Konten dari Pengguna

Eksperimen 'Little Albert' yang Menabrak Batas Etika

Lampu Edison
Edison 9955 kali gagal menemukan lampu pijar yang menyala. Jika ia berhenti di percobaan ke 9956, mungkin sekarang kita tidak akan punya lampu.
13 April 2018 2:37 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Banyak cara yang dilakukan oleh peneliti untuk membuktikan hipotesisnya atau menangkap fenomena-fenomena yang ada di masyarakat. Salah satunya yang dilakukan John B. Watson pada tahun 1920.
ADVERTISEMENT
Ia ingin membuktikan teori mengenai classical conditioning yang memasangkan stimulus yang terkondisi dan stimulus tidak terkondisi untuk menghasilkan hasil yang serupa.
Teori ini umumnya berkaitan dengan Pavlov. Pencetus classical conditioning ini sebelumnya melakukan eksperimen terhadap anjing dengan cara memberikan daging bersamaan dengan dibunyikannya bel, untuk mendapat respons berupa keluarnya air liur pada anjing tersebut, meski ketika hanya bel yang dibunyikan (tanpa diikuti pemberian daging).
Watson sendiri melakukan eksperimen terhadap bayi berumur 9 bulan yang dipanggilnya sebagai Albert. Albert yang sebelumnya tidak memiliki ketakutan pada apapun.
Setelah penelitian tersebut, ia menjadi takut dengan tikus putih dan kebanyakan binatang, serta benda-benda yang berbulu.
Mirip dengan yang dilakukan Pavlov, Watson memberikan tikus putih kepada Albert dibarengi dengan memukulkan palu ke besi yang tentu saja membuat Albert ketakutan karena suara keras yang dihasilkan.
ADVERTISEMENT
Sampai pada akhirnya Albert mengalami phobia terhadap benda berbulu dan sebagian besar hewan, khususnya tikus putih. Sementara penelitinya menilai itu sebagai sebuah keberhasilan.
Sumber gambar: commons.wikimedia.org