Konten dari Pengguna

Es Krim yang Tidak Meleleh Diciptakan di Jepang

Lampu Edison
Edison 9955 kali gagal menemukan lampu pijar yang menyala. Jika ia berhenti di percobaan ke 9956, mungkin sekarang kita tidak akan punya lampu.
9 April 2018 0:28 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Setelah gempa dan tsunami yang melanda Tohoku di tahun 2011 menghancurkan Jepang, seorang chef ditugasi untuk mencari tahu apa yang dapat dilakukan terhadap polifenol stroberi, yaitu senyawa kimia yang diekstrak dari stroberi.
ADVERTISEMENT
Buah-buahan tersebut sebelumnya tidak ada yang membeli dikarenakan bentuknya yang tidak sesuai akibat gempa yang melanda area tersebut. Pusat Penelitian Pengembangan Bioterapi Jepang kemudian berpikir untuk memanfaatkan stroberi-stroberi tersebut agar tidak terbuang sia-sia, dengan menggunakan polifenol.
Mereka meminta seorang chef untuk membuat hidangan penutup, namun setiap senyawa kimia tersebut (polifenol stroberi) ditambahkan ke dalam krim, krim akan menjadi mengeras. Menurut Tomihisa Ota, profesor farmasi emeritus di Universitas Kanazawa, fenomena ini disebabkan adanya sifat dari cairan polifenol yang menyulitkan air dan minyak untuk menyatu.
Maka ketika es loli mengandung senyawa polifenol, ia akan berada pada bentuk yang sama dalam waktu yang cukup panjang dan tidak akan meleleh. Dengan teknologi ini, Ota dan para ilmuwan lainnya mengembangkan es loli Kanzawa yang melanda toko-toko di Jepang dengan keunggulan tidak mudah leleh.
ADVERTISEMENT
Tidak berhenti sampai di situ, kini mereka membuat es krim Kanazawa yang lembut dan dapat mempertahankan bentuknya pada suhu 40 derajat Celcius (104 derajat Fahrenheit).
Sumber gambar: commons.wikimedia.org