbuka untuk meminta negara-negara di kepulauan Pasifik untuk tidak menerima pinjaman apapun dari China. Namun, beberapa hari setelahnya, ia pun menarik kembali kata-katanya tanpa ada alasan yang jelas.
Beberapa negara menyadari diplomasi perangkap hutang China setelah China mengambil alih pelabuhan Sri Lanka. Nepal, Pakistan, Sierra Leone, Bangladesh dan bahkan Malaysia membatalkan rencana pinjaman yang akan mereka ambil dari China. Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad mengatakan bahwa ia membatalakan pinjaman 20 milyar Dollar dari China karena ia tidak ingin Malaysia menjadi negara jajahan China.
Satu-satunya negara yang tidak belajar dari pengalaman Sri Lanka adalah Sri Lanka. Pada tahun 2018, negara tersebut meminjam 1 juta milyar Dollar lagi dari China.
ADVERTISEMENT